eQuator.co.id – Pontianak-RK. Statement Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, atas pengakuan Al-Quds atau Jerusalem sebagai Ibukota Israel terus diprotes. Aksi pertama di Kalbar diinisiasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setempat.
Sabtu (9/12) sore, ratusan massa dari DPW PKS Kalbar beserta sejumlah Ormas dan aliansinya menggelar orasi di Bundaran Digulis Universitas Tanjungpura (Untan). Mereka membawa sejumlah atribut berupa bendera Indonesia dan Palestina. Tak lupa poster dan foto rakyat Palestina yang ditindas Israel selama ini.
Sebelum orasi, lagu “Indonesia Raya” dinyanyikan bersama. Melalui pengeras suara, salah seorang coordinator aksi mengingatkan agar peserta tetap menjaga kebersihan di lokasi demonstrasi.
Ketua DPW PKS Kalbar, Arif Joni Prasetyo menyebut Israel lah teroris sejati. “The Real Terorism” alias pelaku teror yang sebenarnya. Menurut Arif, konstitusi Indonesia mengamanahkan bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, namun kemerdekaan Palestina diinjak-injak Israel.
“Sebagai anak bangsa, kita menjunjung tinggi konstitusi dan kita berjuang bagaimana kemerdekaan bangsa di dunia ini harus kita wujudkan, termasuk bangsa Palestina,” tutur Arif.
Aksi damai yang digelar ini, ia menerangkan, merupakan pernyataan sikap menolak secara tegas pengakuan Jerusalem sebagai Ibukota Israel oleh Donald Trump. Arif mendorong pemerintah Indonesia untuk beraksi nyata, melalui PBB maupun OKI.
“Hentikan segala bentuk penjajahan, termasuk pengakuan Jerusalem sebagai Ibukota Israel, dengan upaya diplomatik oleh Republik ini agar AS atau Donald Trump menarik pernyataannya tersebut,” pintanya. Arif juga menyebut, pihaknya menginginkan Israel kembali kepada Resolusi PBB soal kesepakatan batas negara pada 1967.
Jika aksi yang digelar ini belum mendapatkan respons, Arif mengatakan, PKS dengan lobi-lobi politik beserta kekuatan lainnya akan terus berupaya melakukan komunikasi bersama pemerintah. “Diplomasi melalui organisasi parlemen internasional juga akan kita lakukan,” ucap dia.
Untuk itu, ia mengajak seluruh bangsa di dunia melakukan hal yang sama. Menekan Israel dan AS.
Kegeraman terhadap dukungan AS kepada Israel barangkali telah sampai pada puncaknya. Sebab, Arif juga menyatakan, aksi akan berlanjut sampai kepada kemerdekaan Palestina. Hal itu sesuai dengan pernyataan Presiden bahwa Indonesia berada di garis perjuangan Palestina sampai Palestina merdeka.
“Kita sebagai anak bangsa memiliki sikap yang sama dengan Pemerintah Republik Indonesia,” tutupnya.
Salah seorang peserta aksi, Neni Armanengsih menyatakan, dirinya mengikuti aksi tersebut karena menolak pernyataan Trump yang menyetujui Ibu Kota Israel pindah ke Jerusalem. Seperti diketahui, di Jerusalem ada Masjid Al-Aqsa, tempat Isra dan Mikraj-nya Rasulullah.
“Ketika Trump mengakui Jerusalem milik Israel, padahal Israel menjajah Palestina dimana di sana ada masjid umat Islam dan tempat-tempat bersejarah, kita terpanggil untuk menyuarakan aspirasi bahwa itu tidak benar,” tegas Neni. Dia berharap pemerintah Indonesia bisa bertindak lebih tegas agar Trump mencabut pernyataannya.
Kepolisian mengawal aksi damai ini. Sekitar 15 personil dikerahkan Polsek Pontianak Selatan dan Polresta Pontianak. Wakapolsek Pontianak Selatan, AKP Maryanto menyebut unjuk rasa berjalan kondusif.
“Alhamdulillah, karena ini orasi damai, kita terima kasih kepada para pengunjuk rasa yang telah menyampaikan orasi secara tertib serta menjaga lingkungan tetap bersih,” tutur Maryanto.
BERI PALESTINA
DUKUNGAN LANGSUNG
Sementara itu, suara Mahmoud Abbas di ujung telepon, pada Jumat malam (8/12), langsung membuat Presiden Joko Widodo lega. Presiden sahabat Indonesia itu menjawab telepon tidak lama setelah menunaikan salat Jumat. Mengingat, perbedaan waktu antara Indonesia dan Palestina mencapai lima jam.
Beberapa saat sebelumnya, upaya Jokowi menelepon Presiden Palestina itu tidak membuahkan hasil. Baru pada percobaan kedua, sambungan telepon internasional itu berhasil dilakukan.
