eQuator.co.id – Pontianak- RK. Calon Jamaah Haji (CJH) Kota Pontianak tahun ini didominasi perempuan. Dari 652 CJH, kaum hawa berjumlah 362 orang dan kaum adam berjumlah 290 orang.
Selasa (25/7), di Aula Masjid Mujahidin Pontianak, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat menggelar manasik haji dan pelepasan para CJH. Manasik ini rencananya dihelat tiga hari.
Sebelum kegiatan tersebut, menurut Kepala Kantor Kemenag Kota Pontianak, Jawani, pihaknya telah menyelenggarakan beberapa pelatihan di tingkat kantor urusan agama (KUA) atau kecamatan.
“Manasik ini agar jamaah siap secara fisik dan mental, kami juga mengimbau jamaah menjaga kesehatan, perbanyak salat sunah, salat hajat, dan berdoa kepada Allah,” pintanya.
Semua kuota haji Pontianak, lanjut dia, dipenuhi. Tidak ada masalah atau tidak ada CJH yang tidak berangkat. Tapi, lantaran daftar tunggu yang panjang, lebih dari separuh CJH telah lanjut usia (Lansia).
“Haji tahun ini usia termuda 18 tahun, tertua 93 tahun,” ungkap Jawani.
Ia memaparkan, 652 CJH Kota Pontianak ini dibagi dalam lima kelompok terbang (Kloter), bernomor 12, 13, 14, 15, dan 16. Semuanya akan berangkat pada 10 Agustus 2017.
Di tempat yang sama, Wali Kota Sutarmidji hepi dengan penambahan kuota CJH Kota Pontianak sebanyak 160 orang. Menurut dia, hal tersebut dapat mengurangi masa tunggu sekitar 1/3. Artinya, yang sebelumnya harus menunggu 15 tahun sekarang masa tunggu bisa menyusut ke sepuluh tahun.
Pembuka acara manasik ini juga berharap seluruh CJH mengikuti proses manasik dengan tekun. Hingga selesai.
“Meskipun ada yang pernah mengikuti umroh atau naik haji, saya minta jamaah calon haji mendengarkan saran-saran yang disampaikan para pembimbing manasik haji,” tutur pemilik akun Twitter @BangMidji ini. Sambung dia, “Jamaah mengikuti saran-saran yang disampaikan pembimbing, di sana harus sabar dan disiplin, disiplin yang saya maksud adalah menjaga kesehatan dan semuanya”.
Ia juga mengingatkan para CJH tidak shopping sebelum rangkaian ibadah haji selesai. “Supaya tas tidak penuh ketika beribadah,” tuturnya.
Untuk para pembimbing kelompok atau Kloter, dia meminta mereka senantiasa memperhatikan jamaahnya. “Kepada ketua kelompok, sekalipun sudah pengalaman, jangan menganggap sudah biasa dan gampang, pahami karakter dan kondisi yang dibimbing, ketua kelompok harus memaklumi,” pesan Midji.
Menjawab permintaan wali kota ini, salah seorang CJH yang juga ketua regu, Raharjo Rajiman menyampaikan kesiapan menjalankan ibadah dan memimpin regunya. “Setiap subuh, olahraga rutin, perbanyak minum air putih karena kemungkinan suhu di sana bisa 52 derajat,” tutur pria yang sebelumnya pernah beribadah umrah ini.
Terpisah, Kepala Kantor Kemenag Kalbar, Syahrul Yadi menyatakan petugas haji non-Kloter asal Kalimantan Barat mulai
diberangkatkan ke Mekkah. “Petugas non-Kloter mulai berangkat hari ini (Selasa, 25/7), dan ada yang berangkat lusa, mereka berempat berangkat bergantian,” tuturnya.
Para petugas dari Kemenag Kalbar ini terlebih dahulu berkumpul di Jakarta. Berangkat ke tanah suci bersama-sama petugas non-Kloter lainnya se-Indonesia yang totalnya 842 orang. Mereka lah yang menyiapkan hotel, transportasi, dan kebutuhan lainnya.
“Petugas non-Kloter menjadi panitia, mempersiapkan penyambutan ketika jemaah datang,” ujar Syahrul. Sedangkan petugas Kloter berangkat bersama-sama para CJH.
Jika sesuai jadwal, maka keberangkatan dimulai 9 Agustus 2017. “Keberangkatan pertama itu dari Kabupaten Melawi, Mempawah, Sanggau, dan Landak, jumlah petugasnya ada 11 orang, kemudian dari tim kesehatan 18 orang, dimana satu Kloter tiga orang dikalikan enam Kloter asal Kalbar,” paparnya.
Berdasarkan SK Gubernur Kalbar, tim pembina haji daerah (TPHD) sebanyak 17 orang. Jadi secara keseluruhan jumlah petugas yang mendampingi CJH Kalbar berjumlah 46 orang.
Syahrul mengakui tantangan tahun ini terbilang berat karena jumlah CJH yang bertambah. Seperti diketahui penambahan ini karena Pemerintah Arab Saudi mengembalikan kuota 20 persen yang dipangkas sejak revonasi Masjidilharam. Pengembalian itu juga disertai dengan tambahan 10.000 kuota jamaah haji.
“Dengan pengembalian itu, jumah jamaah haji sebelumnya (yang dipangkas) 1.872, sekarang menjadi 2.527 jamaah haji untuk Kalimantan Barat,” terangnya.
Selain tantangan penambahan jumlah, ia menilai, tantangan lainnya adalah mempertahankan pelayanan haji yang baik pada tahun lalu. Penilaian masyarakat kala itu, untuk pelayanan haji, berada di angka 83,6 persen untuk seluruh Indonesia.
“Ini pelayanan terbaik sepanjang pelaksanaan haji dan itu terjadi di tahun 2016, mempertahankan itu yang berat, agar penilaian publik itu tidak turun,” beber Syahrul.
Kondisi cuaca Arab Saudi yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya juga diwanti-wanti. “Saat ini musim panas di Arab Saudi, tapi Insya Allah bisa dihadapi,” tukasnya.
Meski berat, ia berkeyakinan bisa mewujudkan pelayanan yang baik. Sebab, petugas yang lolos seleksi telah diberikan pembekalan berbagai macam ilmu pengetahuan. Mereka yang dipilih menjadi petugas pun dari berbagai latar belakang, mulai dari unsur Kemenag, Kementerian Kesehatan, TNI-Polri, dan instansi terkait lainnya.
Laporan : Riko Saputra, Fikri Akbar, Rizka Nanda
Editor: Mohamad iQbaL