eQuator.co.id – Putussibau – RK. Dusun Teluk Saka Desa Jongkong Kiri Hulu Kecamatan Jongkong dicanangkan sebagai desa model menuju pengembangan kawasan peternakan sapi bali. Pencanangan tersebut dilakukan Sekda Kapuas Hulu H. Muhammad Sukri, Rabu (29/8).
Sekda menyampaikan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam upaya menuju swasembada daging. Karena secara nasional, tahun 2045 Indonesia ditargetkan akan mampu swasembada daging.
“Peternak sapi di Jongkong terbilang sudah berhasil. Dari 30 ekor sapi bantuan yang diberikan pemerintah pada 2002, kini telah bertambah menjadi 608 ekor,” terang ketika ditemui Jumat (31/8).
Sapi tersebut, sampai saat ini sudah digulirkan kepada empat kelompok peternak lainnya yang ada di wilayah tersebut. Dampak dari peternakan sapi tersebut saat ini sudah mampu mendongkrak pendapatan perekonomian masyarakat setempat.
“Dari hasil peternakan sapi itu mereka gunakan untuk menyekolahkan anak dan memenuhi kebutuhan hidup,” ungkapnya.
Sukri mengatakan, untuk ketersedian sapi lokal sebenarnya masih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kapuas Hulu. Dalam setahun Kapuas Hulu mampu memproduksi daging sapi sebanyak 138 ton. “Sementara kebutuhan kita hanya 134 ton per tahun,” jelasnya.
Diakui dia, harga daging sapi di Kapuas Hulu saat ini masih terbilang mahal. Untuk itu, kedepan harga daging sapi harus diatur. Agar tidak dijual dengan harga yang terlalu tinggi.
Sementara itu, Kabid, Peternakan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu, Maryatiningsih mengungkapkan, kegiatan pencanangan tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung program nasional Upsus Siwab sapi indukan wajib bunting. Rangkaian kegiatan itu terdiri dari pelatihan desa model pengembangan peternakan, penyerahan/pembagian kartu ternak kepada para peternak dan pelayanan terpadu peternakan berupa kawin suntik/IB. Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan kebuntingan (PKB) serta pemeriksaan kesehatan ternak secara massal kepada 345 ekor sapi jenis Bali.
“Kegiatan tersebut dihadiri perwakilan Kementan RI, Kepala Dinas Peternakan dan Hewan Kalbar, Kepala Balai Veterinir Banjar Baru Kalsel, Balai Penelitian dan Teknologi Pertanian Kalbar, serta sejumlah pejabat penting lainnya baik dari daerah, provinsi maupun pusat,” ungkap perempuan berkerudung yang akrab disapa Ningsih ini. (dRe)