Dari Sentiong Jadi Coffee Street

“Dulu kantor Dinas Kebersihan dan dinas PU pernah ada di dekat (Pasar) Flamboyan, lalu ada panti jompo yang dijalankan gereja. Kemudian gereja berhenti mengurusnya, tauke-taukenya kemudian ubah jadi Rumah Sakit Kharitas Bhakti yang sekarang. Itu tanah sampai yang KFC itu punya mereka,” tutur Vincen.

Dulu, salah satu sisi Jalan Gajah Mada adalah wilayah kuburan masyarakat Tionghoa (Sentiong). Pada sekitar 70-an, kuburan itu dipindahkan pemerintah ke daerah Sungai Raya (dulu Kabupaten Pontianak). Sebagai gantinya, pemerintah memberikan sebagian tanah bekas pekuburan itu kepada perkumpulan masyarakat Tionghoa yang kemudian dibangun menjadi yayasan-yayasan.

”Itulah kenapa banyak Yayasan Tionghoa didirikan di Jalan Gajah Mada,” bebernya.

Sementara, di sisi seberangnya, mayoritas dihuni masyarakat Melayu. “Itu asal mula nama Benua Melayu Laut untuk daerah sekitar Gang Landak karena dekat Sungai Kapuas. Nah di seberangnya daerah Siam sampai Ketapang itu Benua Melayu Darat. Kedua daerah itu awalnya memang kebanyakan dihuni orang Melayu,” papar Vincen.

Seiring perkembangan kota, harga tanah di daerah tersebut kemudian meningkat drastis. “Orang-orang Melayu banyak yang jual tanahnya dan pindah ke wilayah lainnya,” jelasnya.