Diskominfo Catat Kalbar Masih Terdapat Wilayah Blank Spot

eQuator.co.id-Pontianak. Dari data yang diperoleh melalui Diskominfo Kalimantan Barat, tercatat masih ada ratusan desa di beberapa kabupaten di Kalbar belum tersentuh jaringan internet atau blank spot, belum meratanya layanan internet ini juga dikarekan luas wilayah yang cukup besar jika dibandingkan dengan pulau Jawa.

“Memang beberapa kendala yang dihadapi juga melihat dari luas wilayah yang kita miliki, dimana Kalbar sangat luas 146,807 km persegi, jika dibandingkan dengan pulau jawa, sehingga layanan internet di provinsi ini masih belum merata,” ungkap Sofiarti Dyah Anggunia, Kabid Aplikasi Informatika Diskominfo Kalbar, saat menjadi Pemateri dalam kegiatan Talkshow Bincang Antara, Kamis (21/7)

Sofiarti juga memaparkan dari data yang diperoleh sebanyak 140 desa di Kalbar masih belum memperoleh jaringan internet, 914 desa dengan kondisi sinyal lemah, dan 914 desa yang sudah memperoleh akses internet dengan sinyal kuat.

“Jika dilihat dari segi wilayah sendiri, dari 14 kabupaten kota yang ada di Kalbar, Kabupaten Melawi jumlah desa yang tidak memiliki jaringan internet sebanyak 51 desa, kabupaten ini merupakan wilayah terbanyak dari daerah lainnya,” jelasnya

Kemudian lanjut Sofiarti, di Kabupaten Sintang tercatat sebanyak 42 desa, Kapuas Hulu 25 desa, Ketapang 20 desa, Kabupaten Landak ada 18 desa, Bengkayang 12 desa, Sanggau 11 dan beberapa desa lain yang angkanya di bawah sepuluh desa yang masih dalam kondisi blank spot. 

Sedangkan untuk warga yang sudah dapat merasakan layanan internet tercatat 1400 desa, ini mencakup kantor-kantor desa dan 1.433 warga yang sudah mendapatkan jaringan internet, namun dengan memperoleh sinyal yang terlah disediakan oleh provider,” ucapnya 

Lebih lanjut ia juga menuturkan, Bakti Kemenkominfo 2021 – 2023 menargetkan menara BTS di 563 desa dan sebanyak 1.543 akses internet fasilitas umum, sekolah, kantor desa dan Puskesmas. Untuk saat  ini 116 on air actual 47 bast lahan.

“Untuk kawasan 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) ada Bakti Kemenkominfo yang bertugas sebagai penyedia infrastruktur ekosistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi warga masyarakat, namun di wilayah non 3T nantinya akan langsung ditangani oleh Ditjen PPI Kemenkominfo,” terangnya

Kemudian Sofiarti juga menuturkan, bahwa sejauh ini Pemerintah terus berupaya memberikan layanan terbaik dalam memperoleh jaringan internet yang merata bagi masyarakat, termasuk dengan menggandeng pihak swasta dalam pembangunan Base Transceiver Station (BTS).

Dalam kegiatan Talkshow yang bertemakan “Jurnalisme di tengah keterbatasan sinyal” ini juga menghadirkan Kundori sebagai narasumber dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalbar, melalui via Zoom, ia mengatakan bahwa, perkembangan zaman saat ini dinilai sangat terasa, satu diantaranya dalam mengakses informasi melalui media sosial.

“Zaman dulu kita masih menggunakan faximile, untuk menerima dan menyampaikan informasi, bahkan sebagai jurnalis saya pernah merasakan ngetik berita dengan menggunakan mesin ketik, berbeda dengan sekarang sudah semakin canggih, sudah ada jaringan internet, HP, yang bisa menerima atau mengirim pesan dengan cepat dan kapan saja,” ucap Kundori

Adanya layanan jaringan internet sendiri dikatakan Kundori tentu sangat berpengaruh bagi media dalam menyampaikan informasi, baik melalui media cetak maupun online ke masyarakat.

“Ini yang menjadi tantangan, sebab tak sedikit pula informasi atau berita hoax yang diterima melalui berita di internet, maka dari itu bagaimana kita dapat memanfaatkan layanan jaringan internet dengan memberikan informasi dengan cepat dan tepat kepada masyarakat,”pungkasnya. (Ova)