DPR dan MPR Kecam Teror Bom Samarinda dan Singkawang

TETAP SEMBAHYANG. Seperti tak ada masalah, pasca dimolotov umat Budha tetap khusuk menjalankan peribadatan di Vihara Budi Dharma Singkawang, Senin (14/11). Suhendra-RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Teror Bom di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) dan pelemparan bom molotov di Vihara Budi Dharma Kota Singkawang mendapat kecaman dari Ketua MPR dan anggota DPR Dapil Kalbar.

Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan yang juga Wasekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menghaturkan belasungkawa dan doa untuk Intan Olivia, balita yang menjadi korban letupan bom di Gereja Oikomene, Samarinda beberapa hari lalu.

“Ini menusuk rasa kemanusiaan kita. Siapa pun kita dengan latar belakang agama, etnis dan budaya apa pun, tetap disatukan oleh rasa kemanusiaan yang sama,” ungkap Daniel, Selasa (15/11).

Menurut Daniel, rasa kemanusiaan menjadi nilai tertinggi yang dijunjung dan dibela oleh setiap agama. Apalagi melihat hidup anak kecil yang terampas tak berdaya tanpa bisa berbuat apa-apa.

“Membuat rasa kemanusiaan dan keberagamaan kita terusik. Kita harus mengutuk keras segala bentuk tindakan antikemanusiaan,” tegasnya.

Selain itu, teror di Vihara Budi Dharma Singkawang, PKB  mengajak semua umat beragama memperkuat tali persaudaraan. Memperkuat keindonesiaan yang beragam ini, melalui tali silaturahmi.

“Agar bisa saling mendoakan dan menjaga sesama anak bangsa. Karena tantangan konkret kita, sama-sama mengatasi masalah ketidakadilan dan kemiskinan, baik dibidang sosial, ekonomi dan hukum,” ungkap Daniel.

Ia menegaskan, pemerintah harus benar-benar memperhatikan makna kemanusiaan. Bersatu bersama-sama menggalang kekuatan energi positif rakyat, untuk mengatasi tantangan, baik kemiskinan, pengangguran dan ketidakadilan.

“Bukan malah saling melemahkan. Ini ajakan cinta untuk sesama anak bangsa, hentikan teror dan perpecahan. Kita satukan hati mengangkat kesejahteraan rakyat dan martabat bangsa,” ujar Daniel.

Ketua MPR Zulkifli Hasan menegaskan, teror tidak ada tempat di negeri Pancasila. Itu perilaku biadab, melanggar prikemanusian. “Harus ditindak tegas,” kata Zulkifli.

Darimana pun, siapa pun, tidak ada kompromi. Teroris maupun aksi teror harus ditindak tegas. Tidak ada tawar-menawar.

 

Laporan: Isfiansyah

Editor: Hamka Saptono