eQuator.co.id-Pontianak. Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, mengapresiasi kinerja PLN dalam upaya mempercepat pembangunan infrastruktur kelistrikan di Kalimantan Barat. Hal tersebut diungkapkannya saat menerima kunjungan General Manager PLN UID Kalbar, Wahyu Jatmiko, di ruang kerjanya, pada Selasa tanggal 29 Agustus 2023.
Pada tahun 2023 ini, PLN UID Kalbar akan melaksanakan pembangunan dan perluasan jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 1.495 kilometer sirkuit (KMS), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 619 KMS, serta 332 unit gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 27.130 kiloVolt Ampere ( kVA).
Melalui program listrik desa ini, nantinya akan melistriki 176 desa/dusun di Kalbar, dan ada 26.189 rumah warga desa yang akan segera menikmati listrik PLN.
Gubernur Sutarmidji menilai, listrik yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat saat ini merupakan salah satu indikator utama Indeks Desa Mandiri (IDM) di Kalimantan Barat. Semakin banyak desa yang telah berlistrik maka semakin banyak desa-desa yang mampu ditingkatkan statusnya dari desa tertinggal menjadi desa mandiri.
“Listrik menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di pedesaan. Tanpa listrik rasanya sulit untuk maju, segala potensi masyarakat pun sulit untuk dikembangkan,” ujar Sutarmidji dalam rilisnya Rabu.
Iapun berharap, PLN dapat terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten agar upaya pembangunan infrastruktur kelistrikan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Kemudian, General Manager PLN UID Kalbar, Wahyu Jatmiko, mengatakan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Kalimantan Barat, melalui program listrik desa sehingga semakin banyak warga desa yang dapat menikmati listrik PLN.
“Pembangunan infrastruktur kelistrikan kami laksanakan secara bertahap, tentunya disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki oleh Pemerintah yang diamanahkan kepada PLN,” sebut Jatmiko.
Dijelaskannta, hingga akhir semester 1, PLN sudah berhasil melistriki 58 desa di Kalbar. Pada tahun ini pihaknya telah melakukan peningkatan layanan jam nyala dari 12 jam menjadi 24 jam di 16 lokasi desa/dusun serta program dediselisasi di 11 sistem isolated yang ada di Kalbar.
Selain itu Ia berharap, dengan semakin meningkatnya pola layanan kelistrikan kepada masyarakat di pedesaan, tidak mampu mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Kami berharap keberadaan listrik mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Listrik tidak hanya digunakan untuk penerangan saja, namun dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat produktif, melalui kegiatan kecil dan menengah yang dapat dilakukan dari rumah masing-masing,” tutup Jatmiko. (Ova)