eQuator – Sikap tegas Indonesia yang menuntut reformasi keuangan global dalan Konferensi Asia Afrika (KAA) April 2015 di Jakarta dan Bandung, bakal dilanjutkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Antalya, Turki yang digelar mulai Senin (16/11) hari ini.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia ingin secara terus menerus mendorong pertumbuhan ekonomi dunia yang berkelanjutan dan tatanan ekonomi dunia yang berkeadilan.
”Karena itu, kita akan mendorong reformasi arsitektur keuangan global,” ujarnya dalam konferensi pers menjelang keberangkatan ke Turki dari Bandara Halim Perdanakusuma Minggu (15/11). Jokowi kemarin bertolak menuju pertemuan pemimpin 20 negara dengan kue ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Sebagaimana diketahui, dalam KAA April lalu, Jokowi mengeluarkan pernyataan pedas berupa kritikan keras terhadap keberadaan tiga lembaga keuangan multilateral, yakni Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), serta Bank Pembangunan Asia (ADB), yang dinilai tidak bisa lagi diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.
Jokowi menyebut, di akhir tahun 2015 ini akan terselenggara empat Konferensi Tingkat Tinggi yang waktunya berdekatan, yakni KTT G-20 di Turki, KTT APEC di Filipina, KTT ASEAN di Malaysia, dan COP ke-21 UNCCC di Paris.
”Sebagai salah satu negara besar di dunia, kehadiran, suara dan peran Indonesia sangat penting dalam keempat KTT tersebut,” katanya. Khusus untuk KTT APEC, rencananya Wakil Presiden Jusuf Kalla yang akan hadir memimpin delegasi Indonesia.
Menurut Jokowi, KTT G-20 yang mengusung tema “Ensuring Inclusive and Robust Growth through Collective Action” ini memiliki peran penting karena kondisi perekonomian dunia saat ini tengah menghadapi tantangan yang berat, ditandai dengan volatilitas pasar keuangan global yang makin tinggi, serta menurunnya harga komoditas di pasaran dunia.
Selain isu ekonomi, Jokowi menyebut jika beberapa isu lain juga akan dibahas dalam KTT G-20, misalnya perubahan iklim. Indonesia, lanjut dia, akan menegaskan komitmennya untuk melaksanakan tindakan bersama dalam menghadapi perubahan iklim. “Indonesia juga akan menekankan pentingnya sumber daya energi terbarukan dunia,” ucapnya.
Kasus teror di Paris, kata Jokowi, juga bakal menjadi perhatian para pemimpin 20 negara-negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut. Menurut dia, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar serta negara demokrasi terbesar ketiga dunia, Indonesia akan menyampaikan pengalaman terbaiknya dalam mengelola kemajemukan. ”Penanganan radikalisme juga akan menjadi itu penting,” ujarnya.
Dalam kunjungannya ke KTT G-20, presiden didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Rencananya, presiden bersama rombongan direncanakan tiba kembali di tanah air pada hari Senin petang, 16 November 2015. (Jawa Pos/JPG)