Diduga Ada Masalah Ekonomi Pria Paruh Baya Gantung Diri

EVAKUASI. Jenazah korban dibawa petugas untuk dilakukan visum di RSUD MTh Djaman Sanggau, Kamis (6/9)—Kiram Akbar

eQuator.co.id – Sanggau-RK. Di tengah kemeriahan Festival Budaya Paradje’ X, warga Kota Sanggau dihebohkan dengan peristiwa gantung diri Ra, alias Sk, 43. Warga Gang Muhammad, Kelurahan Tanjung Sekayam, Kecamatan Kapuas itu ditemukan tergantung di kamar lantai dua rumahnya, Kamis (6/9).

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 09.30 tersebut sempat menghebohkan warga setempat dan pengunjung Festival Budaya Parade’. Mengingat lokasi kejadian berada di sebelah Istana Surya Negara Sanggau.

Kapolsek Kapuas, Iptu Sri Mulyono saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, bahwa korban pertama kali ditemukan abangnya, Ismail. Kala itu, Ismail hendak menjemur pakaian di lantai dua.

“Ismail kemudian teriak memanggil istrinya yang sedang mengayun anaknya di lantai bawah dan meminta bantuan tetangga menghubungi polisi,” kata Kapolsek.

Setelah ditemukan tergantung, jenazah korban kemudian dibawa ke RSUD MTh. Djaman untuk dilakukan visum oleh dokter Suharyadi Sasmanto. “Hasilnya tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas kekerasan. Hanya terdapat bekas jeratan di leher korban,” terang Kapolsek.

Ia menambahkan, menurut keterangan saksi-saksi, korban Ra pada 31 Agustus 2018 sudah mulai berubah. Ia lebih banyak diam dan meminta diajarkan salat serta meminta rambutnya dipotong, kepada Ismail. Pada 4 September 2018 malam, Ra diketahui mengamuk dan membawa parang keluar rumah seperti sedang berhalusinasi.

Sebelum ditemukan tak bernyawa pun, Kamis sekira pukul 08.00, keponakan korban sempat melihat pamannya masih bersantai sambil minum kopi di rumah.

“Kemudian keponakan korban sempat menyampaikan kepada korban. ‘Paman jangan keluar, di rumah saja saya mau masang dekorasi di acara Paradje’,” kata Kapolsek menirukan ucapan keponakan korban.

Hingga saat ini kepolisian masih menyelidiki penyebab kematian korban. Namun, Kapolsek mengatakan, aksi nekat nelayan tersebut kemungkinan disebabkan faktor ekonomi. (KiA)