-ads-
Home Headline Dubes Kanada Puji Pemprov Kalbar dan Pemkab KKR

Dubes Kanada Puji Pemprov Kalbar dan Pemkab KKR

Proyek NSLIC/NSELRED Berskema RIF soal Pengembangan Tanaman Jagung di Kubu Raya Diklaim Berhasil

KUNJUNGAN DUBES KANADA. Kunjungan Duta Besar Kanada dan perwakilan Bappenas ke kawasan Pertanian terintegrasi (pertanian, peternakan dan perikanan), di Rasau Jaya serta melihat langsung kinerja mesin pompa air untuk pertanian yang menggunakan Konverter Kit Amin Ben Gas (ABG), Rabu (17/7). Amin for RK

eQuator.co.id – Pontianak. Kerja sama pengembangan tanaman jagung antara Kanada dengan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya di lahan Gambut Agropolitan Rasau Raya berhasil. Setidaknya, pendapatan petani jagung di sana meningkat.

Duta Besar (Dubes) Kanada untuk Indonesia dan Timor-Leste, Peter MacArthur menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, beserta seluruh jajaran. “Atas nama Pemerintah Kanada, Saya mengucapkan selamat kepada seluruh jajaran pemerintah daerah dan mitra atas kesuksesan pengembangan inovasi ekonomi daerah yang coba Kami dorong melalui program RIF,” tutur Peter, Rabu (17/7).

Bersama Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (KPPN), Rudy Soeprihadi Prawiradinata, dan Fokopimda Kalbar serta Kubu Raya, Peter meninjau langsung kawasan Agropolitan Rasau Raya. “Kami sangat bahagia mengetahui banyak kemajuan dan prestasi telah diraih Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat,” ujarnya.

-ads-

Program kemitraan antara Pemerintah Indonesia dengan Kanada dilakukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dan Global Affairs Canada (GAC). Proyek National Support for Local Investment Climates (NSLIC)/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSELRED) itu memang fokus mengembangkan inovasi budidaya jagung dan produk olahan turunannya. Program tersebut dilaksanakan melalui skema Dana Inovasi ResponSif atau Responsive Innovation Fund (RIF). Yang dimulai sejak April 2018 hingga Juni 2019.

Selain meningkatkan pendapatan petani jagung setempat, program kerja sama Kanada-Indonesia itu juga mampu membuka lapangan kerja baru. “Pada kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh mitra di tingkat nasional yang dikoordinasi oleh Kementerian PPN/Bappenas, atas dukungan dan sumber daya untuk pelaksanaan program RIF di tingkat daerah,” ucapnya.

Untuk diketahui, RIF dari NSLIC/NSELRED dirancang untuk mendukung teknis pembangunan bagi 18 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (PPN). Penentuan daerah yang mendapat program RIF tersebut dilakukan melalui seleksi.

Peter berharap, proyek yang sudah dilakukan di daerah Rasau Jaya ini membantu perekonomian rakyat. “Sebab melalui pertanian terintegrasi di lahan gambut ini, kita melihat bahwa petani jagung ini betul-betul memanfaatkan jagung, baik dari isi, sabut semua diolah dan digunakan, artinya tidak ada yag terbuang,” terangnya.

Diketahui, agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menegaskan pentingnya kebijakan, program, dan kegiatan yang nyata dan terukur untuk mendorong percepatan pembangunan perdesaan dan daerah. “Pengembangan ekonomi lokal merupakan penopang utama kinerja perekonomian nasional. Selaras dengan tujuan tersebut, pemerintah daerah dipandang mampu melakukan berbagai inovasi pembangunan ekonomi jika ditunjang dengan dukungan teknis dan perangkat yang tepat,” papar Peter.

Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional, Kementerian PPN/Bappenas, Rudy Soeprihadi Prawiradinata. Yaitu pembangunan kawasan pedesaaan merupakan salah satu sasaran pokok yang mendukung pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru untuk mempercepat pembangunan daerah. “Serta mengurangi kesenjangan pembangunan antar-wilayah yang dilakukan melalui pengembangan ekonomi lokal berbasis produk unggulan masing-masing daerah terpilih,” ucapnya.

