
eQuator.co.id – Tempat ditangkapnya penyelundup sabu 18 Kg dan 23.400 butir Happy Five di Jalan KH. Wahid Hasyim, Gg. Amal, Pontianak, merupakan rumah kosong. Di depan rumah terpasang iklan akan dijual.
Ketua RT 002 RW 00, Kelurahan Tengah, Kecamatan Pontianak Kota, Paiman mengatakan, pemilik rumah nomor 62 tersebut sudah pindah sejak 2015 sekitar bulan November. Rumah itu sempat dihuni tiga kepala keluarga. Tapi, awal 2016, tak ditempati lagi.
“Sejak pemiliknya pindah, rumah itu kosong, pernah bilang rumah mau dijual,” ujarnya kepada Rakyat Kalbar, di kediamannya, Gg. Amal, Senin (7/11).
Menurut pengakuan pria berusia 53 tahun ini, semenjak rumah tersebut ditinggalkan, tidak pernah lagi melihat pemilik rumah tersebut datang. Sementara, dua tersangka yang ditangkap polisi, ia belum pernah bertemu.
“Ketika pindah mereka ada lapor ke sini dan membuat surat pindah domisili,” terang Paiman.
Waktu penggerebekan di rumah tersebut, Paiman sedang berada di luar kota. Mendengar kabar, dia bergegas pulang. “Adik saya yang telpon, dia bilang ade polisi yang cari saya karena ada penggerebekan di rumah nomor 62,” ungkapnya.
Senada, Ferdiansyah, warga Gg. Amal. Ia mengatakan, dalam tahun ini rumah tersebut memang kosong. Pernah sekali melihat pemilik rumah nomor 62 tersebut datang. “Saya lihat waktu itu setelah selesai menyapu dan kemas-kemas rumah langsung pergi,” ujarnya.
Pria 39 tahun ini melanjutkan, pernah melihat tersangka sekitar tiga bulan yang lalu tetapi tidak ada tegur sapa. Datang ke rumah tersebut, mereka pakai mobil Toyota Fortuner berwarna putih. Namun, tidak menginap.
“Waktu pertama saya lihat dia (tersangka) ke rumah itu siang hari, masuk ke dalam rumah itu. Sekitar setengah jam, pergi lagi,” ungkapnya.
Pemilik rumah merupakan mertua tersangka. Ketika masih tinggal di Gang Amal, orangnya ramah, begitu juga dengan mertua perempuannya.
“Ada tegur sapa terhadap warga, tetapi istri tersangka tidak,” beber Ferdiansyah.
Yang menarik, beberapa bulan belakangan, rumah kosong itu biasa saja. Tiba-tiba direnovasi dan dipasang CCTV. Kunci pintu pun diganti yang elektronik. Untuk membukanya harus memakai kode tertentu.
“Sempat curiga, kenapa rumah itu beda dari yang lain, kok ada CCTV nya, dan nggak tau apa isinya tapi nggak pernah sih kepikiran ada sabu atau yang lainnya,” tutupnya.
Sementara itu, Ana, tetangga yang tinggal berhadapan dengan rumah nomor 62 mengungkapkan, bahwa memang ada kegiatan tersembunyi di depan rumahnya tersebut. “Sebulan itu empat kali mereka bongkar ban, mereka datang ganti-ganti mobil. Banyak mobilnya,” ungkap Ana.
Menurut dia, kerap kali melihat aktivitas itu dari lantai atas rumahnya. “Rumah itu sepi, kan sudah lama tidak ditinggali. Setahunan gitu la. Tapi, menantunya warga Malaysia itu memang biasa datang. Itulah, bongkar ban. Biasanya malam, kita juga tidak tahu kan,” tuturnya.
Nah, saat tetangganya itu digerebek polisi, barulah dirinya mengetahui ternyata di rumah itu ada narkoba. “Makanya kemarin itu terkejut, mungkin itu yang dikerjakan, saat rumah ini ditinggal kosong sejak lama,” ujar Ana.
Laporan: Junius Ambrosius dan Achmad Mundzirin
Editor: Mohamad iQbaL