Bisnis event organizer khusus wedding kini tumbuh mengikuti irama meningkatnya pasangan yang menikah setiap tahun. Peluang ini ditangkap Clara Claudia, pendiri Gunata Production.
I Gde Kharisma Yudha Dharma, Pontianak
eQuator.co.id – Suatu siang belum lama ini, Clara sudah menunggu dikunjungi Rakyat Kalbar di kantornya, Komplek Bali Mas I Blok D No.30. Interior kantor didominasi warna putih, rapi, dan bersih. Dekorasi dipenuhi dengan pajangan unik dan klasik membuat tamu nyaman, terutama buat pasangan yang ingin berkonsultasi bikin acara pernikahan.
Wanita berusia 28 tahun ini pun bercerita. “Awalnya itu koko saya usaha bidang fotografi dan videografi. Pas dia nikah acaranya digarap sendiri sama dia dan istrinya, akhirnya istri koko dapat ide untuk mendirikan Wedding Organizer,” tuturnya.
“Sebenarnya Gunata Production ini milik abangnya yang didirikan sejak akhir 2011 khusus untuk dokumentasi foto dan video. Sedangkan Wedding Organizer baru dimulai 2014,” kata Clara yang ramah ini.
Itu sebabnya nama Gunata diambil dari nama belakang abang dan ayahnya. Usaha ini dibangun iparnya karena di Pontianak belum banyak WO yang menggelar acara pernikahan dengan standar kualitas yang bagus.
“Banyak yang susun acaranya gak terlalu rapi, gak detail, ipar saya itu orangnya detil sekali,” cerita Clara.
Gunata bekerja tak sekadar menggelar pesta pernikahan pasangan yang mengordernya. Kantornya membuka konsultasi bagi pasangan masih bingung mengonsep momen pernikahan mereka.
“Jadi konsepnya lebih ke Wedding Planner yang mempersiapkan pernikahan dari perencanaan awal sampai hari pernikahan itu digelar. Sedangkan kebanyakan WO hanya mepersiapakan acara di hari H pernikahannya saja,” terangnya.
Karena itu, Clara sudah kerja sama dengan banyak vendor yang bisa menyarankan vendor ini plusnya apa, terus yang ini minusnya apa. “Kami pasti sarankan yang terbaik tapi keputusan tetap di mereka,” papar dia.
Ibu dua anak ini bilang, pelanggan Gunata kebanyakan orang Pontianak. Ada juga yang sekolah atau kerja di luar negeri tapi menggelar pernikahannya di Pontianak. Masyarakat kelas menengah ke atas memang menjadi targetnya.
“Dari beberapa yang saya lihat dan saya ketahui, memang kami mematok harga cukup tinggi dibanding WO lain di Pontianak. Karena kami juga memberikan kualitas pelayanan yang tinggi,” alasannya.
Gunata mematok harga berkisar Rp15-20 juta untuk satu acara pernikahan saja, tidak termasuk biaya kepada vendor-vendor yang diajak kerja sama. “Kami tidak mau memasukkan semua vendor yang sudah kami pilih dalam satu paket. Maunya kita, pengantinnya bebas memilih. Jadi vendornya mereka bisa pilih sendiri, nanti tinggal sesuaikan dengan keinginan mereka,” jelas Clara.
Menariknya, menata acara perkawinan bukan tak kerja keras. Terutama jika tamu-tamunya orang penting. Seperti ketika Clara menata pernikahan anak salah seorang pejabat penting. Tamu yang datang banyak dari luar Pontianak, kayak Medan, Makassar, Samarinda, dan Jakarta.
“Bahkan Kapolri, Pak Tito Karnavian, juga memberikan ucapan selamat lewat karangan bunga. Acaranya itu resmi banget, dan juga harus koordinasi dengan ajudannya, soal protokoler pengamanan mereka. Jadinya tegang banget pas acara itu. Ribet tapi berjalan lancar sih,” ungkapnya senang.
Perihal acara, Gunata menyarankan agar pasangan berkonsultasi terlebih dahulu dengan keluarga. “Ada pasangan yang udah mengonsep desainnya, tapi pas dikerjain orangtuanya malah gak suka dengan pilihan mereka. Biasanya itu paling sering dalam pemilihan warna dekorasi,” ujar Clara.
Masyarakat Pontianak suka jasa WO karena meringankan beban mereka mempersiapkan acara pernikahan. Terlebih mereka yang sibuk dan hanya punya sedikit waktu untuk mengurus itu.
“Jadi itu semua kami yang urus, waktunya kapan, konsepnya gimana, budgetnya berapa, mereka tinggal cocokin aja”, tambah dia.
Gunata mengedepankan kepuasan pengantin. Setiap orang punya selera masing-masing. Acara yang mewah juga belum tentu mahal.
