eQuator.co.id – Singkawang-RK. Guna mengantisipasi provokasi dan kampanye hitam (black campaign) menjelang Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Singkawang 15 Februari 2017, Dinas Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Singkawang mengawasi secara ketat Media Sosial (Medsos), terutama Facebook, Twitter, dan Instagram.
“Kita selalu memantau perkembangan media sosial,” kata Drs Ahyadi MM, Kepala Dishubkominfo Kota Singkawang, ditemui di ruang kerjanya, Senin (9/1).
Ahyadi berharap warga yang menggunakan Medsos atau yang biasa disebut netizen, dapat menggunakan jejaring sosial tersebut secara cerdas, tidak posting atau sharing hal-hal yang memprovokasi dan berbau black campaign.
Dia juga meminta netizen tidak sembangan mengunggah (upload) informasi-informasi dari situs-situs hoax, apalagi kalau isinya untuk menjatuhkan Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang.
“Kendati situs-situs berisi informasi hoax masih belum diblokir, masyarakat tetap harus hati-hati, lantaran karenanya bisa dikenakan UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik),” kata Ahyadi.
Baik masyarakat, maupun Tim Pemenangan atau Tim Sukses Paslon, kata Ahyadi, diharapkan dalam mengomentari sesuai di Medsos, tidak menjelek-jelekkan Paslon. “Kalau ini masih dilakukan, bisa dilaporkan ke Panwaslu (Panitia Pengawasan Pemilu) dengan data dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
Ahyadi juga meminta seluruh netizen tidak menebar isu-isu yang menjelek-jelekkan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) tertentu atau sering disebut bersifat rasis. “Ini bukan memilih kepala suku, tetapi kepala daerah,” tegasnya.
Mudah-mudahan, harap Ahyadi, Pilwako Singkawang 2017 ini dapat berjalan tertib, aman dan lancar dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas untuk kemajuan Kota Singkawang.
Laporan: Suhendra
Editor: Mordiadi