eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kapolda Kalbar, Irjen Pol Didi Haryono menggelorakan program 100 hari kerja tahap pertama di bidang operasional dan pembinaan. Saat ini, tim perumus sedang melakukan finalisasi panduan dan administrasi program 100 hari kerja untuk dipedomani, didukung dan dilaksanakan oleh seluruh anggota pada Satker dan Satwil di lingkungan Polda Kalbar.
Kebijakan dan obsesi Didi sejak awal memimpin Polda Kalbar adalah zero ilegal dalam penegakkan hukum dan zero toleransi terhadap semua pelanggaran. Maka, dia berjanji memberikan penghargaan atau reward kepda personelnya yang berprestasi.
“Sebagai Kapolda Kalbar, saya tidak segan-segan memberikan penghargaan atau reward bagi siapa saja yang berprestasi,” tegas Didi dalam amanat yang disampaikan kepada para personelnya saat apel pagi di di Lapangan Jananuraga, Polda Kalbar, Jumat (15/12) pagi.
Menurut dia, banyak bentuk prestasi di masa sekarang ini yang layak mendapat penghargaan. Namun sebaliknya, Didi juga tidak segan-segan untuk menindak siapapun personelnya yang terbukti melakukan pelanggaran. “Catat sekali lagi, obsesi saya adalah zero ilegal dan zero pelanggaran,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut Didi mengatakan, kunci keberhasilan dalam karir ada empat hal. Diantaranya, mampu berkomunikasi baik dengan substansi, performansi dan gesture. Kemudian mampu bekerja dalam tim berbuat apa, bekerja dengan siapa, berada di mana, serta bertanggung jawab kepada siapa. Berikutnya, selalu berpikir positif serta mau menerima saran atau kritikan.
“Semua itu bisa dibina dan dilatih dari apel pagi seperti ini. Saya perintahkan seluruh anggota Polda Kalbar termasuk anggota Polres dan Polsek, untuk melaksanakannya dengan penuh kesadaran, tepat waktu dan penuh kebanggaan,” pintanya.
Didi menerangkan, apel pagi merupakan salah satu bagian dari manajemen sumber daya manusia (SDM) khususnya di lingkungan Polri. Dengan apel pagi, dapat mengetahui secara detail dan akurat kekuatan personel yang dimiliki.
Sehingga dengan data yang pegang diawal pekerjaan, akan memiliki kesiapan dan kepercayaan diri jika ada perkembangan situasi yang membutuhkan perkuatan.
Jenderal bintang dua ini mejelaskan, pentingnya apel pagi sebab melalui apel pagi, komando, perintah, petunjuk, dan arahan pimpinan sekaligus dapat diberikan kepada seluruh anggota.
Selain itu diajarkan dan dilatih untuk membangun jiwa korsa, kerja sama tim, dan mempererat tali silaturahmi.
“Terlebih di era teknologi informasi yang sedemikian pesatnya, sebagai personel Polri, kita harus tanggap menyikapi berbagai informasi yang beredar di masyarakat. Dengan apel pagi, informasi itu diluruskan dan disamakan nadanya secara terpimpin,” ujarnya.
Didi juga mengajak semua jajaran Polda Kalbar untuk bahu membahu membangun provinsi tercinta ini, dari sisi tugas pokok Polri sebagai alat negara dalam harkamtibmas dan penegakkan hukum.
“Mari sama-sama kita kawal, kita jaga, dan kita iringi pembangunan di daerah Kalimantan Barat, agar dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat,” ajaknya.
Sebagai personel, kata Didi, tentu apa yang akan dikerjakan beranjak dari sebuah dasar pada program Promoter Kapolri dengan lima fokus pencapaian. Yakni, pertama dengan mengubah kultur atau budaya buruk yang selama ini masih sering dilakukan. “Maka terapkan zero pelanggaran,” katanya.
Kedua, mereformasi kinerja. Sehingga tidak ada lagi pekerjaan yang dilakukan secara rutinitas dan biasa saja. “Semua harus luar biasa,” katanya.
Ketiga, memperbaiki kualitas pelayanan sehingga tingkat kepercayaan publik terhadap Polri makin meningkat. Keempat adalah meningkatkan profesionalisme dalam penegakkan hukum agar masyarakat mendapatkan keadilan, manfaat, dan kepastian di dalamnya. “Itu dengan semangat zero illegal dan zero pelanggaran,” ucapnya.
Dan, kelima meningkatkan kualitas manajemen media, utamanya agar dapat mengendalikan arus informasi di media konvensional seperti surat kabar, radio, dan televise serta di media sosial melalui jalur internet.
“Ini penting sehingga masyarakat terlindungi dari berita bohong atau hoaks, postingan bersifat provokasi, ujaran kebencian (hate speech) serta penyesatan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang tujuannya untuk mengganggu stabilitas kamtibmas,” terangnya.
Mulai sekarang, lanjut Didi, personel Polda Kalbar harus memegang prinsip kerja untuk senantiasa mampu dalam mengantisipasi berbagai ancaman dan gangguan. Mampu memprediksi segala macam situasi dan kondisi. Serta mampu dengan cerdas dan tepat mencari solusi dalam mengatasi berbagai persoalan.
Menurutnya, dengan membiasakan mengawali dan mengakhiri semua pekerjaan dengan analisa dan evaluasi (Anev) itu juga sangat penting. Untuk benar-benar dapat diukur pencapaian kerja dengan mengkomparasi atau membandingkan dengan perolehan hasil dalam satu periode sebelumnya. Sehingga hasil yang signifikan dapat diraih.
“Setiap pekerjaan harus ditentukan tolok ukurnya, targetnya, output, dan outcome-nya, serta prosentase progresnya. Jangan bekerja rutin dan biasa, tunjukkan bahwa polisi Kalbar mampu juga untuk bekerja dengan capaian yang luar biasa,” pungkasnya.
Laporan: Ambrosius Junius
Editor: Ocsya Ade CP