eQuator.co.id – SINTANG-RK. Biasanya murid yang keenakan libur panjang, ogah-ogahan di hari pertama. Tapi di pedalaman Kabupaten Sintang, libur lebih kurang 38 hari sepertinya belum cukup untuk sejumlah guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Nanga Sekapat, Ketungau Tengah. Di hari pertama masuk sekolah, hanya seorang guru honorer Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang hadir.
Kondisi seperti ini sebenarnya “biasa saja” di era tanpa teknologi yang menggerakkan sosial media. Tapi tidak zaman kini bagi Joy Lucas, seorang facebooker yang rajin. Dia kecewa hari pertama, Senin, 8 Juli 2019, tak ada aktivitas belajar mengajar di sekolah kecamatan itu. Murid-murid dipulangkan.
Warga ini pun mengunggah kabar tak sedap itu di akun Facebook-nya, 8 Juli 2019 pukul 14:33 WIB. Postingannya itu rada dramatis, menyatakan berita duka pasca libur sekolah maha panjang masih berlanjut.
Tak puas lantaran tak ada reaksi, besoknya (9/7) pukul 11.19 WIB, Joy Lucas pun kembali menyambung beritanya. Dia pun menegaskan, bahwa unggahan sebelumnya sama sekali tidak untuk mendiskreditkan siapa pun dan tanpa tendensi politis apa pun. Dia mengaku murni sebagai bagian dari mekanisme pengawasan oleh masyarakat.
Kritiknya terhadap tenaga pengajar di pedalaman itu pun mendapat 163 tanggapan dan dishare tiga netizen. Dengan 118 komentar yang hampir semua menyesalkan oknum guru menambah hari cuti.
Dikonfirmasi awak media, Siman Lucas mengaku benar-benar menyayangkan banyak peserta didik di SDN 6 Nanga Sekapat yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah, dipulangkan begitu saja. “Hari pertama yang datang hanya honorer Pak Solihin. Jadi dia terpaksa memulangkan siswa yang sudah datang ke sekolah karena tenaga pendidik yang lain belum kembali bertugas,” ujarnya, Rabu (10/7).
“Kasihan anak-anak yang dari Dusun Meriau Batu (Nyunan), mereka harus menyusuri sungai Sekapat lebih satu jam untuk sampai ke sekolah. Namun langsung dipulangkan yang tak diharapkan,” lanjutnya.
Siman Lukas yang juga Kepala BPD Nanga Sekapat, mengungkapkan pada hari kedua sekolah, pihak SDN 6 Nanga Sekapat sudah mulai melaksanakan aktivitas meskipun hanya dua guru PNS dan satu Honorer BOS yang hadir. “Keseluruhan Guru di SDN 06 Nanga Sekapat ada enam yang PNS termasuk GGD. Satu orang guru honor daerah dan satu guru honor BOS. Namun yang hadir pada hari kedua itu hanya 3 orang,” katanya.
Barulah hari ketiga sekolah semua guru hadir kecuali satu Guru Garda Depan (GGD). Padahal menurutnya GGD yang bersangkutan memiliki kinerja yang sangat bagus. Terlebih guru itu merangkap sebagai Operator Sekolah.
“Untuk satu orang GGD itu, belum kelihatan batang hidungnya. Dari acara perpisahan anak-anak bulan Mei kemarin sudah tidak ada di tempat tugas,” katanya.
Hanya saja, ia kurang tahu apakah yang bersangkutan mangkir dari bulan Mei lalu atau sempat kembali ketempat tugas sebelum liburan panjang. “Tingkat kehadiran ini yang sangat disayangkan. Padahal kinerjanya sangat bagus. Bahkan dia merupakan guru idola anak saya,” ungkapnya.
Namun, Siman Lukas mengapresiasi keaktifan dan kinerja dari Guru Honor BOS di SDN 06 Nanga Sekapat yang merupakan anak muda setempat. “Dia aktif dan kinerja bagus. Padahal hanya Guru Honor BOS. Ketidakhadiran ini sudah saya sampaikan kepada pengawas KIAT Guru dan pihak yang terkait,” ucapnya.
Menanggapi kekecewaan warga, GGD yang belum hadir tersebut, Fatimah, menepisnya. Katanya, berdasarkan berita acara dari pihak sekolah yang dihadiri oleh Camat Ketungau Tengah, Pengawas SDN 6 Nanga Sekapat, Kepala Desa bersama kader, Komite Sekolah, KPL dan dewan guru, menolak tudingan guru mangkir. Artinya, Fatima menampik postingan di media sosial itu.
“Saat itu ada dua guru yang hadir. Dan tidak ada yang memerintahkan siswa untuk pulang ke rumah,” ujarnya kepada awak media via telepon selular, Kamis (11/7).
Fatimah memang mengaku belum hadir bertugas karena sakit mata, yakni visual impairment including blindness (binocular or monocular) yang ia derita. “Dari Mei lalu, saya melakukan pemeriksaan. Memang pada awalnya saya hanya izin ada keperluan saja. Saya periksa mata di RSUD Ade M Djoen, ternyata saya dirujuk ke Pontianak. Karena di Pontianak tidak ada keluarga, saya izin ke sekolah untuk perawatan di Yogyakarta,” jelasnya seraya mengirim foto surat rekomendasi dari BPJS.
Fatimah mengatakan akan kembali beraktivitas di tempat tugasnya (SDN 06 Nanga Sepakat) pada Senin mendatang dan akan menunda pengobatan matanya hingga semester depan. “Saya sudah menjalani beberapa pemeriksaan mata secara bertahap dan memang harus dioperasi. Hanya saja karena hasil tes terakhir kemarin ketebalan kornea mata saya kurang dari normal maka operasi ditunda. Setelah semester depan baru akan periksaan lagi. Intinya, Senin depan saya sudah ada di Sintang,” janjinya.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang, Yustinus mengungkapkan, pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap guru-guru yang bersangkutan dan juga Kepala Sekolahnya. “Kami juga meminta kepada pihak sekolah agar kejadian ini bisa memacu bagi guru-guru lain untuk meningkatkan disiplin kerja dalam proses pembelajaran di sekolah,” katanya.
Dia juga akan mengklarifikasi melalui pengawas dan akan memberikan teguran kepada guru bersangkutan. “Jika sekolah yang terkena program KIAT Guru maka dengan sendirinya tunjangan khusus akan dikurangi sesuai dengan tingkat kehadiran guru tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu, pemilik akun Siman Lukas merasa ada yang mengganjal terkait berita acara klarifikasi yang ditandatangani oleh Camat, Kades dan pengawas sekolah. Pertama, karena yang diklarifikasi adalah postingannya (akun Joy Lucas) tapi sebagai pemilik akun, Siman Lukas tidak diundang dalam rapat tersebut.
Kedua, pada berita acara tersebut ada kata-kata, postingan tersebut tidak benar. Ketiga, ia sebagai pemilik akun merasa bahwa berita acara klarifikasi tersebut seperti ingin menyudutkan dirinya, dianggap postingannya tidak benar alias hoax alias mengada-ada.
Lukas memastikan postingannya bukan hoax. Dan bahkan guru PNS yang ikut bertanda tangan pada berita acara klarifikasi tersebut ada yang belum masuk pada tanggal 8 Juli.
Dia mohon agar persoalan ini jangan dianggap sepele. Seandainya postingannya 8 Juli tersebut adalah hoax, ia siap mempertanggungjawabkannya secara hukum.
Laporan: Saiful Fuat
Editor: Mohamad iQbaL