eQuator.co.id – CIREBON – Harga Beras di Indonesia ternyata paling mahal Se – Asia Tenggara dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Pasalnya, harga beras di dunia berkisar diangka 3500 sampai 4000 US dollar per ton. Diprediksi, seluruh negara di dunia berbondong-bondong impor ke Indonesia.
Kepala Sub Divre Cirebon Miftahul Ulum, mengatakan, harga beras impor akan jauh lebih murah dibadingkan dengan beras asli Indonesia. Sebab, harga beras impor estimasinya sebesar Rp6-7ribu per kilo yang didalamnya sudah include biaya ongkos kirim dan ongkos angkut.
Kendati demikian, beras impor belum tentu mengusai pasar Indonesia. “Semua itu tergantung dari hasil panen petani. Tapi, semuanya tetap dikembalikan lagi kepada kebijakan pemerintah pusat,” ujar Ulum, kepada Radar, usai mengikuti rapat koordinasi kebijakan perberasan di kantor ketahanan pangan kota cirebon, Rabu (24/2)
Dia mengakui, secara kualitas beras impor jauh lebih bagus dibandingkan dengan beras lokal. Sebab, beras impor semuanya berwarna putih. Sedangkan, warna beras di Indonesia tidak merata lantaran factor alam. Hanya saja, ada satu perbedaan yakni di rasa. “Beras kita warnanya ada yang putih ada juga yang burem. Tapi, untuk rasa beras kita lebih enak,” tuturnya.
Menurut Ulum, berdasarkan kutipan statement Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia Bustanul Arifin, dugaan masih tingginya harga beras di Indonesia, selain disebabkan terjadinya ekonomi biaya tinggi, kemungkinan lain juga dipicu adanya kebocoran subsidi pupuk maupun benih.
Subsidi pupuk yang dicanangkan pemerintah pada 2015, dianggarkan mencapai Rp 39,5 triliun. Kenyataan di lapangan, harga pupuk bersubsidi masih mahal berkisar Rp2.200 per kg. Padahal seharusnya bisa mencapai Rp1.950 per kg.
“Untuk benih juga disubsidi di atas Rp1 triliun, ternyata mencari benih sampai sekarang masih susah,” kata Ulum mengikuti kutipan busnatul arifin. (sam)