eQuator.co.id – Pontianak-RK. Tingkat literasi Indonesia di titik nadir. Connecticut State University Amerika Serikat dalam kajiannya terhadap tingkat literasi di 61 negara di dunia, menempatkan Indonesia di peringkat ke-60, di atas Bostwana, Afrika.
Fakta ini diungkapkan Kepala Badan Perpustakaan Kearsipan dan Dokumentasi (BPKD) Kalbar, Ignasius IK saat membuka Kalbar Book Fair 2016 di Rumah Radankg Pontianak, Rabu (26/10) sore.
Bahkan, kata Ignasius, tingkat literasi atau kepustakaan di Tanah Air masih ketinggalan jauh dibandingkan beberapa negara ASEAN. “Malaysia misalnya, berada di peringkat ke-53 dalam kajian tersebut. Ini menunjukan bahwa minat baca dan budaya literasi kita masih sangat rendah,” jelasnya.
Padahal, lanjut dia, di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah menciptakan sumberdaya manusia terampil dan berdaya saing global.
Di satu sisi, menurut Ignasius, jumlah penerbitan buku di Indonesia juga masih jauh dari ideal. Berdasarkan data yang dirilis Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) pada 2005, jumlah penerbitan buku di Indonesia hanya 30.000 judul per tahun. Sangat kurang dibandingkan jumlah penduduk Indonesia 240 Juta jiwa.
“Untuk itulah, Pemprov Kalbar berinisiatif menggelar pameran buku (Book Fair) dengan skala lebih besar dengan menghadirkan penerbit dari Kalbar dan sejumlah daerah. Ini semata-mata untuk mendorong budaya literasi di Kalbar,” jelas Ignasius.
Sementara itu, Kepala Unit Pelayanan Perpustakaan Kalbar, Untad Dharmawan menambahkan, tingkat literasi di Kalbar juga masih berada di posisi mengkhawatirkan.
Mengutip data Susenas 2015, Untad mengungkapkan, Kalbar di peringkat delapan besar terbawah jika dilihat dari presentase aktivitas Siswa Membaca dalam Seminggu.
“Presentase siswa membaca di Kalbar tercatat 79,70 persen. Ini menjadi kewajiban kita bersama untuk terus meningkatkan minat atau budaya membaca di Kalbar,” ujar Untad.
Menurut Untad, Perpustakaan Kalbar selama ini terus menambahkan koleksi bacaan yang kini sudah mencapai 191.659 eksemplar. Hal ini untuk meningkatkan minta baca dan angka kunjungan ke perpustakaan Kalbar
Selain itu, Perpustakaan Kalbar juga mendistribusikan buku-buku ke berbagai daerah dan komunitas. Tercatat 214.000 eksemplar dari 5.785 judul buku yang telah didistribusikan kurun 2013 hingga 2015.
“Terdapat 205 pos (sarana) penerima buku-buku tersebut. Mulai dari perpustakaan di wilayah perbatasan dengan Malaysia hingga perpustakaan komunitas yang dikelola masyarakat. Di hotel, bahkan di warung kopi pun ada kami titipkan buku-buku untuk dibaca masyarakat,” ungkap Untad.
Kalbar Book Fair 2016 di Rumah Radakng Pontianak sejak 26 Oktober hingga 1 November mendantang ini terbesar di Kalbar. Menghadirkan 40 penerbit dan sejumlah komunitas serta instansi pemerintah. Pameran juga menghadirkan stand kuliner dan pameran foto, bedah buku serta beragam aktivitas lainnya.
Kalbar Book Fair merupakan agenda puncak dari rangkaian kegiatan untuk memeriahkan Bulan Cinta Perpustakaan di Kalbar. Sebelumnya juga digelar Pekan Pemutaran Film Dokumenter, Seminar, dan Pelatihan Relawan Cinta Perpustakaan.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Mordiadi