eQuator – Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa para pejuang, setiap 10 November Indonesia memperingati Hari Pahlawan, agar semangat kepahlawanan selalu bergelora di hati.
Wujud dari peringatan hari Pahlawan, agar masyarakat Indonesia sebagai generasi penerus bangsa, tetap menjaga dan memelihara perjuangan nilai-nilai kepahlawanan dalam memperjuangkan bangsa Indonesia.
Pada peringatan hari Pahlawan tahun ini, Pemkab memberikan tali asih kepada 27 veteran, khususnya yang tinggal di wilayah Kubu Raya. “Nantinya tali asih tersebut kami tingkatkan, agar membawa semangat terhadap veteran,” ungkap Wakil Bupati Drs Hermanus MSi usai upacara peringatan Hari Pahlawan di halaman kantor bupati, Selasa (10/11).
Wakil Bupati Hermanus bertindak sebagai inspektur upacara, dihadiri Ketua DPRD Kubu Raya, pejabat eselon serta muspida, pelajar, mahasiswa, organiasi pemuda TNI dan Polri serta pegawai di lingkungan Pemkab Kubu Raya.
Hermanus mengingatkan pentingnya mengenang dan menghargai perjuangan para pahlawan. Karena mereka membawa bangsa Indonesia merdeka dan menjadi negara yang berdaulat, bertumbuh dengan kebhinekaan tunggal ika, sebagaimana yang dirasakan masyarakat Indonesia saat ini. Menurut Hermanus, berjuang sekarang tidak lagi dengan mengangkat senjata, tapi melalui pikiran, pengabdian dan kesetiaan kepada NKRI.
“Meneruskan perjuangan para pahlawan, dengan mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Sekarang ini berjuang bukan dengan senjata, tapi dengan pikiran. Seharusnya mereka bisa menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di Kubu Raya. Agar perjuangan para pahlawan menjadi inspirasi bagi kita dalam menjalankan tugas dan pengabdian kepada bangsa dan negara,” ujar Hermanus.
Pada 70 tahun lalu, tepatnya 10 November 1945, terjadi pertempuran bersejarah rakyat Surabaya melawan tentara Inggris. Dalam rangka memperingati hari Pahlawan setiap 10 November, Pemkab Kubu Raya mengajak masyarakat mengheningkan cipta serentak di masing-masing daerah, masing-masing desa dan kecamatan. Sikap nasionalisme para pahlawan juga patut dicontoh dan diteladani. Selain itu, semangat perjuangan para pahlawan juga seyogiyanya terpatri dalam diri setiap anak bangsa.
“Kalau dulu kan berjuang dengan senjata, merdeka atau mati. Kalau sekarang kan tidak. Kepandaiannya masing-masing. Misalnya guru berjuang di perbatasan jauh, itu juga bela negara,” ungkap Hermanus.
Wakil Bupati Hermanus juga mengajak elemen bangsa untuk tetap menjaga kedaulatan. Dia berharap Indonesia mampu berdikari sebagai bentuk nyata kedaulatan bangsa.
Pada 10 November 2015 ini bukan momentum sekedar hadiah buat Indonesia. Namun momentum di mana bangsa Indonesia kembali mengingat seberapa besar jasa para pahlawan yang sudah berjuang keras memerdekakan tanah air ini.
Sebagaimana ungkapan populer menyebutkan, ‘Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa pahlawannya’. Apabila bangsa tidak memiliki pahlawan, berarti sama saja bahwa bangsa tersebut tidak mempunyai hal yang dibanggakan. Apabila suatu bangsa tak mempunyai sosok yang patut untuk dibanggakan, maka bangsa itu merupakan satu bangsa yang belum memiliki harga diri.
“Oleh sebab itu, hari ini (kemarin) kita peringati perjuangan pahlawan kita, sebagai bentuk jati diri kita sebagai generasi bangsa ini, sebagai pejuang bagi berdiri tegapnya NKRI kita,” tegas Hermanus. (sul)