Di samping mengunjungi Kawasan Agropolitan Rasau Kabupaten Kubu Raya, Dubes Kanada ini juga menyebutkan bahwa, Pemerintah Indonesia melalui kementrian terkait, menilai Indonesia memiliki berbagai proyek yang akan dikembangkan, seperti diantaranya Inftrastruktur.

Untuk di Kalbar sendiri, ia memandang banyak potensi yang dapat digali. Seperti furniture, sawit, jeruk Sambas, yang menurutnya dapat dikembangkan di Kanada.

“Seperti halnya jagung ini juga merupakan komoditi ekspor dan bisa dikembangkan, namun memang dari sisi packaging yang tepat sehingga bisa ekspor, bahkan tidak hanya di Kanada juga bisa di pasarkan di Malaysia dan negara lainnya,” ungkapnya.

NSLIC/NSELRED yang dikelola oleh CowaterSogema International berskema RIF senilai Rp18 miliar. Berlangsung dalam tiga tahap, mulai 2018 hingga 2020, dengan memilih enam usulan inovasi dari enam kabupaten setiap tahunnya.

Dalam skema RIF, digalang kerja sama dengan Pemerintah Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPELITBANGDA), Badan Usaha Milik Daerah (BUMDA, BUMNEGMA, BUMDESMA dan BUMDES), UMKM, serta para pemangku kepentingan lainnya. Untuk menciptakan inovasi pembangunan ekonomi daerah yang ramah lingkungan, responsif gender serta bertata kelola yang baik.

Diharapkan program ini dapat menstimulasi dan mendorong inovasi pembangunan ekonomi lokal dan meningkatkan iklim investasi. Melalui pendekatan-pendekatan inovatif untuk pengembangan produk dan sektor ekonomi yang dipilih oleh pemerintah daerah terkait.

Nah, khusus untuk pengembangan Kawasan Agropolitan Rasau Raya di Kabupaten Kubu Raya, secara umum dilaksanakan melalui empat komponen kegiatan. Pertama, pengembangan kapasitas kelembagaan.

Dua, pengembangan inovasi produk. Meliputi budidaya pertanian dengan inovasi lahan gambut menjadi lahan produktif, manajemen produksi jagung olahan, peningkatan standarisasi kualitas, pemenuhan perizinan usaha dan sertifikasi, desain, pengemasan dan aplikasi produk turunan.

Tiga, ekspansi pasar dan perluasan jaringan pemasaran melalui BumDesmart milik BumDesMa Maju Bersama Rasau Raya dan MyAgro. Dan, empat, menciptakan peluang kerja yang adil bagi laki-laki dan perempuan.

Sejak dilaksanakan Maret 2018 hingga April 2019, Kawasan Aropolitan Rasau Raya telah mengalami kemajuan. Sekitar 1.591 penerima manfaat (653 perempuan dan 938 laki-laki) yang meliputi pemerintah daerah, pengelola kawasan, akademisi, lembaga penelitian, sektor swasta dan kelompok masyarakat (meliputi Kelompok Tani, peternak sapi, kelompok perempuan dan UMKM lokal) telah mendapatkan pendampingan melalui berbagai pelatihan dan dukungan teknis.

Terkait pengembangan produk lokal, inovasi dalam pengelolaan lahan gambut menjadi lahan produktif melalui perlakuan (innovation) khusus yang dilakukan bekerjasama dengan Universitas Tanjungpura dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Kalimantan Barat melalui aktivasi Klinik Pertanian telah memangkas rantai produksi dengan tingkat efisiensi biaya hingga 51% dengan proses penanaman bibit menjadi lebih mudah dan singkat.

Diperkirakan setelah pengolahan, lahan gambut dapat memanen 7–8 ton Jagung/hektar, melebihi 2-3 ton/hektar (sebelum treatment). Potensi peningkatan hasil produksi Jagung mencapai 87% dan tingkat pendapatan naik 146% (dari Rp 12,6 juta menjadi Rp 31 juta setiap masa panen Jagung).

Dari rilis yang dikeluarkan pengelola, tata kelola kawasan yang baik telah ditunjukkan melalui transparansi kegiatan kepada semua pihak. Pelaporan keuangan dan program yang sesuai dengan prosedur. Serta partisipasi berbagai pemangku kepentingan termasuk kelompok-kelompok marjinal.

