Festival Equator Resmi Dibuka

Edwin: Pengusaha Kalbar Harus Bisa Manufaktur Prodak

eQuator – Festival Equator 2015 resmi dibuka, Kamis (12/11) sore. Pagelaran prodak-prodak asli Kalbar itu digelar di area Rumah Radakng, kawasan Kota Baru Pontianak. Puluhan stand berisikan berbagai prodak tampak menghiasi pelataran rumah adat Dayak tersebut.

“Festival Equator ini bertujuan untuk mengenalkan potensi pariwisata dan budaya. Hari ini ada lomba tari dan lagu daerah se-Kalbar. Pemerintah Provinsi ingin mengangkat pariwisata dan kebudayaan Kalbar,” ujar Ketua Bidang Ekonomi Kreatif HIPMI Kalbar, Edwin.

Edwin berpandangan, festival equator merupakan momentum dan kesempatan untuk kabupaten-kota di Kalbar mengenalkan prodak-prodak ekonomi daerah. Yakni ekonomi dalam skup pariwisata. “Supaya bisa menunjang perekonomian para pelaku UMKM,” lugasnya.

Kepada wartawan koran ini, Edwin menceritakan, dia sempat keliling melihat stand-stand yang ada bersama Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif Provinsi Kalbar beserta ketua Asita.

“Kami melihat Kalbar punya banyak prodak yang berpotensi. Hanya saja, selama ini mungkin tidak tereksplor dengan baik sehingga kurang mendapat respon dari masyarakat,” ulasnya.

Pada festival kali ini, kata Edwin, ada prodak yang cukup menarik namun belum dikemas secara maksimal. “Seperti di stand Kabupaten Melawi. Mereka ada membuat minuman, produknya seperti wedang saja. Cuma belum diproses maupun dipacking dengan baik. Kalau mereka bisa membuat kemasan dengan menarik, saya rasa produk itu bisa menjadi prodak unggulan,” paparnya.

Edwin berpendapat, festival equator merupakan wadah untuk menampilkan prodak-prodak unggulan yang ada di kabupaten/kota se- Kalbar. “Dengan adanya prodak unggulan maka Kalbar bisa bersaing. Paling tidak bisa menjagokan prodak-prodak dari hasil kreasi masing-masing kabupaten,” tuturnya.

Menurutnya, para pengusaha maupun pelaku UMKM di seluruh Kalbar harus melakukan manufaktur terhadap hasil bumi dan prodak buatannya. Dengan cara ini maka pengusaha bisa lebih mudah menjual prodak. Kreativitas juga akan berimplikasi terhadap nilai jual.

“Setiap kabupaten/kota di Kalbar harus memikirkan bagaimana membuat ikon prodak masing-masing daerahnya. Ini merupakan potensi besar, festival equator menjadi wadah untuk mengenalkan prodak asli Kalbar. Apalagi sekarang sudah menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” urainya.

Menurut pengusaha muda ini, situasi terberat ialah ketika bersaing dengan prodak-prodak luar. Lantaran banyak masyarakat sudah meninggalkan prodak lokal dan beralih ke prodak luar. “Nah inikan miris. Padahal prodak kita cukup bagus,” ujar Edwin.

Memang, lanjut Edwin, kelemahan prodak Kalbar ialah diproses packing. Pengusaha Kalbar dan pelaku UMKM masih kurang mengemas prodaknya dengan baik. “14 subsektor ekonomi kreatif harusnya berkumpul semua. Kalau disinergikan hasilnya luar biasa. Harga Rp50 ribu kemungkinan besar bisa dijual seharga Rp100 ribu,” katanya.

“Ekspektasi saya, mudah-mudahan banyak potensi yang bisa di mainkan dalam festival equator ini. Dari kacamata HIPMI, kita berharap banyak pengusaha-pengusaha baru muncul. Lantaran potensi menjadi pengusaha cukup besar,” serunya.

Reporter: Deska Irnansyafara

Redaktur: Andry Soe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.