eQuator.co.id – Bengkayang-RK. Pembinaan di rumah tahanan (Rutan) tak bikin pecandu Narkotika jera. Mau bukti? Tengoklah Rutan Kelas II B Bengkayang.
Aroma busuk peredaran Narkotika di tempat pembinaan pelanggar aturan tersebut sebenarnya telah tercium beberapa pekan terakhir. Setelah dilakukan penyelidikan intensif, Jumat (2/9) pukul 11.00 didapatlah informasi tahanan mana saja yang kerap mendapat pasokan Narkotika.
Walhasil, 12 jam kemudian, sekitar pukul 23.00, Kepala Rutan Kelas II B Bengkayang, Agus Susanto, Ssos, dan stafnya bergerak merazia. Hasilnya, tujuh warga binaan pemasyarakatan (WBP) diamankan.
“Mereka yang telah mengkonsumsi Narkoba itu menempati ruangan Blok C, kamar nomor 4. Dimana, saat digerebek, didapati sedang mengkonsumsi Narkoba,” terang Agus kepada Rakyat Kalbar, di Rutan Bengkayang, Minggu (4/9).
Barang bukti yang didapat petugas dari tujuh WBP tersebut berupa bong (alat hisap sabu), jam tangan, uang, dan satu paket kecil sabu. “Setelah diperiksa, tak mau ambil resiko, kami segera melakukan tes urin” terangnya.
Tujuh WBP yang diamankan itu SP 40 tahun, ST 47 tahun, SO 33 tahun, BN 26 tahun, DK 21 tahun, NN 27 tahun, dan TT 35 tahun. “Tes urin mereka itu empat positif dan tiga negatif,” beber Agus.
Para pelaku ini ditahan di Rutan karena terjerat kasus serupa. Menurut Agus, ada yang sebagai pemakai maupun kurir. Dia menduga keluarga salah seorang WBP yang diamankan itu memasukkan Narkotika saat jam besuk.
“Modus yang dilakukan yaitu menggunakan wanita dan memang kami akui sangat kesulitan untuk lakukan pemeriksaan terhadap tamu wanita. Karena hanya ada seorang petugas Rutan yang wanita,” ungkapnya.
Memang sebelumnya, tak mau penyelundupan Narkotika di Rutannya berlarut-larut, ia segera menghubungi Polres Bengkayang untuk mendalami kasus ini. Dipimpin langsung Kasat Narkoba Polres Bengkayang, Iptu Benar Ginting, polisi memeriksa rekaman CCTV. Didapatilah seorang perempuan yang mengunjungi satu dari tujuh WBP itu. Dia terindikasi mensuplai Narkoba untuk mereka.
“Dan diperkirakan mulai adanya penyelundup Narkoba ke Rutan ini sejak Idul Fitri tahun ini,” duga Agus.
Ia mengakui para pelaku mengambil kesempatan dari terbatasnya personil di Rutan. Anak buah Agus hanya 24 orang. Tak semuanya ditempatkan sebagai petugas jaga, ada yang mengurus administrasi dan sebagainya.
“Ini sangat kurang, sebab idealnya petugas penjagaan itu 20 orang. Dimana satu regu seharusnya berjumlah 10 orang untuk sekuriti yang maksimal. Namun di Rutan kami baru tersedia 3 orang personel per satu regu untuk dua shift (giliran jaga). Sehingga, saat jam besuk, kita selalu kerja ekstra,” jelas Agus.
Setakat ini, Rutan Kelas II B Bengkayang menampung 152 WBP. Sementara, tahanan kasus Narkotika berjumlah 28 orang.
Khusus WBP yang diduga membawa sabu 17 kilogram yang ditangkap di Kecamatan Ledo beberapa waktu lalu ditempatkan di blok khusus (F) yang kapasitasnya lima kamar dengan penjagaan ekstra. “Di blok F itu ada empat lapisan pintu, setiap satu pintu menggunakan dua gembok dan selalu dipantau langsung dari ruangan saya dengan CCTV. Kami tidak mau ambil risiko sehingga pengamanan sangat ketat di sana,” papar Agus.
Soal penjagaan yang dikatakan ketat ini memang tak main-main. Rakyat Kalbar sendiri diamati petugas jaga dengan tatapan penuh selidik. Setelah memberikan identitas dan keterangan janji temu dengan Agus, barulah diijinkan naik ke kantor Kepala Rutan di lantai II.
Meski begitu, secara keseluruhan, Rutan Kelas II B Bengkayang sangat welcome dengan media. Awak koran ini dipersilakan melihat langsung lokasi lima kamar khusus tahanan Narkoba di Blok F yang untuk mencapainya harus melewati empat lapis pintu.
Laporan: Kurnadi
Editor: Mohamad iQbaL