eQuator.co.id – Pontianak-RK. Delapan anak jalanan diangkut Satpol PP Pontianak saat melaksanakan patroli pagi di Jalan Diponegoro, Pontianak Kota, Selasa (26/6). Salah satu darinya merupakan perempuan.
Kabid Penegakan Peraturan Perundangan Satpol PP Kota Pontianak, Nazarudin menjelaskan, pihaknya hanya membantu Dinas Sosial untuk mengamankan anak-anak jalanan. Nantinya, setelah dilakukan pengamanan, anak-anak jalanan yang terjaring akan diserahkan ke Dinas Sosial untuk pembinaan.
“Di sana itu yang nanti akan menyelesaikannya karena kita hanya pembinaan. Jadi pembinaan itu setiap anak-anak jalanan, gelandangan, pengemis, orang gila, termasuk anak bawah umur yang terjaring razia itu, kami serahkan ke Dinas Sosial,” jelas Nazaruddin.
Dinas Sosial sambung dia, yang melakukan pembinaan selanjutnya. Karena tupoksi Satpol PP hanya pengamanan saja. Karena Satpol PP sabagai penegak Perda.
Dari pengalaman yang pernah ada, Nazaruddin menyebutkan para anak jalanan yang diamankan ada yang lagi ngamen dan ada yang nongkrong-nongkrong. Bahkan ada yang beralasan jaga malam. Dari para anak jalanan yang diamankan tadi, menurutnya, ada yang sudah dua kali tertangkap. Asalnya ada yang dari kabupaten lain. “Jika dibiarkan seperti ini kan jadi kumuh kota ini,” tuturnya.
Diakui Nazaruddin, anak-anak jalanan tersebut biasanya di luar kendali atau di luar pengawasan orang tua mereka.
“Kadang meraka ini pagi, subuh, kadang sore sampai malam. Artinya mereka ini kan menggangu Perda bila mereka berada di sini. Aktivtas mereka itu biasa juga ngamen ada gitar itu sangat menaggangu tidak boleh,” pungkasnya.
Sementara Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Pontianak, Edy Haryanto mengaku, para anak jalanan yang terjaring tidak semua merupakan warga Pontianak. Bahkan salah satunya berasal dari Bandung.
“Kemarin rencana, dia mau kita pulangkan. Tapi kata dia mau pulang sendiri tapi tidak pulang-pulang,” ujarnya.
Ia menambahkan anak-anak jalanan yang berasal dari luar daerah akan dipulangkan karena pengaruhnya besar. Anak tersebut menurutnya banyak dari kalangan yang keluarganya bermasalah. Akhirnya anak ini mencari kehidupan bebas.
“Bahkan kalau kita undang orangtuanya tidak ada yang datang. Masing-masing dengan alasan tertentu lah. Para anak jalan tadi akan diberikan pembinaan di Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT),” ujarnya.
Saat dibawa ke PLAT nanti, para anak-anak jalanan itu sementara disimpan di ruang isolasi. Itu merupakan perlindungan anak dan tidak bisa sembarangan.
“Kalau kita bebaskan seperti kita gabungkan anak-anak PLAT yang dikhawatirkan dia suka melarikan diri, membahayakan dia, kadang-kadang melompat dari lantai dua. Jadi biar bagaimana pun tetap kita masukkan ruang isolasi,” kata Edy.
Satu dari anak jalanan yang diangkut ini beralasan bahwa ia merupakan penjaga malam di kawasan Jalan Diponegoro. Mereka sambil berkumpul-kumpul dan mengamen.
“Saya baru tidur. Soalnya jaga malam di Pattimura,” kata Ahmad.
Pemuda 23 tahun ini mengaku, sudah bergabung dengan anak-anak jalan sejak beberapa bulan yang lalu. Dia berasal dari Kota Ngabang yang sudah tujuh tahun tinggal di Pontianak. (lid)