eQuator.co.id – Pontianak-RK. Volume sampah yang tertampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Layang saat ini meningkat signifikan. Peningkatan volume ini sebagian besar disumbang sampah kulit durian.
“Semenjak musim durian, jumlah sampah yang masuk ke TPA Batu Layang meningkat hingga 300 ton per hari,” kata Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Jumat (16/12).
Sama seperti limbah-limbah lainnya, Edi berharap ada pengusaha atau investor yang secara kreatif dapat mengolah sampah kulit durian ini menjadi barang yang bermanfaat. Sehingga tumpukan limbah yang kini menjadi persoalan bagi Pemerintah Kota Pontianak dapat teratasi, sekaligus membawa manfat bagi masyarakat.
“Seperti limbah sawit yang dapat dimanfaatkan investor. Maka dari itu, saya mengajak masyarakat kreatif untuk bisa memanfaatkan sampah kulit durian ini. Apabila itu bisa dilakukan tentu dapat mengurangi beban Pemkot,” ujarnya.
Peningkatan volume sebanyak itu, sampah kulit durian kini menjadi persoalan tersendiri. Bahkan dia juga meminta kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak untuk menambah armada serta petugas.
“Agar sampah kulit durian cepat teratasi, tidak berserakan. Jadi dengan jumlah pengangkut dan kendaraan sampah yang terbatas tentu harus dilakukan antisipasi,” pungkas Edi.
Terpisah Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pontianak Sri Sujiarti menyatakan, pihaknya telah menambah tiga jenis armada khusus guna antisipasi menanggulangi sampah kulit durian. Diantaranya menyiapkan kontainer khusus, kendaraan pick up dan kendaraan roda tiga pengakut sampah.
“Semenjak musim durian jumlah sampah mengalami kenaikan hingga 50 persen. Jumlah sampah kulit durian paling banyak ditemukan petugas diantaranya di Sungai Jawi, Jalan Dr Wahidin, Pal, Ampera, Pasar Mawar, dan Jalan Khatulistiwa,” ungkapnya.
Senada dengan atasannya Edi Kamtono, Sri juga berpendapat, jika diolah dengan baik, maka sampah durian dapat bermanfaat untuk kebutuham manusia. Salah satunya menjadikan limbah durian menjadi biogas. Namun sejauh ini, belum ada pihak yang memanfaatkannya secara maksimal.
“Sebenarnya sampah kulit durian ini dapat diubah menjadi biogas. Persoalannya kita belum memiliki alat pencacah penghancur kulit durian,” demikian Sri.
Reporter: Fikri Akbar
Redaktur: Arman Hairiadi