“Biasanya yang mahal itu kalau udah ngundang artis dari luar untuk menghibur acara pernikahannya. Budgetnya bisa sampai Rp500 juta untuk semua biaya,” beber Clara.
Pernah, ada pasangan yang mengeluarkan biaya besar dengan mendatangkan Carbaret Show untuk menghibur tamu. “Carbaret Show ini yang pertama kali mendatangkannya ke Pontianak itu kami. Untuk sekali tampil bisa sampai Rp30 juta dengan durasi 45 menit,” cerita dia menunjukkan videonya.
Ia mengaku mencintai pekerjaannya, karena menyenangkan dan hasilnya setimpal. Selain WO Wedding, istri pengusaha penyewaan alat berat ini juga menyelenggarakan pesta ulang tahun anak.
PERNAK PERNIK PERNIKAHAN
Semua pasangan pengantin punya satu harapan, menikah sekali seumur hidup. Tak heran ritual yang menyatukan dua hati itu dirancang tak asal-asalan, mulai dengan dana secukupnya hingga paling wakh!
Upacara pernikahan harus dipersiapkan, mulai dari konsep, gaya, adat, hingga resepsi yang gemerlap sesuai pesanan. Itulah momen yang ditangkap Nyi Ayu Olivia Nurul Hillary, bisnis acara nikah dan resepsi alias pesta perkawinan.
Maka, Olif, begitu dia disapa, bersama suami mendirikan perusahaan wedding organizer (WO) yang diberinya nama, Wedding Pontianak pada 2014.
Bermarkas di Jalan Karimata No.25, dari luar kantornya dicat warna pink dan putih. Di dinding dalam dipajangnya berbagai foto wedding yang pernah ditanganinya. Tak lupa sertifikat expo wedding yang diperolehnya dalam bingkai yang apik.
Ditemui, Jumat (20/1), Olif bercerita kebanyakan kostumer mereka berasal dari luar Kota Pontianak. Perusahaannya berkerja sama dengan banyak vendor dalam menggarap acara pernikahan.
“Paling ribet tuh pas kerjain acara yang waktunya mepet. Terus ada juga yang orangnya minta detail, jadi seluruh desainnya harus pakai warna ungu misalnya.” cerita Olif yang yang tengah hamil itu.
Karena pasarnya luar kota, WO-nya sangat mengandalkan website untuk pemasaran. Ia melihat prospek besar jika pandai mengolah peluang ini.
“Kita pernah garap acara pernikahan dengan budget 100 juta rupiah. Ngerjainnya tuh juga enak kalau orangnya nyerahin sepenuhnya ke kita,” tuturnya.
Wedding Pontianak menawarkan paket senilai Rp72.500/tamu dengan minimal 1000 paket. Itu sudah komplit dengan dekorasi, gedung, make up dan gaun, dokumentasi, musik, undangan. Total biaya jadi Rp72.500.000.
Biaya yang lumayan tinggi adalah dokumentasi foto dan video, yakni Rp14.000.000. Dikerjakan oleh tiga fotografer, dua videografer, pengantin satu rekaman fullvideo dan dua album foto. Ditambah, menyediakan photobooth selama 3 jam bagi tamu.
“Secara keuntungan lumayan besar sekitar puluhan juta, dan itu bersih. Kita memang menyasar kelas menengah keatas,” katanya.
Dia mencontohkan dokumentasi pernikahan ke Wedding Pontianak adalah Irene dan Joko. Mereka memilih tema rias dan baju adat Padang dikombinasikan dengan sentuhan gaya adat Melayu Pontianak modern. Dekorasi pengantin yang dihiasi bunga asli serta sorotan lampu warna-warni menjadikan pelaminan terlihat etnik, mewah dan elegan.
Suasana pesta perlu musik tentu saja. Band harus mampu memberikan suasana yang nyaman. Salah satu yang ditampilkan adalah Hermawan, pemain keyboard khusus wedding party. Sekali tampil ia mendapatkan bayaran Rp2 juta perorang, dan band biasanya diisi enam orang, “Jadi band aku bisa dapat Rp.12.000.000 sekali main” ungkap Mawan.
Pernikahan harus menjadi momen yang tak terlupakan bagi siapapun. Menggelar acara pesta pernikahan di Hotel Aston, biasanya per paket custom dengan biaya Rp95.000 net/orang dengan jumlah undangan 1.500 Total, yang kawinan menghabiskan biaya Rp142.500.000.
Advis dari Wedding Pontianak untuk menghemat biaya, pertama gunakan undangan online untuk mengundang tamu. Kedua, pakai jasa prewedding yang murah. Ketiga perketat undangan. Keempat minta bantuan keluarga untuk katering. Kelima dekorasi ruangan yang simple dan gunakan vendor yang baru merintis. Keenam gunakan usaha milik teman dalam urusan foto, make up, dan gaun. Dan ketujuh, minta bantuan teman untuk membantu mengatur acara. (*)