Dua Jamaah Sambas Masuk RS Saudi

Kondisi Terkini Jamaah Haji Kalbar

UMRAH. Safari Hamzah beserta rombongan jamaah Kloter 13 sedang menunaikan ibadah umrah di Masjidilharam, Mekkah, baru-baru ini. Safari for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Mekkah-RK. Tiga tas jinjing dan satu koper milik jamaah haji Kloter 13 asal Kalbar sampai sekarang belum ditemukan. Barang bawaan tersebut ‘hilang’ sejak kedatangan mereka di Madinah pada 20 Agustus lalu.

Ketua Rombongan 1 Kloter 13, Safari Hamzah, telah melaporkan hal ini kepada ketua Kloter dan petugas haji.

“Mereka sudah berusaha mencari, namun belom ada hasilnya,” ujar jamaah asal Singkawang ini diwawancarai Rakyat Kalbar via Telpon.

Akhirnya, kemarin (Jumat, 25/8, waktu setempat) bersama petugas haji, pihaknya akan mengecek ke kamar-kamar jamaah. Hal tersebut terpaksa dilakukan menimbang empat hari kedepan jamaah harus berangkat ke Arafah.

“Sweeping kami lakukan berjenjang aja, cukup dilakukan oleh Ketua Regu. Kami akan teruskan laporan itu ke Ketua Kloter,” jelas Safari.

Sementara itu, anggota Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), Juli Arsadi menyampaikan kondisi terkini jamaah Kloter 15. Ada dua jamaah asal Pontianak yang harus dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan dua jamaah asal Sambas dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi. Mereka diserang penyakit yang tidak bisa ditangani petugas kesehatan di Kloter.

“Rumah Sakit King Fath dan RS King Aziz tengah merawat dua warga Sambas,” ujarnya.

Selain itu, saat ini, lanjut dia, banyak jamaah yangg menderita batuk-batuk akibat infeksi saluran nafas. Namun, tidak terlalu serius. Artinya, dengan istirahat dan minum obat sudah bisa sembuh.

Alhamdulillah, kata Juli, jamaah lainnya dalam kondisi sehat walafiat, termasuk semua petugas Kloter. “Harapannya semoga kita dalam kondisi prima sampai puncak ibadah haji yaitu wukuf, dan sehat sampai pulang ke tanah air,” tutur pria asal Sambas ini.

Menjelang wukuf, dikatakannya, petugas kesehatan haji yang berada di Mekah selalu mengimbau jamaah banyak meminum air putih dicampur Oralit, memakai masker, kacamata hitam, dan topi, saat beraktivitas di luar ruangan.

“Jamaah yang risiko tinggi (kesehatannya) kami anjurkan untuk tidak sering-sering ke Harom (Masjidilharam) agar tidak jatuh sakit,” terangnya.

Ia juga menginformasikan, sejak 20 Agustus, jamaah Singkawang yang tergabung dalam Kloter 13 telah melaksanakan beberapa rangkaian ibadah. “Sudah selesai Arbain di Madinah, terus miqat di Masjid Bir Ali untuk melaksanakan umroh. Dan alhamdulillah, umroh dilaksanakan pukul 11 malam waktu Makkah,” tutup Safari Hamzah.

Ketika dikonfirmasi, Kabid Penyelenggara Haji Dan Umrah Kemenag Kalbar, Azharuddin Nawawi menyatakan, koper biasanya tidak hilang. Melainkan tertukar dengan Kloter lain.

Pria yang juga bertindak selaku Ketua Sektor 9 Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Kalbar yang berada di Mekkah ini menyebut, hal ini jamak. Sebab, alur transportasi crowded (padat). Juga harus cepat-cepat demi menghindari deadlock (penutupan pengambilan bagasi) dari pihak bandara atau terminal transit imigrasi.

“Dari PPIH kerja sama dengan semua elemen dan sektor menginformasikan keberadaan tas tersebut,” terangnya.

Menanggapi penanganan beberapa jamaah yang sakit dari Kloter 15, Azharuddin menyampaikan, semua yang berkaitan dengan jamaah sakit akan ditangani oleh KKHI. “Kesehatan dan kematian ditangani pertama oleh dokter Kloter dan Ketua Kloter, kemudian dirujuk ke KKHI. Jika tidak bisa ditangani, baru lah ke Rumah Sakit Saudi,” tuturnya.

 

Laporan : Riko Saputra

Editor: Mohamad iQbaL