eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pesona Kulminasi Matahari kembali akan digelar 21-23 Maret. Event Kota Pontianak dua tahun sekali ini akan dikemas lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
“Akan ada atraksi yang menggandeng berbagai komunitas kreatif, pelajar dan mahasiswa di Pontianak. Selain itu, rencananya akan menghadirkan planetarium mini yang didatangkan langsung dari Jakarta,” ujar Kepala Bidang Pariwisata Dins Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak, Zulkifli, Senin (12/3).
Disporapar Kota Pontianak bersama Badan Promosi Pariwisata Kota Pontianak (BP2KP) juga akan menggandeng Lembaga Antariksa Nasional (Lapan) untuk menghadirkan wahana modern.
“Ini sudah dibahas Kepala Disporapar bersama BP2KP dengan pihak Lapan Kalbar. Semoga bisa terwujud, karena ini sesuatu yang baru dan menarik di mana masyarakat Kalbar bisa menonton pertunjukan di planetarium ini,” pungkasnya.
Konsep planetorium mini kata dia, semacam teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda-benda langit. Atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah lingkaran. Di planetarium, penonton bisa belajar mengenai pergerakan benda-benda langit di malam hari dari berbagai tempat di bumi dan sejarah alam semesta.
“Kami ingin tahun ini saat titik kulminasi bukan hanya digelar kegiatan serimonial, namun ada nilai edukasinya terkait hal itu. Tahun ini dan ke depan harus lebih berbeda dan lebih baik. Planetorium mini ini akan diangkut dengan kapal ke Pontiaak, karena alatnya besar-besar,” paparnya.
Menurutnya, terjadinya titik kulminasi matahari merupakan peristiwa antariksa dan yang paling berkompeten menjelaskannya adalah pihak Lapan.
“Di planetarium itu masyarakat bisa mempelajari ilmu falak. Bagaimana fenomena di antariksa dan pergerakan benda-benda di luar angkasa,” tuturnya.
Kota Pontianak menjadi spesial dalam hal ini, karena titik kulminasi matahari hanya terjadi di titik nol belahan bumi. Dimana di dunia hanya ada empat kota yang beruntung memilikinya.
“Letak titik nol matahari di Pontianak ditandai dengan monumen Tugu Khatulistiwa. Ini menjadi daya tarik kota dan sudah menjadi ikon kota dan pariwisatanya. Ini yang akan kami promosikan bersama BP2KP agar menjadi satu di antara tujuan wisata favorit di dunia,” paparnya.
Kendati fokus seremonial titik Pesona Titik Kulminasi difokuskan pada 21-23 September, namun titik kulminasi pada Maret ini tidak kalah meriah. Zulkifli mengatakan, saat ini banyak komunitas kreatif berloma-lomba untuk menghidupkan event tersebut.
“Kalau sanggar seni sendiri sekarang ada sekitar enam sanggar yang akan tampil untuk tari-tarian. Belum lagi anak-anak band yang siap tampil, termasuk kami menghubungi band sekolah-sekolah di Pontianak agar bisa tampil. Ada juga komunitas Borneo Sky Cam dan banyak lagi. Kami menyediakan wadah untuk siapapun mengisi acara ini dan berkreativitas,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, titik kulminasi matahari merupakan fenomena alam ketika matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Pada titik kulminasi ini, posisi matahari akan tepat berada di atas kepala, sehingga akan menghilangkan semua bayangan benda apapun yang berada di atas permukaan Bumi. Banyak pula keanehan di seputar hari tersebut, seperti telur bisa berdiri tanpa penopang apapun, pusaran air yang berputar terbalik dan lain-lain.
Laporan: Gusnadi
Editor: Arman Hairiadi