eQuator.co.id – Tampaknya sentra bawang merah akan berpindah ke Kalimantan Barat. Hal ini seiring optimisme Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ketika ikut memanen bawang merah, di lahan percontohan PKK Provinsi Kalbar, Ngabang, Landak, Sabtu (22/10).
Bawang yang ditanam di lahan sehektar itu bisa menghasilkan belasan ton. Panen tersebut merupakan inisiatif dari ibu-ibu PKK yang mengeluhkan tingginya harga bawang merah di pasar.
“Kami apresiasi Ibu Gubernur (Ny. Frederika Cornelis), ini gagasan luar biasa dimulai menanam bawang. Produksinya 16 ton perhektar. Kalau ini dikembangkan luar biasa,” ujar Amran.
Kata dia, ini merupakan pertama kalinya tanam bawang merah di Kalbar. Sebelumnya, bawang merah hanya berasal dari Jawa Tengah, sehingga biaya distribusinya membuat harga bawang mahal. “Ongkos angkutnya kan konsumen yang bayar,” tuturnya.
Saat ini, harga bawang merah di Kabupaten Landak sekitar Rp40.000 per Kg. Dengan volume panen 16 ton tersebut, petani mendapatkan omzet Rp600 juta. Amran mengatakan, hal ini akan menguntungkan daerah. Oleh karena itu, tahun 2017 ditargetkan ada 100 hektar lahan untuk ditanami bawang merah agar pendapatan daerah bertambah dan mengurangi inflasi akibat biaya distribusi.
“Kita hitung saja 1 hektar bisa 600 juta. Ini luar biasa, harga saat ini di Kalbar, biaya produksinya Rp 200 juta. Ada untung Rp 400 juta, itu per bulan 200 juta. Itu jauh dari gaji menteri sehingga kami minta Pak Kadis ini di tambah 100 hektar,” beber Amran.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, Ny. Frederika Cornelis mengaku beberapa waktu lalu banyak ibu mengeluh harga bawang mahal karena dikirim dari Jawa. Oleh karena itu, muncullah ide untuk mencoba menanam bawang merah di lahan 1 hektar.
“Karena setiap bulan itu naik harganya, kita coba tanam bawang, ternyata bisa. Mau lihat 1 hektarnya seberapa sih. Ternyata 16 ton, jadi nggak sia-sia,” ujarnya.
Wanita yang juga Ketua Forikan Kalbar ini mengatakan, yang dipanen baru percontohan. Dengan keberhasilan panen 16 ton, dia akan mencoba menanam di 100 hektar.
“Mudah-mudahan kami tim penggerak PKK Provinsi bisa mensosialisasikan sehingga meyakinkan masyarakat itu mau nanam bawang. Karena kalau orang desa itu nggak mau dia kalau belum lihat kerja nyata,” tutur Frederika.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Mohamad iQbaL