eQuator.co.id –Sekadau. Pekerjaan proyek pemerintah di Kabupaten Sekadau masih cukup banyak yang dilakukan dengan mengandalkan material kayu. Hal itu, terutama untuk bangunan jemabatan-jembatan kecil maupun bangunan perkantoran.
Terkait hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Sekadau, Jefray Raja Tugam SE pun mencetuskan agar kedepan, seluruh proyek pemerintah tidak lagi menggunakan kayu. “Kedepan harus sistem beton dengan rangka besi atau pemanfaatan baja,” cetus Jefray kemarin.
Jefray mengakui, bangunan dengan kontruksi kayu dan beton, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dan kekurangan itu, tentu saja menyangkut kualitas ketahanan bangunan maupun harga.
Selain itu, perbedaan tersebut juga menyakut masalah fleksibilitas pengangkutan material bangunan. Terlebih jika lokasi bangunan berada di daerah-daerah terpencil yang sulit akses transportasinya.
Diakui Jefray, dari segi biaya, bangunan yang menggunakan kayu memang relatif lebih murah. Sementara jika menggunakan betonase atau rangka besi maupun baja, akan lebih mahal.
“Tapi dari segi kualitas, bangunan dengan kayu kurang tahan lama,” yakin politisi Partai Demokrat tersebut.
Selain itu, saat ini material kayu juga sulit dipadat. Apalagi persediaan kayu di Sekadau semakin lama akan semakin menipis.
“Jadi alangkah lebih baiknya jika kedepan kita pakai betonase semua. Biar lebih tahan lama,” tukas Jefray.
Salah satu kontraktor di Sekadau yang enggan namanya dikorankan mengatakan, tidak mempermasalahkan apakah bangunan pemerintah menggunakan kayu atau betonase. “Yang penting anggarannya saja disesuaikan. Jangan pakai beton, tapi anggarannya tetap,” katanya.
Diakuinya, dalam hal pelaksanaan pekerjaan, memang ada pemberlakuan berbeda antara bangunan beton dengan kayu. “Paling tidak tukangnya pasti beda. Ada yang mahir kayu, ada yang mahir bekerja dengan betonase. Tapi rata-rata yang mahir betonase itu pekerja dari luar Sekadau,” pungkasnya.
Reporter: Abdu Syukri
Editor: Kiram Akbar