Dongkrak Nilai Jual Rotan Sintang

Masyarakat Diajarkan Pengelolaan

SUPLAI ROTAN. Kunjungan Pemkab Sintang ke Cirebon sebagai tindak lanjut kerja sama dalam suplai rotan, beberapa waktu lalu. Pemkab Sintang akan melatih masyarakat mengelola rotan agar dapat menjaga kualitas rotan tersebut. (Humas Sintang for RK)

eQuator.co.id – SINTANG-RK. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Sintang, berencana menggelar pelatihan bagi masyarakat untuk mengolah rotan. Rencana ini adalah bagian dari kerja sama yang dibangun Sintang dan Pemkab Cirebon terkait pengelolaan dan suplai rotan.

Pemkab Sintang berkunjung ke Pemkab Cirebon selama dua hari pada pekan lalu. Rombongan mendatangi beberapa lokasi yang telah dijadwalkan, seperti ke Industri Kecil Menengah Rotan Cirebon, IKM Batik Cirebon, dan IKM Batu Alam Cirebon.

Kadisperindagkop dan UKM Kabupaten Sintang, Sudirman mengatakan, industri rotan di Cirebon baik pelaku UMKM, pedagang maupun pengusaha mengolah rotan menjadi kursi dan lain sebagainya diekspor hingga ke luar negeri.

“Pangsa pasar rotan di Cirebon ekspor ke luar negeri meski juga ada untuk dalam negeri. Makanya kualitas rotan memang dijaga dan dipilih,” ujarnya, Selasa (22/1).

Bupati Jarot berkeinginan kerja sama Pemkab Sintang dengan Cirebon dalam hal suplai rotan bukan dalam bentuk mentah. Tapi sudah diolah terlebih dahulu oleh masyarakat di Sintang,  supaya dapat memberdayakan masyarakat dan menambah nilai jual.

“Rotan yang kita miliki tentunya harus kita sesuaikan dengan kebutuhan ekspor juga. Sehingga ada dua opsi kebutuhan ekspor dan kebutuhan lokal,” terangnya.

“Selama ini kita berpikir rotan di hutan kita tebang kita ambil, kita ikat dan kirim, tapi tidak seperti itu,” katanya.

Maka itu, Pemkab Sintang akan memberikan pelatihan terhadap masyarakat sehingga pengelolaan sumber daya alam ini berjalan dengan baik.

Bupati Sintang, Jarot Winarno telah berkunjung ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Industri Pangan, Olahan dan Kemasan di Satuan Pelayanan (Satpel) Pengembangan Industri Rotan di Cirebon.

Kunjungan kerja itu tidak hanya meninjau lokasi workshop Satpel dan meninjau hasil kerajinan tangan rotan. Tapi juga diskusi banyak hal mengenai pengembangan kerajinan tangan bahan baku rotan yang bisa ekspor hingga ke Rusia.

Jarot menarik kesimpulan bahwa suplai bahan baku rotan untuk industri kecil dan menengah di Cirebon itu sangat tidak teratur. Bahan baku Rotan diambil dari Tegal, dengan tidak ada aturan harga baku. Di sisi lain, Disperindag Cirebon sudah melakukan MoU atau perjanjian dengan salah satu kabupaten di Aceh untuk pemenuhan bahan baku rotan.

 

Laporan : Saiful Fuat

Editor : Andriadi Perdana Putra