Festival Bintang Pelajar Ajang Pengenalan Pemilu untuk Kaum Milenial

DUTA PEMILU. Festival Bintang Pelajar Pemilu di Kabupaten Sintang, kemarin. Kegiatan ini menjaring Duta Pemilu untuk menyukseskan pesta demokrasi tersebut. (Humas for RK)

eQuator.co.id – SINTANG-RK. Festival Bintang Pelajar Pemilu se-Kabupaten Sintang digelar oleh KPU setempat, kemarin. Ajang ini untuk menjaring Duta Pemilu untuk kalangan milenial.  Diharapkan ini dapat menyukseskan Pemilu 17 April 2019 nanti. Setidaknya bisa menjadi panutan bagi kaum milenial lainnya.

“Tahun ini kita memberikan perhatian pada kelompok milenial. Datanya adalah 34 persen pemilih merupakan kaum milenial yang baru pertama kalinya ikut Pemilu,” terang Bupati Sintang, Jarot Winarno.

Kaum milenial jumlahnya sangat besar, mereka sangat akrab dengan kemajuan teknologi dan hidup dalam jaman digital. Mereka biasa berkomunikasi dengan masyarakat dari berbagai latarbelakang agama dan suku bahkan pilihan.

“Kaum milenial sangat terbuka dan mudah menerima perbedaan, termasuk perbedaan pilihan. Mereka akan diberikan kesempatan memilih presiden, anggota DPRD dan DPD. Kesempatan ini jangan disia-siakan,” terangnya.

Satu suara sangat menentukan seseorang bisa duduk atau tidak sebagai anggota DPRD, karena pemilu lalu ada yang selisih suaranya hanya 7, sehingga bisa duduk sebagai anggota legislatif.

“Saya berharap kegiatan ini bisa menjadi media bagi kaum milenial untuk mensukseskan pemilu. Suara kalian menentukan sukses tidaknya pelaksanaan pemilu mendatang,” harapnya.

Sementara itu, Ketua KPU Sintang, Hazizah menyampaikan, bahwa festival ini adalah cara KPU melakukan sosialisasi pelaksanaan pemilu untuk kalangan anak muda, agar ikut mensukseskan pelaksanaan pesta demokrasi.

“Tujuannya adalah supaya pelajar dan kaum milenial lainnya tidak apatis pada pemilu ini. KPU berasumsi kegiatan ini bisa menarik simpati kaum milenial,” katanya.

Festival ini, kata Azizah diselingi dengan  sosialisasi kepada kaum milenial yang hadir. Dimana ada 35 orang terdaftar, namun dalam proses selanjutnya ada  satu yang memundurkan diri, sehingga hanya 34 orang yang berpartisipasi.

“Jumlah peserta 34 orang ini secara kebetulan sesuai dengan jumlah pemilih kaum milenial sebesar 34 persen di Indonesia,” pungkasnya. (pul)