Dituduh ‘Kencing’ BBM, Anggota TNI Polisikan Sopir Tangki PT Elnusa

MELAPOR. Dua anggota Kodim 1207/BS Pontianak mendatangi Mapolresta Pontianak untuk melaporkan Ajun, sopir PT Elnusa Petrofin, Selasa (19/7) sore. OCSYA ADE CP

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dituduh menyelewengkan Bahan Bakar Minyak (BBM), dua anggota TNI yang bertugas di wilayah Kodim 1207/BS Pontianak melaporkan, Ajun, sopir PT Elnusa Petrofin ke Mapolresta Pontianak, Selasa (19/7) sore.

Komandan Kodim 1207/BS Kolonel Infanteri Jacky Ariestanto mengaku mendapatkan laporan terkait adanya pengaduan yang dibuat dua anggotanya tersebut ke kepolisian. Peristiwa itu berawal saat adanya pengerahan anggota TNI dan Polri yang diperbantukan untuk mengisi kekosongan sopir truk tangki dalam mendistribusikan BBM Pertamina ke SPBU di sejumlah wilayah di Kalbar. Pengerahan tersebut terkait adanya aksi mogok yang dilakukan para sopir dari perusahaan PT Elnusa Petrofin, rekanan PT Pertamina.

“Anggota saya mendapat telepon dari seseorang bernama Ajun, mengatakan kalau ada mobil tangki yang dikendarai dua anggota TNI yang berhenti dan ‘kencing’ di jalan saat mengantarkan pasokan BBM ke SPBU Nusapati,” ujar Jacky kepada sejumlah wartawan di rumah dinasnya, Selasa (19/7).

Menindaklanjuti adanya kabar tersebut, anggotanya yang berpangkat Letnan itu kemudian mengecek kebenaran informasi. Kemudian berupaya menemui pengelola SPBU Nusapati dan pria bernama Ajun tersebut, didampingi anggota kepolisian. Hasilnya informasi ‘kencing’ itu tidak benar. Lalu timbul anggapan pencemaran nama baik.

Berdasarkan saran dari kepolisian, dua anggota TNI tersebut membuat laporan pengaduan. Namun, kata Jacky, menurut penyidik Polresta Pontianak, tidak cukup kuat untuk sampai ke tahap pencemaran nama baik.

“Mana mungkin dia (anggota) berani kencing. Ini operasi yang diawasi dan anggota saya mana mengerti soal kencing. Kalau ada yang berani bermain, pasti akan saya proses,” tegas Jacky.

Manager SPBU Nusapati, Mirkas Riyadi mengatakan, pada saat jadwal pengiriman BBM tersebut ke SPBU yang dikelolanya, ia melihat mobil tangki tersebut berhenti di kawasan Tugu Khatulistiwa, melalui aplikasi GPS yang ada di handphone nya. Lantaran melihat mobil tersebut berhenti, ia pun menghubungi Ajun, sopir yang biasa membawa mobil tangki tersebut ke SPBU-nya.

“Saya telepon Ajun, karena biasanya dia yang bawa mobil itu. Tapi dia kebetulan saat itu tidak bekerja. Saya tidak tau harus menghubungi siapa, saat itu mobil yang bawa anggota TNI,” kata Mirkas saat ditemui di Mapolresta.

Mirkas mengungkapkan, kemungkinan ada kesalahan dalam aplikasi tersebut. Karena mobil itu ternyata memang sedang dalam perjalanan membawa pasokan BBM ke SPBU. Setelah dicek, isi BBM nya pun tidak berkurang dan normal seperti biasanya. Mobil tersebut sedianya mengangkut BBM jenis premium sebanyak 8.000 liter.

“Saya memang tidak melihat mobil itu berhenti, tapi di GPS terlihat berhenti. Mungkin aplikasi yang diberikan oleh PT Elnusa untuk memonitor pengiriman sedang error,” katanya.

Sopir PT Elnusa Petrofin, Ajun mengatakan, setelah dihubungi Mirkas, ia kemudian menanyakan kepada salah satu Perwira Kodim berpangkat Letnan yang mengurus anggotanya membawa mobil tangki BBM. Lantaran merasa kenal dan tinggal bertetangga, Ajun pun bertanya sambil bercanda.

“Saya telepon dia, saya bilang, saya dapat kabar kalau mobil yang dibawa anggota TNI berhenti di kawasan Tugu. Sambil bergurau, karena saya kenal dan bertetangga dengan dia, saya bilang, mungkin mereka ‘kencing’ di jalan,” ujar Ajun.

Namun, ungkap Ajun, ternyata candaan tersebut ditanggapi dengan serius, sehingga berbuntut dengan membuat laporan ke kepolisian.

“Saya sudah berkali-kali meminta maaf dan menjelaskan, kalau saya hanya bercanda tentang itu. Tapi ya sudahlah, jadi pelajaran untuk saya untuk tidak bercanda,” ujar Ajun.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Andi Yul Lapawesean membenarkan adanya laporan pengaduan anggota TNI. “Memang benar ada anggota TNI yang ‎datang ke Mapolresta untuk membuat aduan, terkait pernyataan yang dianggap menyelewengkan BBM,” ujar Andi.

Polisi akan menindaklanjuti aduan yang disampaikan tersebut. Terkait benar atau tidak, Andi mengatakan, ada dugaan kesalahpahaman dalam hal tersebut.

“Informasinya demikian, karena aplikasi GPS ini eror, maka sopir tersebut dituduh berhenti ‘kencing’ di jalanan,” jelas Andi.

Laporan: Ocsya Ade CP, Achmad Mundzirin

Editor: Hamka Saptono