Guo Banon

Oleh Dahlan Iskan

Kemeriahan pembukaan Olimpiade Beijing 2008

eQuator.co.id – “Strategi ancaman lewat Twitter”. Itulah andalan Trump. Dan strategi itu dianggap berhasil.

Yang punya strategi adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Yang menilai berhasil itu adalah mantan penasehatnya: Steve Banon.

Harus diakui. Belum pernah ada presiden yang begitu sering mengancam lewat Twitter. Kecuali Trump ini.

Korea Utara diancam akan diserang. Lalu terjadilah: Korut mengakhiri program nuklirnya. Iran diancam. Yang diancam tidak takut. Trump pun membatalkan sepihak perjanjian internasionalnya  dengan Iran. Dan kini benar-benar siap menyerang Iran.

Tiongkok juga diancam. Juga tidak takut. Maka dijatuhilah hukuman dagang. Dilawan oleh Tiongkok. Tit-for-tat. Dijatuhi hukuman tambahan. Dilawan lagi. Ditambah lagi hukuman itu. Minggu lalu.

Pun kali ini dilawan oleh Tiongkok. Dengan menaikkan tarif barang impor dari Amerika.

Semua ini akan panjang sekali dampaknya. Pun bagi dunia.

Anehnya ada juga yang berpendapat bahwa Trump itu masih kurang radikal.

“Mestinya langsung saja ke sasaran utama: gulingkan pemerintah Tiongkok,” ujar Steve Banon.

Memang di balik Trump sebenarnya ada orang-orang garis keras. Seperti Banon. Atau John Bolton. Atau Larry Kudlow. Atau John Rutledge. Dan banyak lagi.

Mereka adalah penganut ideologi kanan luar, supremasi kulit putih, konservatif dan aliran keras.

Orang seperti Banonlah yang terus mendorong Trump untuk lebih keras. Termasuk dalam membangun tembok perbatasan dengan Mexico. Banon menilai Trump kurang ngotot dalam membangun tembok itu. Sampai-sampai Banon mengancam Trump: akan pengumpulan dana sendiri. Untuk membangun tembok perbatasan.

Bahkan Banon sampai keluar dari Gedung Putih. Berhenti sebagai penasehat presiden. Ia pilih berjuang di luar pemerintahan. Bisa lebih radikal.

Ia kembali aktif di lembaga think-thanks. Terus mendorong Trump untuk lebih radikal. Bahkan mendorong negara-negara Eropa. Untuk melawan imigrasi. Bikin tembok pula. Atau mendirikan partai yang pro kulit putih. Banon keliling Eropa. Ceramah di mana-mana. Isinya sama: membangkitkan semangat kulit putih.

Kini perjuangan Banon fokus ke Tiongkok. Ia mengecam Trump: mengapa ngurus Iran dan Korea Utara. Itu kecil, katanya. Amerika, kata Banon, harus langsung ke yang besar: gulingkan Tiongkok.

Sudah lama Banon punya ambisi menghancurkan Tiongkok. Sejak tahun 2008 lalu. “Saat itu saya sudah mengingatkan Amerika akan bahaya Naga Tidur,” kata Banon pada Washington Times.

Alumni Virginia Tech, Georgetown University dan Harvard ini mengaku sangat tahu soal Tiongkok. Ia pernah jadi pengusaha. Punya hubungan dagang dengan Tiongkok. Sering ke Shanghai.

Banon juga hadir di peristiwa yang menggerakkan emosinya ini: pembukaan Olympiade Beijing. Tahun 2008. Yang menakjubkan dunia itu.

Ia setengah tidak percaya pertunjukan itu terjadi di Beijing. Yang di mata Amerika itu negara miskin. Begitu dahsyatnya. Begitu dalam maknanya. Begitu kolosal pengerahan pelakunya.

Dari situlah Banon berkesimpulan: Tiongkok sangat membahayakan.

Ia juga berkesimpulan adegan-adegan yang digambarkan dalam pembukaan itu satu pertanda: Tiongkok punya ambisi menguasai dunia. Tiongkok juga merindukan kejayaan masa lalunya. Yang sejarahnya lebih dari 4000 tahun.

Banon pun mendirikan satu komite: Bahayanya Tiongkok saat ini. Yang terus berusaha menyadarkan rakyat Amerika akan datangnya bahaya dari Asia itu. Juga terus mempengaruhi elit-elit politiknya.

Usaha Banon itu seperti dapat siraman bensin. Dua tahun lalu. Saat ia dipertemukan dengan satu orang ini: Mile Kwok. Tinggal di salah satu apartemen sangat mahal di Manhattan, New York.

Guo (kiri) dan Bannon (kanan).

Nama asli orang ini Guo Wen Gui (郭文贵). Umurnya 49 tahun. Aslinya dari pedalaman Shandong. Dari satu kota kecil antara Jinan dan Zhengzhou. Saya pernah jalan darat melewati kota ini.

Baru tahun 2015 Mile Kwok datang ke Amerika. Melarikan dari. Dari kejaran KPK-nya Tiongkok.

Mile Kwok sangat kaya. Apartemennya saja sebuah penthouse seharga lebih Rp 500 miliar. Pernah menjadi orang terkaya nomor 70 di Tiongkok.

Orang ini pernah sangat terkenal di Beijing. Nama grup perusahaannya: Zenith Holding. Perusahaan inilah yang mendapat banyak proyek. Membangun gedung-gedung yang terkait Olympiade Beijing.

Kini Mile Kwok terus berhubungan dengan Banon. Menyediakan bahan apa saja untuk menggempur Tiongkok. Termasuk menyediakan modal bagi gerakan LSM anti Tiongkok yang ia dirikan. Senilai lebih Rp 1, 4 triliun.

Boleh dikata Guo Wen Gui kini menjadi buronan nomor wahid. Bagi pemerintahan Xi Jinping.

Tentu ia aman di Amerika. Ia sudah menjadi anggota klub Mar-a-Lago: ‘istana’ pribadi Trump yang di Florida itu. (Dahlan iskan)