Dibuang Orangtua, Hampir 2 Dekade Tinggal di Pemakaman Tionghoa

Kisah Miris Chin Se Khiong yang Hebohkan Warganet

MIRIS. Kondisi tempat tinggal Chin Se Khiong saat dikunjungi Xiao Mei, beberapa waktu lalu. FB Xiao Mei Crystal Liu

Unggahan dari Xiao Mei Crystal Liu di grup Facebook Singkawang Informasi menghebohkan warganet belum lama ini. Ia menceritakan tentang mirisnya kehidupan seorang warga Singkawang, Chin Se Khiong, yang berdiam di pemakaman Tionghoa nyaris dua puluh tahun lamanya. Kisah itu pun sampai ke telinga Wali Kota Singkawang, Tjhai Cui Mie. 

Suhendra, Singkawang

eQuator.co.id – Dalam postingannya, Xiao Mei membuka donasi untuk Se Khiong yang dihimpunnya melalui rekening BCA. Postingan itu dilengkapi dengan potret dan video kondisi tempat tinggal Se Khiong yang hanya beratap dan berdinding plastik dengan disangga dahan pohon.

“Sudah terkumpul sekitar Rp 15 juta. Donasi akan ditutup Selasa (22/1),” tulis Xiao Mei.

Donasi yang terkumpul rencananya akan dipergunakan untuk membangun pondok berukuran 4×4 meter. Kediaman yang lebih layak untuk Se Khiong.

Xiao Mei juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu mendonasikan sejumlah materi untuk Se Khiong. “Terima kasih atas bantuan donasinya,” terangnya.

Kisah Chin Se Khiong yang viral di dunia maya memantik perhatian Tjhai Cui Mie. Jumat (19/1) sekitar 17.45 WIB, Wali Kota Singkawang tersebut mengunjungi Se Khiong di pemakaman Tionghoa, Fa Jan Tung, Jalan KS Tubun, Kelurahan Roban, Kecamatan Singkawang Tengah.

Saat itu, cahaya langit mulai pudar. Putaran waktu memang tengah menuju malam. Medan jalan menuju lokasi pondok plastik Se Khiong tak gampang dituju. Jalan setapak dikelilingi semak.

Setibanya di lokasi, rombongan Cui Mie ditemani salah seorang warga sekitar, Bong Siu Lian. Pria berusia 57 tahun ini mengantar bersama anak dan cucunya.

Mengenakan kaos oblong, Se Khiong berbincang dengan Chui Mie. Tidak semua rombongan mengerti bahasa yang disampaikannya. Mereka ngobrol menggunakan bahasa ibu, bahasa Tionghoa.

“Dia ngakunya warga Kota Singkawang, karena dia sudah tinggal di sini sejak 20 tahun lalu. Tadi dia bilang, dia dibuang sama orangtuanya. Itu pengakuan dari dia,” tutur Chui Mie kepada awak media.

Dalam percakapan mereka, Chui Mie sempat bertanya bagaimana Se Khiong memasak dan soal pakaiannya. Pria 47 tahun itu mengaku memasak dalam gubuk. Memang terlihat cerek dan tungku yang berada di sudut tempat Se Khiong tidur di gubuk tersebut. Pakaiannya tampak dibungkus dalam kantong.

Se Khiong menyatakan pernah mengecap pendidikan di SD 7 Pemangkat, Kabupaten Sambas. Di depan sekolahnya terdapat sebuah gereja.

“Katanya dia masih punya saudara. Ada 8 saudara. Kedua orangtuanya pun dikatakan masih hidup, tapi tidak jelas tinggalnya dimana,” tutur Chui Mie.

Apakah Se Khiong bekerja? Dia mengaku dulunya pernah. Di salah satu pabrik es. Lantas Chui Mie bertanya, apakah Se Khiong mau bekerja membantu di rumah dinasnya. Jawabnya, iya bisa bekerja, dan mau dengan tawaran itu.

“Tapi kan kita belum tahu seperti apa sebenarnya dia. Pertama saya harus cari tahu dulu dia ini siapa, berasal dari mana dan keluarganya siapa,” terang Chui Mie.

Terlepas dari itu semua, mantan Ketua DPRD Singkawang ini prihatin dengan kondisi Se Khiong. “Saya mesti melacak (identitas Se Khiong) dulu. Karena, saat diajak bicara, dia masih sebentar seperti ini, sebentar seperti itu,” ucapnya.

Setelah ini, Chui Mie berencana hendak membantu mencari tempat tinggal untuk Se Khiong. Karena gubuk yang ditempatinya itu sangat tidak layak.

“Ini kan bukan tempatnya dia, tanahnya bukan punyanya dia, ini punya yayasan. Nanti saya juga cek di yayasan sebagai pemilik lahan ini, seperti apa,” jelasnya.

Otoritas Kelurahan dan RT setempat juga akan diminta untuk melihat langsung kondisi warganya ini sehingga bisa mengambil keputusan yang cepat. “Tindaklanjut berikutnya adalah kita bikin rumah yang layak dulu dan sebelum itu saya perlu cari dulu keluarganya,” ujar Chui Mie.

“Guide” rombongan, Bong Siu Lian mengatakan, meski telah tinggal 20 tahun di area kuburan, Se Khiong tak pernah mengganggu masyarakat sekitar. Ia cenderung pendiam. Menggunakan sepedanya, ia suka mengumpulkan botol plastik untuk dijualnya demi membeli kebutuhan sehari-hari.

“Dia nggak ganggu. Kami malah kadang kasih dia beras,” kata warga RT 057 RW XII, nomor 69 ini. Bahkan, sebelum Siu Lian menempati rumah saat ini, Se Khiong telah tinggal di sana terlebih dulu. (*)

 

Editor: Ocsya Ade CP