eQuator.co.id – Sebuah penilaian dilakukan Polytechnic University of Valencia (UPV) telah menemukan fakta bahwa bintang Barcelona, Lionel Messi ditaksir mempunyai harga senilai 141 juta euro (lebih dari Rp 2 triliun), sementara bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo mempunyai harga mencapai 101 juta euro (sekitar Rp 1,5 triliun).
Angka-angka tersebut ditentukan melalui metode Analytic Hierarchy Process (AHP), yakni teknik terstruktur untuk mengorganisir dan menganalisa keputusan yang kompleks, berdasarkan matematika dan psikologi. Penelitian ini juga bekerjasama dengan Massachusetts Institute of Technology dan Harvard University.
Penghitungan tersebut diambil berdasarkan variabel seperti jumlah gol, assists per pertandingan, kartu yang didapat, kepemimpinan serta pemasaran yang dihasilkan oleh pemain asal Argentina dan Portugal tersebut, rilis Sepakbola.Com.
Selain itu, kedua pemain juga dibandingkan dengan rekan-rekan setim mereka, seperti Gareth Bale dan James Rodriguez di Real Madrid, serta Luis Suarez dan Neymar untuk Blaugrana.
Analisis itu dilakukan dengan melihat kompetisi di La Liga, Piala Super Spanyol, Piala Dunia Antar Klub dan Liga Champions di musim 2014/15.
Profesor Thomas L. Saaty dari University of Pittsburgh merancang metode analisis tersebut untuk membantu pengambilan keputusan dan membangun konsensus.
Messi dan Ronaldo sekali lagi akan dinilai oleh Mooc (Massive open online course), yang akan dimulai pada 25 April mendatang.
Sumber-sumber dari Polytechnic University of Valencia menyatakan metode tersebut umumnya banyak digunakan dalam dunia bisnis dan organisasi, dan telah dipraktikkan selama 14 tahun.
Selain untuk menetapkan nilai transfer para pemain sepak bola, metode ini sudah diterapkan untuk mendapatkan taksiran nilai dari berbagai jenis aset pertanian, perkotaan dan lingkungan serta karya seni dan tanah bersejarah atau bisnis.
Kesalahan Mahal
Yang Harus Dibayar!
Investasi sebesar 220 juta euro (lebih dari Rp 3,2 triliun) yang digelontorkan Barcelona untuk mendatangkan sembilan pemain baru ternyata tidak efektif. Malah dana itu seakan terbuang percuma karena hanya empat dari sembilan pemain itu yang masuk ke skuat inti Blaugrana.
Luis Suarez, Claudio Bravo, Marc-Andre ter Stegen, dan Ivan Rakitic mendapat tempat reguler di starting line-up Barcelona.
Sementara pemain lain, seperti Thomas Vermaelen lebih banyak menepi akibat cedera dideritanya. Douglas dinilai belum membuat penampilan yang mumpuni bagi Blaugrana.
Lalu ada Jeremy Mathieu yang hanya menjadi pilihan ketiga di posisi bek tengah. Sementara Arda Turan dan Aleix Vidal yang sempat harus menunggu debutnya sampai Januari akibat sanksi Financial Fair Play, kini malah kesulitan mengembalikan bentuk permainan terbaiknya.
Masalah tersebut menyebabkan pelatih Barca, Luis Enrique meninggalkan kebiasaan rotasi yang biasa dia lakukan dan berjalan efektif tahun lalu.
Iu tercermin dari pernyataan Enrique saat ditanya apakah akan membuat perubahan jelang menghadapi Deportivo La rouna. “Siapa yang akan saya ganti?”
Ini menunjukkan kurangnya kepercayaan sang pelatih terhadap para pemainnya di bangku cadangan. Penegasan itu sebelumnya telah diucapkan Enrique terkait tidak memadai kondisi dan kualitas pemain cadangan Blaugrana.
Barcelona idak bisa menyalahkan sanksi dari FIFA yang mencegah mereka untuk melakukan perekrutan pemain di dua jendela transfer kemarin, sebab Luis Enrique dan timnya telah menempatkan masalah ini dalam catatan mereka, ketika membentuk skuat.
Kepergian Xavi dan Pedro disinyalir menjadi salah satu penyebab tidak berjalannya rotasi Barcelona musim ini. (*)