Allahu Akbar, suara azan yang didengar Tapellianus membuka hatinya untuk memeluk agama Islam. Dua kalimat syahadat, tanda keislamannya, diucapkan Tapellianus di Masjid Al-Ikhlas, Komplek Markas Polres Sambas. Dia memang tengah ditahan di sana.
Muhammad Rido, Sambas
“Asyhadu An Laa Ilaahaillallah, Wa Asyhadu An’na Muhammadar Rasuulullaah,” meluncur dari bibir Tapellianus, dua jam sebelum Salat Jumat digelar di sana (4/12). Didampingi Sang Istri, Nurhayati, pria berusia 36 tahun itu mengubah namanya menjadi Amshori.
“Amshori memeluk agama Islam diikuti istrinya yang datang ke Polres Sambas, didampingi kakaknya,” kata Ipda H. Wan Adnan Alhinduan, Perwira Pembinaan Rohani dan Mental (Pabinhintal) Polres Sambas.
Niat masuk Islam sudah lama dirasakan Amshori. Dia kerap mendengarkan suara azan di musala perusahaan.
Amshori terjerat tindak pidana pencurian Tandan Buah Segar (TBS) Sawit, beberapa waktu lalu. Ketika bekerja di perusahaan perkebunan sawit itu, posisi Amshori sebagai petugas hubungan masyarakat (Humas) PT MIS, Sambas.
Kesalahan yang harus dipertanggungjawabkannya di hadapan hukum karena mengambil TBS Sawit milik petani di luar areal perusahaan. Kini, Amshori tengah dalam ancaman hukuman penjara maksimal lima tahun merujuk pada pasal 362 KUHP yang dikenakan polisi kepadanya.
“Saya tidak mengetahui itu areal petani, sehingga dilaporkan kepada aparatur hukum,” jelasnya.
Sejak ditahan di Mapolres Sambas, ayah tiga anak ini mengaku kembali terpanggil setiap mendengar suara azan di Masjid Al Ikhlas. Amshori pernah menyapa seorang petugas kepolisian. Ia menyatakan kalau dirinya ingin salat.
“Apakah dibolehkan, karena bukan muslim? Dijawab tidak boleh selain umat Islam,” kenang dia.
Amshori pun menyatakan niatnya untuk masuk Islam kepada Si Petugas. “Saya juga sampaikan kepada istri saat membesuk, kalau saya mau masuk Islam,” ungkapnya.
Istri Amshori yang berusia terpaut lima tahun dengannya memberikan persetujuan. Amshori pun meneguhkan hatinya. Dan, pasangan suami-istri itu akhirnya dibimbing Petugas Polres Sambas untuk menganut Islam.
“Ketika menikah dengan saya, istri ikut agama saya. Sekarang kami berdua masuk agama Islam,” papar dia.
Amshori berjanji, Islam adalah agama terakhir bagi ia dan keluarganya. Ketiga anaknya yang masih kecil juga akan dituntun menjadi muslim dan muslimah sejati.
Warga Desa Sungai Sapak, Kecamatan Subah, yang masih menjabat Humas PT MIS itu juga berjanji akan rajin beribadah, terutama untuk membimbing istri dan ketiga anaknya. “Terus terang saya masuk Islam bukan karena paksaan, tapi terpanggil saat mendengar suara azan,” demikian Amshori. Allahu Akbar! (*)
Editor: Mohamad iQbaL