eQuator.co.id-Pontianak. Berkolaborasi bersama Lembaga Gemawan Kalbar, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pontianak meggelar kegiatan pelatihan menulis konten lingkungan, Sabtu (04/3).
Kegiatan pelatihan penulisan konten berbua lingkungan ini menyasar kalangan anak muda. Untuk meningkatkan aware terhadap isu lingkungan, khususnya mangrove di daerah pesisir.
Tidak hanya meningkatkan kepedulian para generasi muda ini tapi sekaligus memberikan pemahaman akan pentingnya terlibat aktif akan berbagai soal lingkungan. Terutama menulis konten di berbagai platform media sosial mereka.
“Mereka bisa menyebarkan pesan-pesan penting menjaga mangrove melalui sebuah artikel, foto dan lain-lain. Mangrove itu punya peran peting,” kata Deputi Direktur Bidang Program Gemawan, Ridho Faizinda dalam rilisnya kemarin.
Selain itu ia juga menuturkan, kampanye menjaga lingkungan di media sosial melalui tulisan dianggap membantu memberikan pemahaman publik lebih luas.
Lembaga Gemawan sendiri, yang memang berfokus pada lingkungan, melihat beberapa kawasan pesisir di Kalbar mengalami perubahan signifikan akibat erosi.
“Jika erosi dan abrasi tidak segera di atasi, maka akan berdampak buruk bagi kehidupan. Semua pihak harus ambil bagian. Tidak hanya masyarakat sekitar,” terangnya .
Perubahan kawasan pesisir ini harus dianggap serius dan ditindaklanjuti semua pihak. Salah satunya mengajak anak muda terlibat.
“Mangrove itu tanaman yang penting untuk wilayah pesisir. Anak muda bisa berpartisipasi. Mereka bisa ikut berbagai kegiatan. Menanam pohon Mangrove misalnya,” ucap Ridho
Bahkan dalam hal ini Gemawan telah memulai langkah itu. Program bernama Aksi Jaga Pesisir (SIGAP) digulirkan sebagai bentuk kontribusi terhadap kawasan pesisir Mangrove.
“Kita sudah melakukan penanaman Mangrove dengan metode selongsong. Bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari masyarakat, pembuat konten, AJI dan berbagai pihak lain,” katanya.
Keterlibatan anak muda untuk peduli lingkungan, khususnya Mangrove daerah pesisir diharapkan bisa terlibat lebih jauh lagi terhadap ini.
“Kita harus berbuat. Bagaimana mengembalikan kondisi pesisir yang kritis saat ini. Lahan yang kritis ini bisa di rehabilitasi. Masyarakat pesisir itu harus dapat penghidupan yang baik dari adanya pohon Mangrove ini,” imbuh Ridho.
“Perlu kerja sama semua pihak. Penyebaran pesan bahwa terjadi bencana di kawasan pesisir. Perlu banyak pihak untuk mengatasi,” tutup Ridho.
Hal senada juga disampaikan oleh aktivis lingkungan Andi Fachrizal. Ia menyebut, telah terjadi abrasi yang hebat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
“Kalau kita lihat dari citra satelit, di daerah Sepok Laut Kubu Raya sudah terjadi abrasi yang hebat,” sebut Adi Fachrizal.
Maka dari itu, berbagai pihak harus bergerak. Salah satunya melibatkan kerja anak muda dalam berbagai giat lingkungan.
Pelatihan penulisan konten lingkungan ini diharapkan anak muda dapat mengampanyekan pentingnya menjaga, mengatasi persoalan lingkungan di sekitar mereka.
“Keberlangsungan ekosistem dan menjaga pesisir Mangrove adalah tugas bersama. Anak muda sepatutnya dilibatkan. Mendorong menulis di medsos akan isu lingkungan kekinian di sekitar mereka,” jelasnya.
Pemahaman lingkungan penting untuk generasi penerus. Mereka kata pria yang akrab disapa Daeng Rizal ini adalah penikmat alam di masa mendatang, baik itu kondisi baik maupun buruk.
“Makanya kita terus mendorong anak muda terlibat. Kita beri mereka bekal penulisan narasi yang baik untuk medsos. Tujuannya, mereka bisa menyuarakan persoalan lingkungan yang terjadi. Ini untuk mereka, untuk masa depan mereka,” tutupnya. (Ova)