eQuator.co.id – Pontianak-RK. Baru berusia 18 tahun, Fadhilah Khairunia Sogiono, sangat beruntung. Di usia sebelia itu, pada 12 Agustus mendatang, Fadhilah akan berangkat ke Mekkah menunaikan rukun Islam kelima.
“Perasaan senang, tidak bisa digambarkan, alhamdulillah,” ujarnya ketika ditemui di kediamannya, Kelurahan Pal Lima, Kecamatan Pontianak Barat, belum lama ini.
Tertera di data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang dikeluarkan Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar, Fadhilah merupakan calon jamaah haji (CJH) termuda asal Kalbar kelompok terbang (Kloter) 14. Setakat ini, ia masih menjalani pendidikan Ekonomi Syariah semester 3 di Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak.
Perempuan kelahiran Pontianak, 9 Januari 1999, itu berangkat menunaikan ibadah haji dibiayai orangtuanya. Pada 1 Januari 2005, saat usia Fadhilah 6 tahun, sang ibu Mardiana dan almarhum ayahnya, Sogiono Bin Toekiran, berangkat ke tanah suci. Tepat pada 29 Januari 2005, sang ayah menghembuskan nafas terakhirnya di Mekkah karena sakit jantung yang dideritanya.
“Almarhum bapak ada berpesan dengan ibu, nanti harus bawa anak-anak ke sana (naik haji),” cerita Fadhilah.
Memegang teguh pesan sang suami, Mardiana menjual sebidang tanah agar kedua anaknya bisa mendaftar dan berangkat haji. Sebelumnya, pada tahun 2005, keluarganya juga mendapat uang santunan atas kematian almarhum Sogiono sebesar Rp23.500.000.
“Buka tabungan haji untuk anak tahun 2009, kebetulan almarhum sebelum meninggal ada membeli tanah, saya jual tanah untuk mendaftarkan haji, karena bapaknya berpesan,” tutur Mardiana.
Fadhilah sendiri berharap, sesampainya di Mekkah, dia dan abangnya bisa melihat makam sang ayah. Meskipun, berdasarkan informasi yang diterimanya, untuk melihat makam keluarga di Mekkah dari dekat agak susah. Biasanya cuma bisa melihat dari bus yang ditumpangi saat melewati area pemakaman. Tentu saja, Fadhilah juga berharap bisa jadi haji yang mabrur.
Ia berhaji ditemani oleh abangnya, Fauzi Yasharsujud Sogiono. Pria kelahiran 3 Juni 1997 itu juga mahasiswa Untan. Di Fakultas Mipa Prodi Sistem Komputer.
“Alhamdulillah, bisa berangkat waktu muda, karena kalau udah tua bisa saja sakit atau kita ndak tau, perasaan sangat-sangat senang dan tidak bisa diukur,” ucap CJH laki-laki termuda dari Kota Pontianak ini.
Sementara itu, Rabu (9/8), Pemerintah Provinsi Kalbar memberikan perhatian khusus kepada para CJH. Di sela-sela agendanya yang padat, Gubernur Cornelis menyempatkan diri hadir di Bandara Supadio Pontianak untuk melepas keberangkatan Kloter 11 menuju Embarkasi Batam.
“Selamat jalan para jamaah, semoga perjalanan menuju Embarkasi Batam selanjutnya menuju Jeddah dalam keadaan selamat,” tutur Cornelis di dalam pesawat, didampingi Sekretaris Daerah (Sekda), M. Zeet Hamdy Assovie.
Ia juga berharap para CJH Kalbar selalu sehat, kembali ke tanah air dengan selamat, dan mabrur ibadah hajinya. “Juga pada kesempatan yang baik ini, saya pamit dan mohon maaf selama sepuluh tahun memimpin Kalbar,” ujarnya.
CJH asal Kalbar yang tergabung dalam Kloter 11 ini berjumlah 443 jamaah yang berasal dari Kabupaten Sanggau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Mempawah, dan Kabupaten Landak. Usai melepas para CJH, gubernur turun dari pesawat dan melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan Sekda Kalbar M. Zeet Hamdy Assovie bersama beberapa Forkopimda, ikut ke Embarkasi Batam.
Kepada para jamaah, M. Zeet berpesan, hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan cuaca yang tentunya jauh lebih panas dari iklim Kalbar. “Dengan cara memperbanyak meminum air putih, mengkonsumsi buah-buahan dan lain sebagainya yang bermanfaat bagi tubuh serta kesehatan,” tuturnya, di Batam.
Ia meminta para CJH fokus menunaikan ibadah. Pun dapat menjaga martabat bangsa, menjaga nama baik daerah, khususnya Kalimantan Barat.
Sekda pun berharap para CJH dapat menjalin komunikasi yang baik dengan para petugas yang mendampingi mereka. “Jangan memisahkan diri dari rombongan, persiapkan diri dengan baik, jaga kesehatan, karena hal tersebut merupakan faktor terpenting dalam menjalankan ibadah suci ini,” pesan M. Zeet.
Di sisi lain, hujan lebat yang telah menghapus asap kabut beberapa hari terakhir menyebabkan sebagian halaman Asrama Haji Kalbar di Jalan Letnan Jendral Sutoyo No.17, Pontianak Selatan, terendam air setinggi mata kaki. Namun, hal itu tak menyurutkan aktivitas para CJH dan keluarga yang mengantar mereka. Begitu juga dengan para pedagang kaki lima yang beroperasi di lingkungan asrama haji.
Rabu (9/8), terlihat sekitar 50 orang pengantar CJH memasuki lingkungan asrama haji untuk mengantar keluarganya. Mereka berasal dari Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Para pengantar ini rela berbasah-basah.
Nurhayati, CJH dari Sungai Kakap, Kabupaten kubu Raya, lah yang diantar. Perempuan 58 tahun ini tampak sangat bersemangat untuk berhaji. Dia berangkat dari rumah setelah salat, tepatnya sekitar pukul 14.00.
“Sangat bahagia diantar oleh keluarga sampai asrama,” ucapnya.
Sebelum masuk ke dalam asrama, Nurhayati berharap keluarga yang ditinggalkan untuk menjaga kesehatan serta mendoakan dirinya lancar melaksanakan ibadah haji di tanah suci. “Harapan saya, keluarga yang ditinggalkan cepat menyusul untuk menunaikan ibadah haji dan menyempurnakan rukun Islam yang kelima,” tuturnya.
Salah seorang pengantar, Erma Susanti, terlihat tersedu-sedu setelah Nurhayati memasuki Asrama Haji. Air mata yang jatuh itu bukan tangis sedih, melainkan wujud kegembiraan tantenya itu bisa berangkat haji.
Dia bercerita, sekitar 50 sanak keluarga mengantar Nurhayati. Hujan lebat tidak menyurutkan langkah mereka untuk mendampingi Nurhayati sampai masuk ke Asrama Haji. Ada yang sampai sewa mobil dan pick up. Ada pula yang mengendarai motor.
“Semoga bibi’ menjadi haji yang mabrur dan selamat serta sehat dalam beribadah di sana,” pungkas Erma.
Laporan: Riko Saputra, Rizka Nanda
Editor: Mohamad iQbaL