Juga pola pertanian terpadu (integrated farming) dengan sektor peternakan dan perikanan melalui usaha budidaya Jagung bernilai tambah untuk produk pangan ataupun pakan ternak dan ikan. Hingga pengolahan limbahnya dalam satu siklus. Mengacu pada standarisasi dan kearifan lokal yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dengan meminimalisasi limbah.

Program ini juga telah berhasil mendorong partisipasi dan pemberdayaan perempuan melalui pelibatan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dan pelatihan, pembentukan dan pengoperasian Rumah Kreatif, proses produksi hingga dalam pemasaran produk. Selain itu, aktivasi ragam inovasi Klinik Pertanian dengan dukungan kolaboratif dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Universitas Tanjungpura, SMKN Rasau hingga BumDesMa Maju Bersama, MyAgro, akan dapat memberikan solusi dan terobosan peningkatan produktivitas lahan dan Kawasan Agropolitan Rasau Raya.

Selain mengunjungi kawasan agro Rasau Jaya itu, Peter juga melihat langsung kinerja mesin pompa air untuk pertanian yang menggunakan Konverter Kit Amin Ben Gas (ABG). Kemudian, Peter juga berkunjung ke kantor Real Estate Indonesia (REI) Kalbar.

“Kita apreasiasi atas kunjungan Dubes ke kantor REI, kehadirannya untuk melakukan penjajakan investasi di provinsi ini,” tutur Sekretaris REI Kalbar, Mansyur, kepada koran ini.

Seperti diketahui, kata dia, Kanada Sudah maju dengan teknologi tenaga suryanya. Dan kehadirannya untuk memberikan masukan-masukan bagi pebisnis di Kalbar dengan memandang potensi yang dimiliki di provisi ini.

Mansyur menyebut, dari pertemuannya dengan Dubes tersebut, terlirik berbagai potensi yang ada. Misalnya karet, furniture, jeruk Pontianak dan lainnya, yang menurutnya memiliki nilai yang dapat dikembangkan.

Sementara untuk sektor properti, dikatakan Mansur, Dubes tersebut memandang program rumah subsidi merupakan program yang dinilai cukup baik bagi masyarakat dalam mendapatkan hunian. “Sebab untuk investasi di bidang properti, terlebih untuk pendanaan pihaknya tidak bersifat perbankan, sehingga kita juga didorong agar perumahan untuk MBR ini dapat terus berlanjut, disamping itu kita juga mengapresiasi sebab adanya sumbang saran ini,” ucapnya.

Namun begitu, kata dia, kedatangan perwakilan dari Kanada ini, tentu juga menjadi angin segar bagi REI Kalbar, hal ini melihat perekonomian di provinsi ini. Yang menurutnya perlu terus didorong sehingga terus meningkat dan berdampak pada daya beli masyarakat akan perumahan.

“Kita tentu mendorong dengan adanya banyak investor misalnya melirik sawit atau lainnya, tentu akan menambah penghasilan masyarakat, dengan begitu pastinya akan berdampak pada keinginan masyarakat untuk memiliki hunian,” lugasnya.

Senada, Peter menyebut kunjungan perdananya ke Kalbar ini selain mengunjungi proyek kerja sama, juga untuk sharing informasi ke berbagai pihak. Baik Gubernur Kalbar dan Bupati Kubu Raya serta REI Kalbar.

“Di Kalbar ini mungkin ada peluang kerja sama dengan pemerintah Kanada baik itu bidang teknologi pengolahan limbah, atau misalnya bidang lainnya sehingga bisa dihubungkan dengan pihak Kanada,” sebutnya.

Terkait property, kata Peter, sampai sejauh ini pihaknya belum menjajaki bidang tersebut.  Namun, pihaknya mendorong para investor lain untuk mengembangkan bidang ini di Kalbar.

“Kita berharap kedepan juga bisa menjajaki bidang lainnya, seperti halnya infrastruktur dimana kita melihat proyek yang cukup menarik, terkait properti kita pastinya mendukung terlebih dengan program rumah MBR kita mendorong agar program ini dapat terus berlanjut,” pungkasnya.

Laporan: Abdul Halikurrahman, Nova Sari

Editor: Mohamad iQbaL

Exit mobile version