eQuator – Siapa rajanya Grup D? Jangan menyebut lagi nama Manchester City. Peluang The Citizens untuk melenggang ke babak 16 Besar dengan status juara grup untuk kali pertama tidak akan terjadi. Sebaliknya, raja yang sebenarnya akan naik tahta dalam laga di Juventus Stadium, Turin, dini hari nanti.
Raja yang sebenarnya itu adalah tuan rumah Juventus. Bukan hanya meloloskan Juventus ke Babak 16 Besar, kemenangan atas City yang sudah terlebih dahulu lolos ke Babak 16 Besar juga akan menjadikan Si Nyonya Tua sebagai pemuncak Grup D dengan menyisakan satu matchday lagi.
Sedang flop-nya performa anak asuhan Manuel Pellegrini di kompetisi domestik harus dimanfaatkan Juventus. Pada pekan ke-13 Premier League di hari Minggu dini hari lalu WIB (22/11), Yaya Toure dkk baru saja dihantam Liverpool di Etihad dengan skor telak 1-4.
“Justru itu yang berbahaya dari City. Karena setelah mengalami kekalahan, City pasti akan lebih tenang permainannya,” ucap bek tengah Juventus Giorgio Chiellini dalam wawancaranya dengan Sky Italia. Kemenangan pada leg pertama di Etihad lalu (15/9) bukan dasar utama.
Berbeda saat memenangi perjumpaan pertama, kondisi Juventus sedang dalam keadaan on fire. Gianluigi Buffon dkk bukan lagi klub yang bisa menjadi bulan-bulanan tim lawan. Empat pertandingan terakhirnya di semua ajang, tidak satu pun kekalahan yang didapatkan armada Massimiliano Allegri.
Bedanya, untuk melanjutkan streak empat laga tanpa kalah ini Juventus harus berhadapan dengan komposisi pemainnya. Tercatat ada empat penggawa runner up Liga Champions 2014-2015 itu yang absen. Hernanes, Roberto Pereyra dan Sami Khedira sama-sama absen karena cedera paha.
Itu belum termasuk Martin Caceres dan Patrice Evra yang masih diragukan bisa tampil di laga home terakhirnya di fase grup. Tanpa Evra, Juventus kembali memainkan formasi 3-5-2 dengan menempatkan Alex Sandro di posisi sayap kiri. Performanya bagus di laga melawan AC Milan lalu (22/11).
Allegri secara terpisah berharap banyak dengan ledakan dari Paulo Dybala lagi. Di dalam dua pertandingan terakhir, striker berkebangsaan Argentina itu selalu mampu menjadi pembeda bagi juara bertahan Serie A itu. Makanya, Allegri pun konfiden untuk memainkannya bersama Alvaro Morata di depan.
Persis seperti apa yang menjadi ekspektasinya, memainkan kolaborasi Morata-Dybala setara dengan duet Morata-Carlos Tevez musim lalu. Allegri yakin kali ini jala gawang City yang akan digoyang Dybala. “Kami tahu dia akan memberi yang lebih banyak lagi bagi tim,” ujarnya.
Berkaca dari laga melawan Liverpool, Allegri mesti memaksimalkan lini tengah untuk mengobrak-abrik permainan City. Lambannya Yaya Toure dan pertahanan yang tanpa Vincent Kompany akan jadi tugas anak muda Juventus. Sebut saja Paul Pogba, Alex Sandro, atau kecepatan La Vespa bernama Juan Cuadrado.
Satu-satunya pergantian yang dilakukan Pellegrini adalah tidak menyertakana bek tengah Eliaquim Mangala. Dia tidak ikut berlatih dalam sesi latihan terakhir kemarin WIB. Toure sendiri dalam pernyataannya tidak menganggap ancaman Juventus sama bahayanya dengan gegenpressing Liverpool.
Karena itulah dia tidak percaya apabila di laga ini dia akan keteteran lagi. “Kami akan mencoba sekali lagi. Kemarin kami hanya sedang off day, tidak dengan pada laga besok (hari ini, Red). Kami bisa mendapatkan kemenangan di mana pun kalau kami bermain bagus,” koarnya dalam situs resmi City.
Bukan hanya performa flop, City juga harus melawan kutukan tim-tim Italia jika bermain di Turin, Statistik UEFA menyebut, tidak banyak wakil Premier League yang berhasil mencuri kemenangan di Italia. Dari 20 kali lawatan tim Inggris, hanya tiga kali kemenangan didapatkan.
City baru bisa menang di tanah Italia atas AS Roma dalam lanjutan fase grup Liga Champioons musim lalu. Tidak bisa menang, tidak berarti gagal mencuri poin juga bukan? Akan tetapi, Pellegrini datang ke Italia bukan untuk misi sekedar mencuri angka. “Kami datang bukan untuk imbang,” sebutnya.
Sebaliknya, Pellegrini ingin anak asuhnya mengejar posisi teratas grup D. Bukan lagi bicara histori, melainkan untuk mencari jalan aman di babak 16 Besar nanti. Karena, kalau memuncaki klasemen maka City besar peluangnya menghindari klub-klub besar yang sedang di puncak klasemen.
Sebut saja Real Madrid, Manchester United, Barcelona, dan Bayern Muenchen. “Itulah makanya kemenangan di Turin berarti snagat besar sekalipun kami sudah mampu lolos dari fase grup. Bukan hanya satu, dua pertandingan tersisa harus kami habisi sebagai respon dari kekalahan kemarin (lawan Liverpool, Red),” tegasnya. (Jawa Pos/JPG)