Muhammad Ridha Rachmatullah, lahir di Sungai Pinyuh, 04 Juli 1989 silam. 2014, dia memutuskan keluar dari posisinya sebagai account officer di salah satu bank di Jakarta. Alasannya simpel karena menjadi karyawan itu tidak menyenangkan. Dia pun akhirnya pulang ke Kalbar.
Kendati mengantongi ijazah sarjana, lulusan S1 Sastra Rusia Universitas Indonesia ini sempat kepepet dalam urusan dompet. Tambah lagi, situasi sulitnya mencari pekerjaan saat itu. Karena memang jurusan yang diambilnya itu tidak dibutuhkan di Kalbar.
Alhasil, jalur yang diambilnya kemudian yakni membuka usaha jual cake kecil-kecilan yang dititipkan ke warung-warung kopi di seputaran Sungai Pinyuh.
Namun seiring berjalannya waktu, karena usaha sejenis mulai dan sudah banyak, usaha penjualan cake-nya sempat vakum. Hal itu juga dikarenakan dirinya juga mengambil pekerjaan honor di Kantor Pemda Mempawah sehingga kekurangan waktu.
Sampai pada April 2015, pria yang pernah menjabat sebagai Ketua OSK Community Depok dan Ketua Komisi I DPM FIB UI ini, akhirnya mendapat lowongan bekerja sebagai Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3) yang merupakan program dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Di PSP3 ini, dia diberikan pembekalan bagaimana menjadi wirausaha di desa. Pemerintah juga memberikan bantuan dana hibah sebesar Rp20 juta untuk membentuk usaha baru. Karena wilayah tugasnya ditempatkan di Desa Malikian, Kabupaten Mempawah, pria yang kini menjabat Ketua Forum Kewirausahaan Pemuda Kecamatan Sungai Pinyuh ini mulai berpikir tentang potensi usaha apa saja yang bisa digali di sana.
Bagaimana sampai akhirnya, Ridha yang juga Wakil Sekretaris Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Mempawah dan Ketua Remaja Masjid Nikamtullah Sungai Pinyuh ini memilih chicken nugget sebagai usahanya hingga saat ini. Berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar;
+Bisa Anda ceritakan seperti apa proses awalnya hingga Anda menggeluti usaha froozen food, khususnya pembuatan chicken nugget ini?
-Saya awalnya memang hobi masak. Jadi tidak makan banyak waktu dan biaya eksperimen. Saya cukup mahir buat nugget. Jadilah saya usaha nugget ayam.
Hal itu juga didukung, karena harga ayam yang relatif murah. Yakni antara Rp23 ribu-Rp35 ribu. Saya melihat pesaing di Mempawah, yang belum ada yang buat nugget home made.
Dimana, harga di pasaran nugget dari perusahaan yang relatif mahal. Misalnya untuk 200 gram yang berkisar antara Rp22 ribu atau Rp25 ribu membuat saya ingin masuk ke semua kalangan. Dengan harga Rp15 ribu per 200 gram atau 18 packs.
Usaha ini kami beri nama Chicken Nugget J.R. Asalnya dari nama saya dan patner saya dalam usaha, namanya Joni Yurunata. Dia juga sama-sama kawan di PSP3. Jadi kami join financing di usaha nugget ini.
Saat ini kami mengerjakan nugget ini sebanyak enam orang. Dengan pembuatan sebanyak 25 kilogram nugget. Saat ini pembuatannya tidak setiap hari, kurang lebih 1 minggu 2 kali pembuatan. Untuk saat ini produksi dilakukan di Jalan Gusti Asmaun, Desa Malikian, Kabupaten Mempawah.
+Jadi kapan Anda mulai menggeluti usaha ini?
-Saya mulai launching Chicken Nugget J.R ini pada tanggal 19 Desember 2015. Dengan masuk kelima mini market di Mempawah dan via online. Saat ini sudah ada di 25 mini market. Yakni dari Sungai Duri sampai dengan Anjungan. Serta nugget yang kami produksi ini menjadi salah satu menu di Cafe Lapan Mempawah.
+Apa yang membuat chicken nugget ini berbeda dengan chicken-chicken nugget lainnya?
-Yang jelas nugget ini ayam banget tanpa bahan pengawet dan ekonomis tentunya. Nugget yang dijual saat ini ada dua jenis. Yakni ukuran 200 gram seharga Rp15 ribu dan ukuran 500 gram Rp35 ribu.
+Ada berapa varian nugget yang Anda buat?
-Untuk saat ini fokusnya sama chicken nugget saja, tapi sebelumnya biasanya ada yang order nugget ikan, sayur, bahkan tahu.
+Selain menitipkan dagangan di mini market, apakah Anda juga melayani jasa pesan antar. Dan bagaimana konsumen mengakses jasa ini?
-Saat ini kita delivery order (jasa pesan antar) untuk wilayah Kabupaten Mempawah dan Kota Pontianak saja.
Pemesanan bisa melalui media sosial, Instagram di nugget.j.r, by phone dinomor: 081293604712, Blackberry Messanger di PIN: 7eb47888 atau WhatsApp: 0813 2594 6162.
+Sejauh ini apa kendala yang Anda rasakan dalam menjalani usaha ini?
-Kalau untuk kendala sebenarnya saat ini adalah izin BP POM. Karena untuk pengurusannya cukup merogoh kocek. Dari syarat-syarat hingga keluar sertifikat MUI, kisarannya dari Rp20 juta sampai Rp25 juta.
+Kabarnya selama terjun ke dunia usaha, Anda juga pernah gagal?
-Gagal itu pasti pernah. Dulu waktu saya pernah usaha pakaian online. Gagalnya banyak hal sih, mulai dari pesaing yang bejibun, kualitas produk yang menurun dari supplier. Cuma kalau sudah gagal, saya langsung cari yang berpotensi lagi dan kulinerlah yang meraup untung menjanjikan.
+Ke depan apakah Anda punya cita-cita untuk membuka usaha lain. Atau mengembangkan usaha yang sudah ada ini. Seperti apa rencana Anda?
-Saat ini kami sedang mengembangkan usaha kripik ubi ungu, karena di Mempawah cukup banyak bahannya. Untuk nugget tetap jalan dan tetap fokus dijalankan. Karena usaha itu harus fokus dan tidak boleh setengah-setengah. Tapi tetap juga buka lini lain yang menjanjikan.
Reporter: Fikri Akbar
Redaktur: Andry Soe