eQuator – Pontianak-RK. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak menganalisis terjadinya gelombang tinggi di perairan Kalbar yang membahayakan bagi sejumlah kapal yang berlayar.
Terjadinya gelombang tinggi yang semakin meningkat diperkirakan akan terjadi dalam sepekan ini. Hal ini karena adanya siklon tropis melor yang ada di Filipina sehingga mempengaruhi kondisi perairan Kalbar. Gelombang tinggi ini terjadi terutama di wilayah kawasan utara perairan Kalbar. Seperti wilayah perairan Natuna, Anambas serta wilayah laut Ketapang.
“Tinggi gelombang untuk hari ini maksimumnya 1,5 meter. Sekitar tanggal 16 Desember 2015 mencapai 3,5 meter, sedangkan pada tanggal 17 sampai 18 Desember akan lebih tinggi lagi, yakni mencapai 5 meter,” ujar Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim, Primastuti Indah yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/12).
Perlu diketahui bahwa dalam meteorologi, siklon tropis (atau hurikan, angin puyuh, badai tropis, taifun atau angin ribut tergantung pada daerah dan kekuatannya) adalah sebuah jenis sistem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis.
Sementara angin sejenisnya bisa bersifat sangat merusak atau destruktif tinggi. Siklon tropis adalah bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer yang memindahkan panas dari daerah khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi. Daerah pertumbuhan siklon tropis paling subur di dunia adalah Samudra Hindia dan perairan barat Australia.
“Sebagai contoh wilayah kepulauan Natuna akan terjadi tinggi gelombang mencapai 5 meter pada tanggal 18 Desember ini dan akan semakin naik,” ingatnya.
Gangguan siklon tropis melor yang terjadi di wilayah Filipina merupakan ganguan cuaca global yang dapat mengakibatkan cuaca buruk. Karena adanya pembentukan pusaran angin di daerah yang dilewatinya serta dapat meningkatkan gelombang.
Selain itu, faktor kecepatan angin diperkirakan 25-30 knot yang terjadi sehingga mengakibatkan tingginya gelombang. “Karena angin kencang maka gelombang akan semakin tinggi,” ulasnya.
Dengan kondisi cuaca dan tinggi gelombang seperti ini tentunya sangat berbahaya bagi kapal nelayan. “Misalnya seperti kapal barang yang kemarin tenggelam di perairan Ketapang,” bebernya.
Sementara itu, untuk kapal jenis feri untuk tinggi gelombang 3 meter masih bisa berlayar serta kapal penumpang tujuan Pulau Jawa. “Namun ke Natuna harus waspada dan hati hati,” ingatnya.
Terkait kondisi perairan laut Ketapang, setelah dianalisa memang kemarin ada cuaca buruk. Kalau prakiraan arah angin dan arus angin konvergensi pertumbuhan awan banyak menimbulkan angin dan hujan yang kencang.
Reporter: Isfiansyah
Redaktur: Andry Soe