Ekonomi Enam Desa di Melawi Lumpuh

Blusukan, Wabup Dadi Disambut Kubangan Kerbau

SETENGAH MATI. Mobil dinas Wakil Bupati Melawi, KB 2 J, terlihat kesulitan menembus kubangan lumpur di ruas jalan Kecamatan Sayan menuju Desa Madya Raya, Selasa (1/3). Humas Pemkab Melawi for Rakyat Kalbar

Nanga Pinoh­RK. Kubangan kerbau di jalan Kecamatan Sayan menuju Desa Madya Raya menyambut ‘bulan madu’ Wakil Bupati (Wabup) Melawi yang baru, Dadi Sunarya, dan rombongan, Selasa (1/3). Ruas jalan tersebut merupakan akses sentral untuk menuju perhuluan Sungai Sayan, Kabupaten Melawi.

“Jalan ini penghubung satu-satunya enam desa, yakni Desa Pekawai, Tubak Raya, Landau Sadak, Nanga Mancur, Nanga Kompi, dan Madya Raya,” ungkap tokoh masyarakat Desa Tubak Raya, Mulyadi.

Imbuh dia, “Semenjak hancur, kami kesusahan, terutama dalam menjual hasil produksi karet. Ibaratnya ekonomi kami sedang lumpuh”.

Kondisi tersebut terjadi sebulan belakangan karena hujan deras mengguyur hampir setiap hari. Dadi bersama Wakil Ketua DPRD Kluisen dan sejumlah SKPD Melawi sudah merasakan sendiri dahsyatnya kubangan kerbau sedalam setengah meter itu.

Mobil dinas Wabup, KB 2 J, bertipe double cabin dengan 4 wheel drive (4×4) yang notabene untuk off road saja masih setengah mati melewatinya. Kalau pejabat dengan fasilitas transportasi yang lumayan mumpuni saja kesulitan melewatinya, bagaimana dengan masyarakat setempat?

Yang pasti, blusukannya sejumlah pejabat tinggi Melawi tersebut disambut gembira oleh Mulyadi, mewakili masyarakat. Ia berharap jalan tersebut bisa mendapat perhatian khusus. Menurut dia, dengan amburadulnya kondisi jalan itu, tak hanya ekonomi masyarakat setempat yang lumpuh, juga sangat mengganggu pelayanan kesehatan di sana.

“Total panjang ruas jalan penghubung antardesa sekitar 21 kilometer. Sedangkan dari Sayan sampai ke Desa Tubak Raya sekitar 8 kilometer,” tuturnya.

Nah, lanjut dia, ketika musim kering, dari Tubak Raya ke Sayan hanya memakan sekitar 20 menit. “Tapi dengan kondisi di musim hujan seperti sekarang, ruas jalan yang panjangnya hanya 8 kilometer itu harus ditempuh sampai satu hari,” beber Mulyadi.

Kepala Desa Tubak Raya, Deri Yurdanus, membenarkan jalan tersebut merupakan akses satu­satunya untuk menuju kota kecamatan. Dengan datangnya wakil bupati, dia berharap perbaikan jalan bisa segera dilakukan.

Sementara itu, Kepala Desa Nanga Mancur, Gustono memaparkan bahwa jarak dari Sayan ke desanya sekitar 18 kilometer. Kalau ditempuh saat musim kemarau, sekitar satu hari, bahkan bisa pulang balik. “Tapi dengan kondisi jalan yang berkubang ini, dengan terpaksa harus ditempuh dua hari dua malam,” ucapnya.

Menjawab permintaan rakyatnya, Wabup Dadi menyatakan, sepulangnya dari blusukan tersebut, ia akan segera menggelar koordinasi. “Ya, jalan itu akses penghubung ke enam desa di Kecamatan Sayan dan juga urat nadi perekonomian di sana. Nanti akan dibahas terkait langkah­langkah apa yang akan diambil supaya jalan tersebut dapat segera diperbaiki,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia juga meminta Dinas Pekerjaan Umum menghitung ulang kebutuhan anggaran sesuai dengan kemampuan APBD Melawi. Sebab, dengan curah hujan yang masih tinggi setakat ini membuat jalan tersebut bertambah parah.

“Kalau dana di APBD Melawi tahun 2016 ini mendukung, kami berharap pembangunan jalan dari Sayan menuju Madya Raya ini bisa dikerjakan sekaligus,” tegas Dadi.

Setelah melihat dan merasakan sendiri perjalanan ke Sayan, Wakil Ketua DPRD Kluisen merasa sangat prihatin. “(Perbaikan,red) jangan ditunda-tunda lagi,” pintanya.

Hanya saja, Kepala Dinas PU Melawi, H. Hinduansyah, belum dapat berbicara banyak. “Saya belum bisa beri komentarlah. APBD Dinas PU juga belum ada dibahas. Kalau ditambah, akan segera kita laksanakan. Tapi kalau dikurang, kita akan tetap upayakan bagaimana caranya. Intinya tunggu anggaran di PU ini dibahas,” tegas dia.

Laporan: Dedi Irawan

Editor: Mohamad iQbaL