eQuator.co.id – Singkawang-RK. Dua warga Kota Singkawang diduga terlibat perampokan. Modusnya hipnotis yang dilakukan terhadap seorang nenek dan putrinya yang tinggal di kawasan pertokoan Bumi Serpong Damai (BSD), Jakarta.
Kejadiannya 7 November 2016 dan dengan cepat tiga dari empat kawanan penjahat itu berhasil dicokok polisi pada 23 November 2016. Mereka digerebek di kediamannya komplek perumahan Green Lake, Cluster Australia, Jakarta Barat. Ketiganya kini dalam sel tahanan Polsek Serpong.
Seorang pelaku asal Singkawang yang berhasil tertangkap bernama Leslie, 27. Satunya lagi buron bernama Juliana Liauw, 31, juga asal kota Singkawang. Pihak kepolisian sudah menyebarkan identitas buronan tersebut.
Kontan saja peristiwa ini memviral sejak kejadian dan hingga kemarin foto-foto para pelaku masih terpampang di Facebook komplit dengan KTP-nya. Bahkan foto-foto tersebut menyebar melalui grup WA se Indonesia.
Berita yang tersebar di Medsos, seorang nenek berusia 85 tahun dan anaknya, 58 tahun, habis-habisan dirampok hartanya lewat hipnotis di kawasan pertokoan Bumi Serpong Damai (BSD), Jakarta, Senin, 7 November 2016.
Tak hanya uang kontan Rp1,7 miliar yang ditarik dari sebuah bank, sekotak perhiasan emas di safety box pun habis digasak kawanan perampok hipnotis beranggota empat orang. Dua kawanan itulah disebut-sebut sebagai warga Kota Singkawang, salah satunya buron bernama Juliana Liauw. Apabila ada yang mengenal buronan itu diminta bantuannya segera melaporkan ke Polsek Serpong.
Kepala Biro Rakyat Kalbar di Singkawang yang melacak keberadaan Juliana Liauw untuk dikonfirmasi, belum berhasil mengendus jejaknya. Walaupun dipastikan tidak berada di kampungnya, namun perempuan itu memang benar warga Singkawang.
“Juliana Liauw itu warga saya, dan memang dia jarang pulang ke Singkawang. Dia informasinya kerja di Jakarta, tapi saya tidak tahu kerja apa dan di mana,” tutur Robert, Ketua RT 59 RW 001 Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Jumat (16/12).
Robert menjelaskan, Juliana adalah anak kedelapan dari delapan bersaudara alias bungsu dari pasangan Tjhin Mai Sem dan Liauw Nyuk Moi. ”Kedua orangtuanya masih hidup, dulu ayahnya bekerja sebagai supir, sekarang tidak lagi,” katanya.
Walaupun sudah lama sekali Pak RT ini tak ketemu dengan Juliana yang memang jarang pulang, tapi dia masih ingat wajah perempuan itu. “Juliana memang jarang saya ketemukan. Saya lihat anaknya tampak baik-baik saja. Dan memang tadi malam saya dapat info (buronan) itu. Tapi sampai saat ini pihak kepolisian pun belum ada menghubungi saya,” jelas Robert.
Untuk memastikan latar kehidupan Juliana semasa di Singkawang, Rakyat Kalbar coba melihat secara dekat kondisi kediaman Juliana Liauw di Jalan Ali Anyang Gg. Panca Bhakti No 16, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat. Pintu rumahnya tertutup rapat seperti tak berpenghuni. Tetapi beberapa hari sebelumnya ada keluarga yang tinggal di situ.
“Orangnya tidak ada dan lagi keluar, saya tidak tahu keluar kemana. Saya tak kenal nama Juliana itu, kalau nama panggilan sehari-hari mungkin saya kenal,” kata seorang tetangga yang enggan disebutkan namanya.
Namun si tetangga membenarkan kalau pemilik rumah dulu supir, sekarang sudah pensiun lantaran tua. Dia pun tidak tahu apakah Juliana menikah dengan warga RRT yang juga tertangkap dalam sindikat kejahatan hipnotis itu.
Informasi yang diperoleh dari Kantor Imigrasi Singkawang, baik Juliana Liauw maupun Leslie adalah pemegang paspor Republik Indonesia. Diperkirakan mereka berdua atau salah satunya pernah ke LN apakah sebagai tenaga kerja atau kaitan sindikat, belum jelas.
JARANG PULANG
Leslie, yang tertangkap bersama dua kawanan lainnya, pun merupakan warga Jalan Pulau Natuna, RT 37 RW 006 Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat. “Dia memang benar warga RT kami, dulunya dia pernah tinggal di Lirang ikut suaminya. Setelah cerai dengan suaminya itu lalu kembali ke RT kami lagi. Saya kurang tahu apakah dia punya anak saat ikut suaminya dulu,” ungkap Sulaiman, Ketua RT 37, kepada Rakyat Kalbar.
Sulaiman menjelaskan, Leslie memang jarang berada di Singkawang. “Paling-paling dia pulang ke Singkawang hanya sekitar tiga kali dalam setahun, untuk sembahyang kubur dan Imlek. Selebihnya dia kebanyakan berada di Jakarta,” katanya.
Di Jakarta, kata Sulaiman, Leslie juga tidak sebatang kara, lantaran di metropolitan ia punya sanak family dan saudaranya yang lain. “Dia itu anak ketiga dari empat bersaudara. Dulu mamanya tinggal di Singkawang tapi sekarang ikut saudaranya yang lain di Jakarta, papanya sudah meninggal,” ujarnya.
Sulaiman menilai kalau Les Lie itu orang dengan berkepribadian tertutup. “Dia tidak terlalu suka bergaul dan tidak terbuka orangnya. Dan jarang ngumpul juga,” katanya.
Ditanya apakah mengetahui kasus yang menimpa Leslie, Sulaiman mengatakan memang sebelumnya dia melihat ada tiga orang wanita di Facebook. “Kalau yang di Fesbuk itu sudah lama, tapi Leslie ini saya baru tahu. Tapi saya kurang tahu apakah dia terlibat atau tidak,” ujar Sulaiman.
Sampai kemarin, berita ini belum mendapat konfirmasi dari Polres Singkawang maupun Polda Kalbar. Kabarnya lebih memviral di medsos terutama Facebook.
Laporan: Suhendra
Editor: Mohamad iQbaL