Evaluasi Diri Sebelum Ajal Menjemput

Maulid Nabi di Masjid An Na'im Kantor Gubernur

MAULID NABI. Sutarmidji menyampaikan sambutan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid An Na'im, kantor Gubernur Kalbar, Rabu (21/11). Bangun Subekti-RK

eQuator.co.idPontianak-RK. Semua mahluk hidup akan mati. Selama hayat masih di kandung badan, manusia harus mengevaluasi diri.

“Kita harus terus mengevaluasi diri agar nantinya syafaat Rasulullah bisa menolong kita,” pesan Gubernur Kalbar Sutarmidji dalam sambutan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid An Na’im, kantor Gubernur, Rabu (21/11).

Menurutnya, setiap manusia telah paham ke mana mereka akan berpulang pada akhirat kelak. “Maka syafaat Rasulullah itu yang akan menjadi pembalik keadaan tersebut,” harapnya.

Midji juga mengajak kepada yang hadir pada kegiatan tersebut untuk menperdalam ilmu agama. Karena pada zaman sekarang banyak orang yang memahami agama secara instan. Sehingga menerjemahkan satu ayat Alquran tidak dibarengi dengan mempelajari asbabun nuzul. “Akhirnya pemahamannya menjadi salah,” ucapnya.

Dijelaskan dia, tahun depan Kalbar ditunjuk menjadi tuan rumah Seleksi Tilawatil Quran (STQ) tingkat nasional. Kemungkinan Juni 2019 setelah Idul Fitri. Tapi sebelum Idul Adha. “Saya berharap Pak Wagub bisa mempersiapkan segalanya, karena beliau adalah ketua Dewan Masjid Kalbar,” tutup Midji.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid An Na’im, kantor Gubernur Kalbar mendatangkan pencerama Ustadz Zulfan Affan. Dia mengatakan, sejarah diadakannya Maulid Nabi berawal pada masa Malik Al Mughaffar.

“Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kembali kecintaan dan kerinduan pada Rasulullah dengan menyemangati umat agar mencintai apa yang dicintai Rasulullah,” papar Zulfan.

Dikatakannya, umat harus berjuang untuk menjadi istimewa di mata Allah dan Rasulullah. Agar syafaat Rasulullah layak didapatkan.

“Contohnya Bilal bin Rabah. Rasulullah memiliki pandangan istimewa kepadanya. Bahkan keistimewaan itu beliau ungkapkan dengan mengatakan telah mendengar langkah terompah Bilal di surga sana,” tuturnya.

Mencintai Rasulullah adalah sebuah kewajiban. Karena Rasulullah sendiri amat mencintai umatnya. Dalam kitab Al Barzanji diceritakan Rasulullah selalu mengikat perutnya dengan batu untuk menahan lapar, padahal harta dunia berada di tangan beliau. Rasulullah tidak ingin umatnya kesusahan sehingga biar beliau yang menanggung kesusahan itu.

Pada masa sekarang, memang sulit untuk mencari pemimpin seperti Rasulullah. Terutama pemimpin yang bisa hidup sederhana.

“Segala yang kita punya, gunakan semata untuk Allah. Semakin banyak yang kita punya, semakin panjang pertanggungjawabannya,” ucapnya.

Menjelang akhir ceramah, Zulfan berpesan agar umat berusaha menjadi baik di mata Allah dan bukan dari persangkaan manusia.

“Kalau ada orang yang berprasangka baik pada kita, itu bagus dan anggapannya benar. Tinggal bagaimana kita menyesuaikan anggapan itu pada diri masing-masing dan menjadi pribadi yang baik di mata Allah,” tutup Zulfan.

Sementara itu, dalam sesi wawancara, Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan mengatakan bahwa kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad bertujuan untuk menjadi momen umat mengenang sosok Rasulullah. “Kita memaknai Maulid sebagai momen untuk menumbuhkan kecintaan pada Rasulullah dan ikut mencintai sunnah-sunnah yang telah diajarkan Rasulullah,” ucap Norsan. (bek)