eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kaimantan Barat, Budi Rahman, menilai industri keuangan, khususnya di sektor pasar modal, saat ini literasi dan inklusinya masih sangat rendah. Ia mengatakan itu membuka Investival Syariah yang diselenggarakan 16-18 oktober di Main Hall Universitas Muhammadiyah Pontianak oleh Kantor Perwakilan (KPw) Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalbar.
Kegiatan yang bekerjasama dengan OJK Kalbar itu digelar di Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP). Bersama perusahaan sekuritas dan sejumlah instasi. “Sejauh ini untuk literasi serta inklusi khususnya di pasar modal dinilai masih sangat kecil, meskipun investasi disektor ini cenderung mengalami peningkatan,” ungkap Budi Rahman.
Dari data yang diperoleh, tercatat, terkait inklusi dan literasi keuangan, yang dibuat ditahun 2013, kemudian tahun 2016, untuk tahun 2016 secara nasional literasi keuangan masih diangka 29,66 persen, artinya dari 100 orang yang disurvei yang baru paham produk layanan jasa keuangan tidak sampai 40 orang.
“Sedangkan Inklusi di tahun 2016 sebesar 67,82 persen, artinya tidak sampai 68 orang dari 100 orang yang sudah memiliki produk layanan keuangan, Minimal satu saja yang memiliki misal tabungan, giro, deposito atau saham, rexadana, untuk data di tahun 2019 masih sedang dirilis,” ucapnya
Seperti program yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo, dikatakan Budi, bahwa orang nomor satu di Indonesia ini menargetkan pelaku industri ini untuk di 2019 inklusinya bisa mencapai diangka 75 persen.
“Sedangkan di tahun 2016 masih diangka 67, 82 persen, untuk angka ditahun 2019 ini memang masih belum ada masih dalam tahapan finalisasi termasuk Kalbar yang masuk dalam survei,” lugasnya
Digelarnya kegiatan Investival ini, kata Budi, pihaknya berharap seluruh industri keuangan dapat menggelar kegiatan literasi. Yang bisa berbanding lurus dengan tingkat kegunaan produknya.
Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono yang hadir mengatakan, pihaknya mencatat pada 2019 ada 3 kasus yang ditangani. “Terkait investasi bodong,yang terjerat dengan persoalan hukum,” kata Didi.
Untuk itu, ia menyambut baik digelarnya kegiatan Investival ini. Yang menghadirkan berbagai sumber dari industri keuangan.
“Sebab dengan digelarnya kegiatan seperti ini akan lebih membuka wawasan kepada masyarakat memberikan pengetahuan yang lebih luas, sehingga tidak terjerat dengan yang namanya investasi bodong, sebab sudah banyak yang dirugikan sehingga harus berhadapan dengan hukum,” tegasnya.
KPw BEI Kalbar, Taufan Febiola, menyatakan Oktober merupakan bulan inklusi keuangan. Untuk itu pihaknya mendorong pelaku industri keuangan lainnya melaksanakan kegiatan dalam upaya meningkatkan literasi.
“Tentu tingkat literasi akan berbanding lurus dengan pemanfaatan dari produk keuangannya, dan saya harap industri keuangan lainnya dalam bulan inklusi ini dapat melaksanakan kegiatan untuk meningkatkan literasi keuangan,” lugasnya
Dalam Expo Investival ini, pihaknya memberikan rekening tabungan saham secara gratis untuk 1000 pengunjung dari perusahaan sekuritas yang ada di acara. “Di samping itu pengujung juga mendapatkan beragam informasi seputar pasar modal,” tuturnya
Bahkan di hari pertama digelar Investival dengan jumlah pengunjung yang mencapai 733 orang lebih, dengan pembukaan tabungan saham syariah baru sebanyak 321. Artinya dalam waktu satu hari pihaknya menargetkan sebanyak 500 investor baru.
“Dengan begitu dalam tiga hari bisa mencapai 1500-an investor baru dengan total pengujung lebih dari 2500 pengujung, ini akan menambahkan jumlah investor baru dari jumlah investor di Kampus UMP yang sudah 2500 sehingga bisa mencapai 4.000 insyallah ini akan bisa memecahkan rekor MURI, yaitu penciptaan rekening saham syariah terbanyak di satu perguruan tertinggi di satu periode tertentu,” terangnya
Maka dari itu, lanjut dia, pihaknya mengajak masyarakat Pontianak untuk datang berkunjung dalam kegiatan besar tersebut. Terlebih berbagai agenda kegiatan digelar dalam pekan Investival yang dimulai sejak (16-18) Oktober 2019.
“Ada berbagai agenda, seperti seminar edukasi dan perlindungan konsumen jasa keuangan, seminar nasional tentang zakat saham, sekolah pasar modal syariah, serta pengundian bagi pengujung dengan berbagai hadiah yang menarik sebagai hiburan,” tutup Taufan. (Ova)