Festival Budaya Paradje’ X Resmi Dibuka

Festival Budaya Paradje’ X Resmi Dibuka

Pemukulan gong sebanyak 10 kali oleh Bupati Sanggau, Paolus Hadi, menandakan dibukannya festival budaya Paradje’ X—Kiram Akbar

eQuator.co.id – Sanggau-RK. Pemukulan gong sebanyak sepuluh kali oleh Bupati Sanggau, Paolus Hadi, menandai dibukanya secara resmi Fesival Budaya Paradje’ X di komplek Keraton Surya Negara Sanggau, Rabu (5/9).

Pangeran Ratu Surya Negara, Gusti Arman mengatakan, festival budaya Paradje’ merupakan bentuk pelestarian adat dan budaya, khususnya Melayu Sanggau. Ia juga mengatakan festival tahunan tersebut sudah menjadi agenda nasional.

“Terimakasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memperjuangkan sehingga penyelenggaraan festival budaya Paradje’ Pesaka Negeri X menjadi agenda nasional, dalam bantuk warisan budaya tak benda (WBTB). Juga teriamakasih kepada Kementerian Pariwisata yang telah mendukung pelaksanaan Paradje ini,” katanya dalam sambutan pembukaan festival tersebut.

Pria yang akrab disapa Pak Teh ini juga mengatakan, dengan dilaksanakan ritual Paradje’, masyarakat bermohon kepada Allah untuk menjauhkan bala dan bencana di Kabupaten Sanggau. Ia juga berharap di bawah kepemimpinan Paolus Hadi-Yohanes Ontot, kondisi Sanggau akan tetap aman, damai dan sejahtera masyarakatnya.

“Paradje’ ini harus kita laksanakan karena ritual ini merupakan ‘pembersih negeri’ Kabupaten Sanggau yang kita cintai ini,” ujarnya.

Arman juga mengungkapkan bahwa pendanaan festival tersebut 99 persen berasal dari pemerintah daerah yang didukung para Anggota DPRD. Karenan ia mengimbau kepada seluruh masyarakat, terutama etnis Melayu untuk berpartisipasi memeriahkan even ini.

“Semenjak kepemimpinan Paolus Hadi, sudah banyak even yang kita lakukan. Pertama, Hari Jadi Kota Sanggau, Gawai Adat Dayak, Hari 17 Agustus, sekarang ini Paradje’. Dan menyambut tahun baru kita akan menggelar festiva keriang bandong. Ini artinya masyarakat Kabupaten Sanggau harus siap menyambut berbagai macam festival dan gawai yang ada di Kabupaten Sanggau ini,” ungkapnya.

Masyarakat Melayu Sanggau, lanjut Arman, jangan hanya jadi penonton. Gali terus potensi yang bisa dikembangkan dan dipamerkan. Ia juga berharap multiplier effect festival ini benar-benar dirasakan masyarakat.

“Saya juga bincang-bincang dengan Ibu Ketua PKK, mungkin tahun depan akan digelar lomba menyulam kalengkang. Jadi kerabat keraton siap-siap jadi panitia. Jadi mari melalui festival Paradje’ ini menyatukan kaum kerabat. Janganlah kita selalu mencari kesalahan, baik dari saya sendiri maupun panitia,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Sanggau, Paolus Hadi mengaskan, Kabupaten Sanggau adalah miniatur Indonesia. Bermacam ragam suku dan agama hidup dengan damai di Sanggau. Paradje’ merupakan upaya memperkuat adat budaya sekaligus perekat kebersamaan, khususnya etnis Melayu.

“Pemerintah daerah bersyukur karena kita masih bisa terus untuk memperkuat adat budaya kita. Kabupaten Sanggau adalah Indonesia mini, yang bisa kita buktikan dengan berbagai suku bangsa di daerah ini. Dan tentunya sebagai penduduk asal di sini suku Melayu, Dayak, Tionghoa, kita bersama-sama, akhirnya bisa berkembang dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia,” ungkapnya.

 

Laporan: Kiram Akbar