Fikri Meregang Nyawa

Ambil Layangan Sangkut di Kabel Listrik

EVAKUASI. Proses evakuasi korban tenggelam dilakukan oleh Tim SAR, Jumat (19/4). Korban sebelumnya sempat hilang selama tiga hari sebelum akhirnya ditemukan. (Saiful Fuat-RK)

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Tali layangan menggunakan kawat kembali memakan korban. M Fikri, 20, meregang nyawa ketika mengambil laying-layang yang sangkut di kabel listrik, Kamis (18/4) sekira pukul 17.00 WIB.

Kejadian nahas ini terjadi di Jalan Pelabuhan Rakyat, Komplek Pelabuhan, Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan  Pontianak Barat. “Saat itu korban bersama temannya bernama Jali main layangan menggunakan tali kawat,” kata Kapolsek Pontianak Barat, Kompol Abdullah, Jumat (19/4) pagi.

Kemudian lanjut Kompol Abdullah, layangan yang digunakan korban putus. Fikri berusaha mengejar hingga berhasil mendapatkan layangannya. “Setelah berhasil mendapatkan layangan, Fikri kembali berusaha mengambil tali kawat yang  tersangkut di kabel listrik,” jelasnya.

“Saat korban memegang tali kawat dan menariknya, timbul percikan api dari kawat kelayang tersebut. Seketika dia (Fikri, red) jatuh ke tanah dan meninggal dunia,” tuturnya.

Kapolsek mengatakan, saat ini jenazah korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan. “Penyelidikan kasus ini diserahkan kepada KP3L, karena TKP (tempat kejadian perkara, red) di pelabuhan,” tegasnya.

Terpisah, ayah korban Ikramsyah, 60, mengungkapkan, istrinya masih berduka atas peristiwa meninggalnya anak mereka. Dia  berujar, kemarin pagi jenazah Fikri sudah dimakamkan di Pemakaman Gang Sapta Marga.

Dia mengaku sangat terkejut, ketika mendengar kabar meninggalnya putra keenamnya itu. Sebab kata dia, Kamis (18/4) pagi sampai sore sekira pukul 16.00 WIB, dia masih berkomunkasi dengan Fikri. “Setelah itu saya pergi memancing, dan maknya (ibunya, red) pergi ngurut orang. Tak lama, sekitar satu jam lah, (dapat kabar, red) dia telah meninggal,” ungkap dia.

Ikram menuturkan, sebelumnya tidak mendapatkan firasat dan tanda-tanda apapun mengenai kepergian Fikri. “Tak ada firasat apa-apa, biasa jak. Dia hanya pesan ke maknya  sebelum dia  pergi sorenya tu. ‘Mak jangan kemana-mana tengokkan adik jak,”jelasnya.

Sebelumnya, sekitar dua minggu yang lalu, Fikri sempat pergi ke rumah kakaknya di Kota Singkawang. Saat itu kata dia, kakaknya baru saja mengambil rumah BTN di Singkawang. Jadi kakanya pesan supaya Fikri membantu rehap rumahnya. Kakaknya minta Fikri menaikkan tanah untuk membangun dapur. “Setelah itu, dia bilang ke kakaknya bahwa Fik ni mau balek. Kasihan dengan adek nanti tak ada orang di rumah yang jaga. Fik ini mungkin yang terakhir kali disana,” ungkapnya.

Pura keenam dari 11 bersaudara ini, ungkap Ikramsyah, memang hobi bermain layangan. “Suke main kelayang, sampai-sampai kemarin tu. Risau dah saye. Saya ambil benangnya saye bawak ke belakang, saya bakar,” terangnya.

Sebagai ayah, ia pun telah mengingatkan putranya itu, agar tidak bermain layangan, apalagi menggunakan tali kawat. “Sudah sering saya ingatkan. Jangan Fik, disini banyak jaringan listrik, tak usah. Apalagi pakai kawat, sudah sering saya kasi nasehat,” paparnya.

Di matanya, Fikri dikenal sangat sayang kepada keluarga dan adik-adiknya. “Dia sangat sayang kepada adiknya,” ucapnya.

Fikri sehari-hari diketahui sebagai buruh bersama temannya di pelabuhan. “Buruh gak dia tu. Selang-seling. Untuk uang jajan dia jak. Dia tak mau bebankan orangtuanya,” pungkasnya.

Sementara itu, Kapolsek KP3L Pelabuhan Dwikora Pontianak, AKP Primas Dryan Maestro mengaku, mendapatkan informasi dari Arliamansyah, 51. Security Pelabuhan Nipah Kuning itu diberitahu oleh Jali, 13, teman korban. “Kemudian Arliamansyah menghubungi Kapospol, bahwa ada seorang pria tersentrum,” ujar Dryan.

Setelah mengetahui informasi tersebut, personel KP3L langsung menuju ke TKP untuk melakukan pengamanan. “Setibanya anggota di TKP, melihat korban sudah terbujur kaku dan terdapat luka bakar di bagian lengan kiri korban,” terang Dryan.

 

Tidak lama kemudian, datang personel Polsek Pontianak Barat beserta Kapolsek ke TKP. Kemudian, polisi meintrogasi saksi di lapangan. Menurut keterangan saksi, korban mengejar layangan putus, dimana saat itu korban sudah mendapatkan layangan tersebut, namun kawat dari layangan masih menyangkut di kabel listrik. “Korban menarik kawat tersebut, tiba tiba keluar percikan api dan timbul ledakan dari kabel listrik. Korban pun kesetrum dan terjatuh,” ujarnya

Setelah itu, korban dibawa ke RSUD Kota Pontianak di Kecamatan Pontianak Barat. Setelah sampai disana, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.

 

 

Laporan: Andi Ridwansyah, Tri Yulio Hartaza Putra

Editor: Yuni Kurniyanto