eQuator.co.id-Bukan Wali Kota Sutarmidji namanya kalau tidak cepat menanggapi keluhan warga Pontianak. Termasuk keluhan terhadap pelayanan RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie atau RSUD Kota Pontianak.
Keluh kesah itu datang dari warga bernama Syafaruddin Usman yang mengunjungi RS pada Kamis (15/12) sekitar pukul 16.45. “Maksud kedatangan untuk berobat, kram bagian perut, dan infeksi tenggorokan akibat batuk,” tulisnya dalam pesan singkat yang beredar.
Kunjungan Syafaruddin pada hari itu merupakan kunjungan kedua, setelah sekitar seminggu lalu juga memeriksakan ihwal yang sama. Pada kunjungan pertama, dia mengaku dilayani dengan baik dan wajar.
“Pada kedatangan kedua ini, sangat menyedihkan, menyakitkan dan saya kira memalukan bagi manajemen RSUD kebanggaan Pemkot Pontianak,” terangnya.
Dipaparkan dia, setelah dirinya mendaftarkan diri di bagian pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD tersebut, ia dipersilakan masuk untuk menemui tim medis dan ditanya terkait keluhan yang dirasakannya.
Dijelaskan oleh Syafruddin kondisi yang dirasakannya. Termasuk bahwa sepekan lalu hasil rekam medis untuk jantungnya dinyatakan tidak ada masalah.
“Setelah saya berikan penjelasan demikian, saya dijawab oleh seorang, saya tidak tahu apakah dia suster atau dokternya dengan ketus, antara lain (mengatakan) kenapa tidak di poli saja Pak. Saya jawab: polinya tutup, lagi juga saya kan darurat, saya kira langsung kemari,” paparnya. Singkat cerita, Syafruddin mengaku tidak dilayani dengan sepatutnya.
Keluhan di Medsos ini ditanggapi Wali Kota Sutarmidji di Medsos juga. Melalui akun Twitter @BangMidji, dia menyatakan bahwa sejak beberapa hari terakhir ruang IGD RSUD Pontianak memang sedang penuh.
“Jika IGD penuh, diutamakan yag perlu segera diberi tindakan. Beliau keluhan tenggorokan, tetapi ada yang keluhan jantung dan lain-lain. Tentu diminta tunggu,” cuit Midji sekitar pukul 22.30, Kamis (15/12).
Ia sudah mendengar penjelasan dari pihak RSUD, bahwa apa yang diceritakan oleh Syafaruddin tidaklah sepenuhnya demikian. “Saya sudah cek di RSUD kita. Ceritanya tidak sesentimentil yang disampaikan yang mulia Syafaruddin Usman. Memang beberapa hari ini IGD penuh,” terangnya.
Dia berharap, baik pasien maupun masyarakat memahami kondisi RSUD dan mekanisme layanan serta antrean yang berlaku. “Klu ada dokter telp ketika pegang pasien itu krn dia minta arahan dokter spesialis yg nangani penyakit itu,” jelasnya.
Ia menduga warga yang merasa dirugikan merasa datang lebih dulu. “Ini egonya kita sbg manusia. Dokter dan perawat pasti utamakan yg sangat darurat bukan yg dulu datang klu di IGD,” tegas Midji.
Laporan: Fikri Akbar
Editor: Mohamad iQbaL