eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Ongkos berangkat haji disesuaikan dengan dollar. Tahun ini, total biaya haji sebesar Rp32.356.450.
“Kalau biaya lokalnya dari embarkasi Pontianak menuju Batam Rp3.297.150. Kecuali Kota Pontianak tidak ada menginap di asrama haji, jadi biaya lokal itu dikurangi Rp95 ribu,” kata Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar Ridwansyah, Selasa (24/7).
Terhadap calon jemaah haji (CJH) yang menderita sakit bisa membawa pendamping. Pendamping yang berasal dari keluarga jemaah ini ikut membantu menyiapkan peralatan-peralatan kesehatan yang dibutuhkan pasien. Jika tidak membawa pendamping, maka Kemenag juga sudah menyiapkan tenaga medis.
“Saya juga mengingatkan jemaah haji Kalbar harus saling mengedepankan semangat saling membantu sesama jemaah,” pesannya.
Jemaah haji tertua berasal dari Kabupaten Sambas. Bernama Bujang Abas Daud berusia 94 tahun. Untuk jemaah haji termuda dari Kota Pontianak, Rizki Amalia dengan usia 18 tahun.
Dikutip dari Jawa Pos, CJH yang wafat di Tanah Suci bertambah lagi. Kemarin CJH dari embarkasi Solo yang bernama Siti Aminah Rasyip meninggal karena komplikasi penyakit hipertensi.
Dengan demikian, hingga kemarin sudah lima CJH yang berpulang sebelum melaksanakan rukun haji. Sesuai data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, lima CJH yang wafat tersebut merupakan akumulasi dari kedatangan pertama pada 17 Juli hingga kemarin (24/7). Mereka berasal dari embarkasi yang berbeda (lihat grafis).
Lima CJH itu memiliki riwayat penyakit bawaan sejak di Indonesia. Sesuai ketentuan, Kemenag akan membadalhajikan CJH yang wafat di Tanah Suci maupun di asrama haji. Kemenag juga siap membadalhajikan CJH yang sudah sampai Makkah tapi tak sanggup melakukan wukuf di Arafah karena faktor kesehatan. Pihak keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya lagi karena proses badal haji ditanggung pemerintah.
Sebagai bukti, pemerintah akan menyerahkan sertifikat badal haji kepada keluarga CJH. ”Kami (Kemenag, Red) yang akan mengurus badal hajinya,” terang Kepala Seksi Media Center Haji Daerah Kerja Madinah Irfan Sembiring.
Sementara itu, mulai besok (26/7) sebagian CJH di Madinah akan diberangkatkan ke Makkah. Kemarin para petugas kloter sibuk mengecek dokumen perjalanan. Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Muhammad Khanif mengatakan, pengecekan dilakukan untuk mencocokkan dokumen dengan rombongan. Dengan begitu, saat tiba waktu keberangkatan, urusan dokumen sudah beres. Dia menjelaskan, rombongan pertama sebenarnya akan diberangkatkan pada 25 Juli malam, setelah salat Magrib. Namun, pemerintah Arab Saudi melarang rombongan bus berangkat malam. ”Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, sopir mengantuk,” katanya. Perjalanan ke Makkah diperkirakan memakan waktu sekitar lima jam. Jumlah bus yang dikerahkan akan disesuaikan dengan jumlah jamaah dalam satu kloter. ”Satu bus rata-rata bisa diisi 40–50 orang,” tutur dia.
Kepala Daker Makkah Endang Jumali siap menerima kedatangan CJH dari Madinah. Dia mengatakan, ada lima kloter yang akan datang pada 26 Juli. Mereka bakal ditempatkan di sektor XI atau wilayah Jarwal di dekat Masjidilharam. Menurut Endang, titik krusial yang menjadi perhatiannya adalah penyediaan armada yang bernama bus Sholat Lima Waktu (Sholawat). Bus Sholawat akan wira-wiri mengantar jamaah dari hotel ke Masjidilharam maupun sebaliknya.
Sebanyak 394 bus disiapkan untuk melayani 11 rute. Setiap lima menit bus-bus itu akan menjemput jamaah di halte yang telah disediakan. Layanan tersebut berlangsung selama 24 jam sehari. ”Bahkan, meski hanya satu orang yang menunggu di halte, tetap diantar sampai Masjidilharam,” ungkap Kepala Bidang Transportasi PPIH Arab Saudi Subkhan Cholid.
Di bagian lain, para CJH kemarin berkunjung ke beberapa tempat bersejarah di Madinah. Sebagian memadati Masjid Quba. Itu adalah masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad di Madinah. Sebagian lagi berkunjung ke Gunung Uhud. Tidak sedikit pula CJH yang berbelanja kurma di Kebun Kurma Abdurrahman.
Laporan: Rizka Nanda, Jawa Pos/JPG
Editor: Arman Hairiadi