Presiden Jokowi menelepon langsung Presiden Abbas untuk menyampaikan dukungan Indonesia kepada Palestina. Jokowi menuturkan, dia kembali menyampaikan posisi Indonesia, atas pengakuan sepihak Presiden Trump yang mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
“Saya sampaikan kepada Presiden Palestina bahwa Indonesia mengecam keras keputusan Amerika Serikat,’’ terang Jokowi, usai meninjau lokasi bencana dampak badai Cempaka di Karangmojo, Gunung Kidul, DIJ, kemarin (9/12).
Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa keputusan AS melanggar seluruh resolusi yang dibuat PBB berkaitan dengan Palestina. Yang lebih berbahaya lagi, klaim tersebut dapat merusak semua proses perdamaian antara Palestina dan Israel yang sudah dirintis sejak lama oleh berbagai pihak.
Jokowi menuturkan, dia juga menyampaikan langsung kepada Abbas mengenai apa saja upaya yang telah dan akan dilakukan Indonesia. “Saya sampaikan bahwa Indonesia mengajak semua negara untuk bersatu memberikan dukungan kepada Palestina,’’ lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Salah satu cara yang dilakukan adalah melobi negara-negara lain, terutama Uni Eropa, untuk tidak mengikuti langkah AS memindahkan kedutaan besarnya ke Jerusalem. Dengan demikian, dalam hal Jerusalem, minimal AS akan sendirian karena hanya Trump yang mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Negara-negara lain diharapkan tetap mengakui Tel Aviv sebagai Ibu Kota Israel.
Yang juga disampaikan adalah, sampai kapanpun Indonesia akan tetap mendukung Palestina untuk merdeka. Rakyat Indonesia akan selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina. Hal itu sdah menjadi komitmen Indonesia yang tertuang dalam konstitusi.
Di singgung mengenai tanggapan Abbas, Jokowi mengatakan positif. “Beliau sangat menghargai apa yang telah dilakukan negara kita. Konsistensi sejak Presiden pertama Bung Karno sampai sekarang,’’ tutur Suami Iriana itu.
Sangat mungkin, apa yang disampaikan Jokowi ke Abbas lewat telepon itu akan dibawa ke Sidang Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Bila tidak ada perubahan, rencananya OKI akan bersidang Rabu (13/12) mendatang di Istanbul, Turki. Yang jelas, untuk saat ini Indonesia terlebih dahulu menyampaikan dukungan langsung kepada Palestina sebelum mengambil langkah lainnya.
Di sisi lain, pengakuan Trump terhadap Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel itu ternyata berpengaruh besar pada dunia pariwisata ke kota suci tiga agama itu. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita), Asnawi Bahar menuturkan, meskipun belum ada laporan detail, tapi sudah ada biro-biro perjalanan yang membatalkan kunjungan ke Jerusalem.
Asnawi mengungkapkan, memang Jerusalem seringkali diberitakan dalam kondisi konflik dan panas. Tapi, kenyataan di lapangan kadang tidak seseram seperti yang diberitakan media-media internasional.
”Tapi tentu saja worry (cemas) dengan kondisi sekarang. Sekarang ini benar-benar tidak main-main. Dari pada (terjadi) apa-apa. Lebih baik diurungkan,” ungkapnya pada Jawa Pos, kemarin (9/12).
Kondisi tersebut tentu sangat merugikan bisnis pariwisata. Karena mereka sudah memesan tiket pesawat, biaya transportasi di Jerusalem, hingga akomodasi lainnya. Namun, beruntung kondisi konflik di Jerusalem gara-gara Trump itu bisa disebut force majeure.
”Mudah-mudahan bisa segera selesai, karena ini berpengaruh pada bisnis kami,” imbuh Asnawi.
Kunjungan ke Jerusalem memang lumayan peminatnya. Setiap bulan ada lima hingga 10 grup yang berpergian ke Jerusalem. Tiap grup sekitar 20-30 orang. Mereka rata-rata ingin mengunjungi Masjidilaqsha dan tembok ratapan.
”Visanya gampang diperoleh kok. Muslim atau nonmuslim cukup banyak yang ke sana,” tambahnya.
Sekjen Asita, Rusmiati menambahkan, tetap ada calon wisatawan yang berminat untuk mengunjungi Jerusalem. Di biro perjalanan miliknya sudah ada dua grup yang masing-masing berjumlah 25 orang yang ingin mengunjungi Jerusalem saat Paskah.
”Sebagai travel agen, siap untuk double securenya itu,” ujar dia.
Jawa Pos mencoba mengecek langsung ke beberapa agen biro perjalanan di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Seorang petugas menuturkan tidak ada perubahan jumlah peserta tour pascapernyataan Trump yang dikecam banyak kepala negara. Alasannya pendaftaran tersebut sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari.
“Belum ada yang membatalkan,” katanya.
Hal yang sama juga dialami salah satu perusahaan tour and travel di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Bahkan hingga kini mereka masih menerima pendaftaran peserta tur ke Jerusalem.
Laporan: Maulidi Murni, JPG
EDITOR: Mohamad iQbaL