Dilahirkan dalam kondisi keluarga yang memiliki ekonomi tidak mampu, Sudirman Hasan, pria kelahiran Ketapang, 10 Februari 1982 silam ini tidak lantas menyerah dengan keadaan.
Jauh sebelum dia menjalani banyak bisnis seperti sekarang ini, sebagian pembaca mungkin masih banyak yang tidak mengetahui bahwa pria yang juga menjabat Ketua Bidang Pengembangan Profesionalisme BPC Asosiasi Management (AMA) Indonesia Kota Pontianak ini, dulunya adalah penjual kue molen harga seratus rupiah atau moltus di pinggir jalan.
Ketertarikannya untuk sukses di usia muda, membawa Sudirman Hasan yang juga aktif dalam keanggotaan Himpunan Pengusaha Muda Indoneaia (HIPMI) Provinsi Kalbar ini sampai pada beberapa bisnis yang dijalaninya kini. Seperti diantaranya sebagai distributor semen Bosowa dan semen Cornh di bawah bendera PT Prima Inti kapuas, distributor pupuk PT Pesona Delta Pawan, loket travel dan PPOB PT Berlin Teknologi Indonesia, trading PT Bitcoin dan EO CV Cakrawala Cipta Borneo.
Bagaimana kisah Sudirman Hasan dalam memulai usahanya, berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar;
+Sejak kapan Anda mulai terjun ke dunia usaha serta apa yang memotivasi Anda untuk berusaha?
-Saya memulai bisnis mulai dibangku kuliah semester pertama. Motivasi awalnya hanya ingin bisa membiayai kuliah dengan uang sendiri, dikarenakan keadaan ekonomi orangtua yang tidak mampu.
Dulu juga saya termotivasi karena melihat orang sukses. Hanya bagaimana bisa sukses di usia muda.
+Katanya, Anda sebelum menjalani banyak usaha seperti sekarang ini, Anda sempat memulai usaha dengan menjual molen di pinggir jalan?
-Saya dulu awalnya jualan molen yang kecil-kecil itu, harganya Rp100. Dari satu gerobak, lama-lama nambah jadi beberapa gerobak. Lumayan waktu itu buat pendapatan untuk di awal. Dari situlah mulai terus mencari peluang dan usaha yang bisa terus dikembangkan.
+Bagaimana kemudian, akhirnya Anda memilih terjun ke bisnis yang umumnya bergerak di bidang jasa ini?
-Saya lebih tertarik bergerak di bidang distribusi barang dan jasa. Karena fokusnya hanya tinggal market dan strategi pemasarannya. Dan marketing adalah profesi yang saya suka. Dari waktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
+Bagaimana pandangan Anda mengenai prospek dari usaha-usaha yang dijalankan saat ini?
-Untuk bisnis yang saya jalankan sekarang prospeknya tetap bagus. Seperti semen ini material utama untuk proses pembangunan, baik pembangunan infrastruktur maupun property. Tidak akan pernah berhenti sampai kapanpun. Artinya ini bisa masuk kategori bisnis kebutuhan. Begitupun dengan pupuk juga sama, yang menjadi kebutuhan utama bagi para petani.
Jasa pelayanan PPOB juga kebutuhan. Orang harus tetap bayar setiap bulan. Intinya saya lebih tertarik bisnis yang bisa menjadi solusi bagi masalah dan kendala banyak orang. Dan itu harus menjadi kebutuhan banyak orang.
+Seperti apa hambatan-hambatan yang Anda hadapi dalam usaha ini serta bagaimana menghadapinya?
-Hambatan selalu ada, di mana pun kita berada. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menciptakan solusi tanpa menimbulkan masalah baru. Saya selalu menyelesaikan masalah itu dengan mengawalinya lewat pendekatan personal.
+Selama menjalani berbagai usaha ini, apakah Anda pernah gagal?
-Seiring berjalannya waktu, gerobak molen saya yang awalnya itu bangkrut, karena tidak mampu bersaing dengan usaha-usaha kuliner yang lain. Waktu itu sistem manajemennya juga masih sangat sederhana. Saya sempat juga jatuh bangun lima tahun jadi distributor makanan kesehatan.
+Apa yang Anda lakukan untuk bangkit saat jatuh?
-Untuk bangkit bisa dengan memulai bisnis yang baru. Atau saya akan ganti team dan manajemen baru.
+Dengan banyaknya usaha yang Anda jalani saat ini, bagaimana cara Anda membagi waktu antara bisnis, keluarga, teman dan lainnya?
-Saya full urusan bisnis, Senin sampai Sabtu sore. Setelah itu waktu khusus untuk keluarga.
+Setelah memiliki berbagai usaha ini. Apakah Anda mempunyai rencana untuk membuka usaha lain atau melakukan pengembangan terhadap usaha yang sudah ada. Seperti apa rencana Anda ke depan?
-Ke depan, saya masih punya mimpi untuk bisa mengembangkan bisnis yang sudah ada ini agar lebih besar lagi, sambil melihat-lihat peluang baru. Ada pun pengembangan yang dilakukan nantinya, fokus saya bukan hanya volume tapi juga wilayah penjualan agar bisa ekspansi lebih luas lagi.
Reporter: Fikri Akbar
Redaktur: Andry Soe