5th IPOSC, POPSI Hadirkan Petani dan Perusahaan Sawit Terbesar di Pontianak

eQuator.co.id-Kubu Raya. Event terbesar petani sawit di Indonesia akan digelar, kegiatan 5th Indonesian Palm Oil Smallholder Conference and Expo (IPOSC) diadakan oleh Perkumpulan Forum Petani Kelapa Sawit Jaya Indonesia (POPSI) dan Media perkebunan di Q Qubu Resort, (22/9).

Agenda ini tidak hanya dihadiri oleh petani kelapa sawit, perusahaan perkebunan kelapa sawit juga ikut berpartisipasi.

Dalam rilisnya, Hendra J Purba, Ketua Panitia IPOSC/Sekjen POPSI minta petani kelapa sawit dan perusahaan perkebunan di Kalbar untuk menghadiri event ini .

“Saat ini luas lahan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki petani mencapai 42% dari total luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dengan segala fleksibilitas yang dimilikinya dibanding dengan perusahaan, diperkirakan pada masa depan akan semakin meningkat dan akan lebih besar dibanding perusahaan,” ucap Hendra.

Dijelaskannya, bahwa, Petani kelapa sawit merupakan game changer bagi industri kelapa sawit Indonesia. Bila permasalahan petani kelapa sawit utama yaitu produktivitas yang rendah bisa diatasi, maka daya saing sawit Indonesia bisa terjaga bahkan naik baik terhadap produsen sawit lainnya maupun terhadap minyak nabati lain.

Bila tidak maka nasib sawit diperkirakan akan sama dengan komoditas perkebunan unggulan lainya seperti gula dari eksportir terbesar jadi importir terbesar; kakao dari produsen nomor 3 dunia sekarang nomor 7. IPOSC adalah upaya POPSI untuk meningkatkan produktivitas petani.

Dalam event ini ada puluhan booth yang menampilkan produk-produk untuk meningkatkan produktivitas kebun yaitu kecambah unggul kelapa sawit, pupuk baik kimia maupun organik pestisida baik kimia dan hayati, alat dan mesin dan lain-lain.

Tak hanya itu acara ini juga dihadiri oleh ratusan petani dan juga masyarakat umum.

“Kesempatan baik bagi petani sawit Kalbar untuk punya akses langsung ke produsen. Ditjenbun menyatakan Kalbar termasuk daerah yang peredaran benih ilegitimnya cukup tinggi. Di IPOSC banyak produsen kecambah unggul resmi yang bisa dengan mudah diakses petani. Tidak ada alasan menggunakan benih ilegitim karena tidak tahu dan tidak punya akses ke sumber benih. Kami sudah buka aksesnya lewat IPOSC,” ungkap Hendra.

Petani juga sering kesulitan mendapatkan pupuk. Di IPOSC hadir berbagai produsen pupuk yang bisa jadi pilihan bagi petani. Demikian juga masalah gangguan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), ada produsen pestisida yang siap membantu petani mengendalikan OPT dengan produk-produknya.

Produsen alat dan mesin perkebunan juga hadir untuk memberikan solusi bagaimana meningkatkan efisiensi. Efisiensi adalah kata kunci untuk dapat terus bersaing.
Bagi perusahaan IPOSC juga penting.

Perusahaan tidak berdiri di ruang vakum, di sekitarnya ada banyak petani kelapa sawit. Produktivitas petani kelapa sawit merupakan tanggung jawab perusahaan terdekat.

Bila produktivitas petani gagal dinaikan maka daya saing sawit Indonesia menurun dan ini akan mempengaruhi perusahaan juga seperti harga CPO yang menurun, sulit menjual CPO dan lain-lain.

Perusahaan harus serius membina petani kelapa sawit di sekitarnya. Harus ada level manajer kemitraan dengan jumlah pegawai yang mencukupi untuk membina petani di sekitarnya. Jangan puas hanya perjanjian jual beli TBS saja. Harus lebih maju lagi.

“Pada IPOSC perusahaan bisa terhubung dengan berbagai organisasi petani kelapa sawit. Bisa saling diskusi apa yang dibutuhkan petani dan apa yang bisa diberikan perusahaan. Materi-materi yang disampaikan pada konferensi juga banyak terkait dengan kemitraan seperti PSR jalur kemitraan, FPKM dan lain-lain. Mari bersinergi dalam IPOSC antara petani dan perusahaan kelapa sawit. Kepentingan kita sama mari saling bekerjasama,” pungkasnya. (Ova)