Harga Daging Perlu Terus Dipantau

ilustrasi. net

eQuator – Pontianak-RK. DPRD Provinsi Kalbar mendesak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar untuk memantau kondisi pasar menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru ihwal kenaikan harga daging.
Kenaikan harga daging, seperti daging ayam di pasaran saat ini mulai dirasakan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Dengan harga yang saat ini tinggi ini merupakan siklus yang rutin terjadi. Kita sebenarnya berharap dalam kondisi seperti ini, dinas peternakan turun melihat yang terjadi di lapangan,” harap Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalbar, Machael Yan Sriwidodo di Gedung DPRD Provinsi Kalbar, Rabu (16/12).
Ia menjelaskan, selama ini adanya jaminan dari asosiasi peternakan terkait suplai daging yang dinyatakan cukup. Namun, ternyata di lapangan harga daging naik.
“Kita tidak memungkiri suplai daging cukup, namun selalu masalah di harga. Ini seharusnya menjadi cerminan. Jadi pelajaran instansi terkait selaku pembina teknis adalah dinas peternakan,” tegasnya.
Permasalahan saat ini adalah untuk jumlah pemain atau pengusaha ini masih terbilang sedikit sehingga begitu gampang mengatur suplai dan harga.
Mengenai adanya informasi aturan pemangkasan terhadap indukan supaya suplai dikurangi sehingga adanya keseimbangan yang terjadi. Namun tentunya hal itu dalam kondisi normal atau hari biasa. “Namun kalau kondisi jelang hari raya ini tentunya harus diantisipasi adanya kestabilan harga,” ulasnya.
Sebelumnya, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar memastikan kondisi stok ketersedian kebutuhan daging menjelang Natal dan Tahun Baru dipastikan aman serta mencukupi di wilayah Kalbar.
“Baru sebagian data yang masuk. Namun diperkirakan stok aman dan mencukupi, baik daging maupun telur serta ayam,” ucap Abdul Manaf Mustafa.
Ia menjelaskan, Natal biasanya permintaan ada sedikit peningkatan. Namun tidak sesignifikan seperti Hari Raya Idul Fitri. “Kita melihat Natal dan Tahun Baru ini paling peningkatannya 10 persen. Yang meningkat seperti telur, daging ayam sekitar 30 persen, daging babi 30 persen. Sapi tidak ada peningkatan,” bebernya. (fie)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.