eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Daging sapi beku mulai digemari masyarakat Kalimantan barat. Berdasarkan data Bulog Kalbar kenaikan konsumsinya mencapai 40 persen.
“Kenaikan ini mulai tampak dari awal tahun hingga sampai saat ini, dimana permintaan daging beku terus meningkat,” ujar Kepala Bulog Kalbar, Sabarudin, Selasa (26/6).
Harga daging sapi beku lebih murah dibandingkan sapi potong segar. Sedangkan kualitasnya sama.
“Harga daging sapi segar berkisar Rp120-125 ribu per kg. Sementara harga daging beku yang dijual ke distributor serta Rumah Pangan Kita (RPK) di harga Rp73 ribu per kg,” ujarnya.
“Untuk distributor sendiri wajib menjual daging beku dengan harga Rp80 ribu/kg ke konsumen akhir. Ini dilakukan guna memastikan disparitas harga,” timpal Sabarudin.
Sejak awal tahun hingga 25 Juni 2018, Bulog Kalbar telah mendistribusikan daging sapi beku sebanyak 128 ribu kg. Diprediksikan jumlahnya akan mengalami peningkatan.
“Karena permintaan terus terjadi. Kita terus berupaya memenuhi permintaan masyarakat terhadap daging sapi beku,” lugas Sabarudin.
Salah seorang yang sering mengkonsumsi daging sapi beku yaitu Joko. Warga Kabupaten Kubu Raya ini kerap membeli daging sapi beku di pasar modern. Ia lebih memilih daging beku lantaran harganya relatif lebih murah.
“Paling sering beli sapi beku di supermarket. Di samping lebih murah, praktis memilih mau bagian mana yang kita beli. Sebab sudah dikemas masing-masing jenisnya,” kata pria 28 tahun ini.
Joko menuturkan, daging sapi beku rasanya sama dengan sapi potong yang kerap dijual padagang di jalan atau pasar tradisional. “Namanya daging rasanya sama saja bagi saya. Cuma bagaimana mengolah dalam memasaknya saja yang berbeda,” lugasnya.
“Daging beku yang dijual di pasar moderen juga kita tahu izinnya, masa berlakunya. Sehingga dari segi keamanan tidak khawatir untuk dikonsumsi,” sambung Joko.
Laporan: Nova Sari
Editor: Arman Hairiadi